Amankah Ibu Hamil Melakukan Operasi Usus Buntu? Ketahui 4 Risikonya!
Benarkan operasi buntu dapat membahayakan ibu hamil dan janin?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengalami usus buntu pada saat hamil memang hal yang sangat menakutkan. Maka dari itu, ibu hamil diwajibkan untuk selau waspada dengan masalah tersebut.
Usus buntu saat hamil bisa saja terjadi pada trimester pertama hingga trimester akhir kehamilan.
Penyebab usus buntu saat hamil memang sangat beragam, mulai dari infeksi karena bakteri yang menyerang usus buntu, faktor makanan, kelelahan dan juga kebiasaan yang kurang sehat.
Jika sudah begini, apakah operasi usus buntu saat hamil itu aman?
Nah, sebenarnya jika dilakukan penanganan yang tepat oleh dokter, melakukan operasi usus buntu sah-sah saja.
Namun, jangan kaget jika setelah 2 minggu pasca operasi perut Mama masih terasa kembung atau nyeri yang hilang timbul.
Hal ini disebabkan oleh penyembuhan jahitan di dalam perut (di usus) ataupun di lapisan perut yang hingga kini masih dalam proses penyembuhan.
Mama dapat menunggu hingga jahitan sembuh dan kering seluruhnya, baik lapisan luar maupun dalam.
Jika Mama ingin melahirkan secara normal pun tidak ada masalah, meskipun memang kemungkinanannya amatlah kecil.
Pasalnya, saat seseorang melahirkan yang terjadi adalah konstraksi di uterus (rahim) bukan kontraksi di perut. Jadi operasi usus buntu tidak akan mempengaruhi proses persalinan.
Namun, alangkah baiknya jika Mama tetap menjaga kesehatan dengan baik lagi dengan mengonsumsi asupan yang bergizi untuk Mama dan calon bayi.
Untuk mengetahui lebih detail, Mama dapat berkonsultasi langsung ke dokter sehingga dapat dilakukan pemeriksaan langsung dan pemeriksaan penunjang lainnya seperti laboratorium dan USG.
Berkaitan dengan hal tersebut, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa risiko yang mungkin akan ibu hamil alami pasca operasi usus buntu
1. Kontraksi dini
Saat operasi usus buntu harus dijalani saat hamil, ada dua tindakan yang bisa dilakukan. Pada trimester pertama atau kedua, laparoskopi menjadi pilihan dengan meninggalkan luka lebih kecil.
Namun pada trimester ketiga, tindakan bedah dilakukan karena ukuran rahim yang besar. Hal ini dapat memicu kontraksi dini sehingga Moms harus lebih waspada.
2. Persalinan prematur
Pengaruh dari prosedur operasi, obat anestesi, serta obat yang diberikan sebelum dan setelah operasi dapat menyebabkan kelahiran prematur.
Maka, tindakan operasi usus buntu dianjurkan agar dapat dilakukan saat kehamilan di trimester kedua atau segera setelah terdiagnosa oleh dokter.
3. Operasi caesar
Luka bekas operasi usus buntu sebenarnya jarang terbuka kembali, baik saat persalinan normal ataupun caesar.
Namun, jika bekas operasi belum pulih sepenuhnya sampai melahirkan, maka persalinan dengan operasi caesar pun menjadi pilihan.
4. Kematian janin
Saat atau pasca tindakan operasi usus buntu faktanya bisa menyebabkan kematian janin. Tapi, kondisi ini memiliki angka kasus yang sangat kecil.
Pemicu hal ini terjadi karena pembedahan dilakukan saat janin masih belum terbentuk sempurna. Kondisi ibu hamil dan janin yang tiba-tiba menurun saat operasi juga menjadi faktor lain.
Nah, itulah beberapa fakta mengenai operasi usus buntu pada ibu hamil.
Sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan, ada baiknya Mama melakukan pencegahan dengan mengubah gaya hidup agar lebih sehat.
Dan yang paling penting, jaga pola makan Mama ya!