8 Penyebab Perut Ibu Hamil Kecil Meski Sudah Memasuki Trimester Kedua
Sebenarnya, hal ini normal atau tidak ya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Meski ada begitu banyak tanda yang menunjukan kehamilan sehat, namun ukuran perut ibu hamil lah yang menjadi salah satu ciri penting yang menandakan bahwa janin telah tumbuh sesuai dengan perkembangan janin.
Normalnya, perut ibu hamil akan membesar seiring dengan semakin tuanya usia kandungan.
Namun, setiap ibu hamil bisa memiliki kehamilan yang berbeda, termasuk dengan ukuran perut. Ada ibu yang hamil muda dan perutnya terlihat besar.
Lalu ada juga ibu yang sudah hamil tua dan tetap memiliki perut yang kecil, misalnya saat usia kehamilan sudah memasuki trimester kedua.
Sebenarnya, ada beberapa penyebab yang memengaruhi kecilnya perut ibu hamil meski sudah memasuki trimester kedua.
Namun, apakah kondisi ini berbahaya?
Untuk menjawab keresahan Mama, berikut Popmama.com telah merangkum 8 penyebab utamanya.
1. Tinggi badan ibu hamil
Setiap perempuan yang tinggi atau pendek bisa mengalami bentuk perut yang berbeda ketika sedang hamil. Ibu hamil yang pendek biasanya akan memiliki bentuk perut yang lebih besar dan terlihat terdorong ke depan.
Pertumbuhan rahim akan terlihat lebih cepat ke depan daripada ke atas. Ini semua sesuai dengan fisik ibu hamil karena tidak banyak ruang untuk pertumbuhan rahim.
Dan semua ini akan terjadi sejak awal hingga usia kehamilan lebih dari 4 bulan. Sementara itu ketika ibu hamil memiliki tinggi badan yang ideal dan atau sangat tinggi maka rahim akan tumbuh ke atas.
Janin akan menempati rahim yang lebih longgar. Ini yang akan menjadi penyebab perut ibu hamil tetap kecil meskipun sudah memasuki kehamilan trimester kedua.
2. Kehamilan pertama
Kehamilan pertama dan kedua bisa menjadi hal yang sangat berbeda. Untuk ibu hamil yang baru pertama kali hamil maka biasanya bentuk perut akan lebih kecil.
Hal ini disebabkan karena otot perut dan rahim yang masih ketat dan tidak terlalu longgar. Terkadang karena kondisi ini maka biasanya ibu hamil akan mengalami rasa tegang.
Kondisi kram perut saat hamil muda juga merupakan hal yang normal. Terlebih jika tubuh ibu hamil memang tinggi, maka kram perut mungkin akan lebih sering terjadi.
3. Posisi bayi yang bergerak
Ketika usia kehamilan sudah memasuki akhir trimester kedua maka biasanya janin akan lebih banyak bergerak. Beberapa janin sangat aktif dan selalu mencari posisi dibawah.
Terkadang juga janin juga bisa bergerak dengan beradu punggung dengan ibu hamil. Terlebih jika tubuh ibu hamil sangat tinggi.
Saat berada dalam posisi ini maka akan merasa perut ibu hamil akan terlihat lebih rata dan punggung terasa lebih nyeri. Perubahan posisi janin yang terlalu ke bawah juga bisa menjadi penyebab kesemutan pada ibu hamil.
Pasalnya, aliran darah dari jantung ke kaki ibu hamil akan terhambat. Selain itu, kondisi janin terlilit bayi juga dapat terjadi ketika janin bergerak lincah.
4. Organ perut menyesuaikan rahim
Saat seorang perempuan hamil, maka ada banyak hal yang terjadi pada perutnya. Tak hanya berisi bayi, perut ibu hamil juga akan berisi plasenta, tali pusat dan cairan ketuban.
Kemudian semua itu akan tumbuh bersama dengan bayi di dalam rahim. Akhirnya rahim akan membesar kemudian semua organ seperti usus, lambung dan bagian lain akan menyesuaikan dengan perkembangan rahim.
Saat organ pencernaan terdorong ke atas atau ke sisi samping, maka perut ibu hamil juga akan terlihat lebih kecil. Dan perubahan organ pencernaan ini juga menjadi penyebab ibu hamil susah BAB.
5. Kehamilan lebih dari dua kali
Kehamilan yang terjadi lebih dari dua kali dapat membuat otot perut dan rahim menjadi sangat elastis.
Hal tersebut dapat mengakibatkan bentuk perut ibu hamil tetap kecil meskipun sudah memasuki trimester kedua maka .
Tak hanya itu, ibu hamil yang aktif dan lincah biasanya juga memiliki ukuran perut yang lebih kecil.
6. Pengaruh air ketuban
Air ketuban akan di produksi oleh tubuh ibu hamil di 20 minggu pertama kehamilan. Setelah itu, bayi sendiri yang akan menghasilkan air ketuban.
Pada dasarnya, air ketuban berasal dari urin dan cairan paru-paru bayi. Terkadang beberapa ibu hamil memiliki air ketuban yang terlalu sedikit sehingga bisa membuat bentuk perut ibu hamil lebih langsing.
Dalam pemeriksaan antenatal care, dokter akan melihat apakah jumlah cairan ketuban masih normal atau tidak. Jika tidak ada ciri-ciri air ketuban kering atau ciri-ciri air ketuban pecah merembes, maka kondisi kehamilan akan dinyatakan normal.
7. Ukuran janin
Umumnya di trimester kedua, bayi sudah hampir sempurna namun belum memiliki sistem organ dalam yang siap dilahirkan.
Jika terjadi kelahiran prematur maka biasanya bayi juga akan mengalami beberapa komplikasi. Jadi perut kecil pada ibu hamil tidak selalu menjadi tanda adanya bahaya pada janin.
Kecuali jika ibu hamil sudah merasakan berbagai tanda janin tidak berkembang yang harus segera mendapatkan pertolongan.
8. Adanya kelainan genetik pada janin
Ada banyak penyakit genetik yang menjadi penyebab bayi lahir cacat dan juga penyebab kelainan kongenital non genetik.
Kondisi ini harus mendapatkan pengawasan dari dokter yang merawat. Beberapa bayi yang bermasalah memiliki perkembangan berat badan yang rendah.
Masalah genetik bisa terjadi karena garis keturunan dari kedua orangtua atau kondisi yang dipengaruhi oleh kromosom janin, seperti misalnya kelainan kromosom pada janin.
Nah, itulah 8 penyebab perut ibu hamil kecil meski sudah memasuki trimester kedua.
Sebenarnya, ibu hamil tidak perlu khawatir jika memiliki perut yang kecil, karena ukuran perut tidak selalu berarti berat badan janin kurang.
Selama dokter kandungan menyatakan bayi di dalam kandungan ibu hamil berkembang baik dan memiliki berat badan normal, maka perut yang kecil tidak jadi masalah.
Namun untuk mencegah terjadinya hal buruk, ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kondisi kehamilan secara rutin.