Apakah Janin Bisa Kentut dan BAB dalam Kandungan?
Apakah janin bisa melakukan hal yang sama seperti bayi atau orang dewasa?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Janin menyerap nutrisi melalui plasenta saat mereka berada di dalam rahim. Semua kotoran dari nutrisi yang dicerna janin akan dikeluarkan dalam bentuk urine. Nah, ini kemudian akan dikelola oleh plasenta.
Jika bayi dan orang dewasa bisa kentut dan buang air besar (BAB), bagaimana dengan janin? Dalam beberapa kasus, janin bisa melakukan BAB sebelum lahir. Namun ini bisa berisiko jika kotoran tersebut dihirup.
Kotoran yang terhirup selama janin berada di dalam kandungan bisa menyebabkan pneumonia, masalah paru-paru, atau gangguan pernapasan.
Penjelasan lebih lengkap tentang apakah janin bisa kentut dan BAB dalam kandungan bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com berikut ini, ya!
Apakah Janin Buang Air Besar di Dalam Kandungan?
Seperti disebutkan, beberapa janin bisa buang air besar di dalam rahim. Faktanya, menurut sebuah studi tahun 2020, sekitar 12 hingga 20 persen janin buang air besar di dalam rahim.
Ketika janin melewati hari perkiraan lahir, jumlahnya meningkat menjadi sekitar 40 persen. Buang air besar di dalam rahim jarang terjadi pada bayi prematur.
Apakah Janin Kentut di Dalam Rahim?
Sementara janin bisa buang air besar di dalam rahim, mengeluarkan gas adalah masalah lain. Untuk mengeluarkan gas, atau "kentut", seseorang perlu menelan udara. Ini termasuk janin.
Karena janin yang belum lahir tidak mengambil napas pertama mereka sampai setelah lahir, ini berarti kentut di dalam rahim tidak mungkin terjadi, Ma.
Mengapa Janin Buang Air Besar di Dalam Rahim?
Dikenal sebagai mekonium, kotoran awal bayi berwarna hitam atau hijau tua, kental, dan lengket hampir seperti tar. Ini terdiri dari sel-sel usus, lanugo (bulu halus beberapa bayi lahir), lendir, cairan ketuban, empedu, dan air, kata Bradley Howard Kessler, M.D., direktur gastroenterologi pediatrik di Good Samaritan Hospital Medical Center.
Sebagian besar waktu, bayi mengeluarkan mekonium ini pada hari pertama kehidupan mereka. Namun menurut Faulkner, terkadang bisa keluar saat masih di dalam kandungan, di mana bercampur dengan cairan ketuban. Kondisi berikut bisa menyebabkan janin mengeluarkan mekonium:
- gawat janin akibat kadar darah atau oksigen yang tidak memadai,
- masalah dengan plasenta atau tali pusat dapat menyebabkan hal ini terjadi,
- melewati hari perkiraan lahir,
- persalinan panjang dan sulit,
- mama memiliki tekanan darah tinggi, diabetes, atau masalah kesehatan lainnya,
- mama merokok selama kehamilan,
- pertumbuhan intrauterin yang buruk.
Apa yang Terjadi Setelah Janin Buang Air Besar di Dalam Kandungan?
Mekonium sebenarnya cukup bersih; sebagian besar terdiri dari air dan tidak menyebabkan infeksi rahim, kata Faulkner. Namun dalam beberapa kasus, janin bisa mengalami sindrom aspirasi mekonium (MAS).
Sindrom aspirasi mekonium terjadi ketika kotoran dihirup ke dalam paru-paru melalui napas yang kuat sebelum, selama, atau setelah melahirkan. Ini dapat menyebabkan obstruksi jalan napas, radang paru-paru, dan masalah dengan pertukaran oksigen.
Sindrom aspirasi mekonium yang parah atau tidak diobati juga meningkatkan risiko pneumonia, paru-paru kolaps, dan kondisi pernapasan lainnya pada bayi baru lahir.
Dokter dilatih untuk mengenali gejala sindrom aspirasi mekonium, dan mereka mungkin mengonfirmasi diagnosis dengan rontgen dada setelah melahirkan. Gejala sindrom aspirasi mekonium meliputi:
- cairan ketuban berwarna hijau mekonium. Jika ketuban pecah, amati warna cairannya, Ma,
- noda mekonium pada bayi,
- masalah pernapasan,
- warna kulit kebiruan karena kadar oksigen darah rendah,
- tubuh lemas,
- skor Apgar rendah,
- denyut jantung lambat (mungkin terdeteksi oleh monitor janin sebelum lahir).
Mengobati Sindrom Aspirasi Mekonium
Kotoran dalam kandungan tidak selalu membutuhkan perawatan, terutama jika bayi tampak normal dan sehat. Namun, jika bayi baru lahir mengalami sindrom aspirasi mekonium, dokter akan segera menyedot mulut, hidung, dan saluran napasnya untuk mengeluarkan cairan yang terkontaminasi.
"Bayi yang lahir tidak bernapas, lemas, atau dengan masalah jantung akan disedot dan diresusitasi sampai mereka segar kembali," tambah Faulkner.
Bayi dengan kasus sindrom aspirasi mekonium yang ekstrem mungkin memerlukan intervensi tambahan, kata Faulkner.
Tergantung pada kasus tertentu, ini dapat mencakup suplementasi oksigen, bantuan pernapasan dengan ventilator, antibiotik, metode untuk mempertahankan suhu tubuh normal, nutrisi IV, pemberian surfaktan, dan inhalasi nitrit oksida. Jika parah, bayi mungkin akan tinggal di NICU, di mana ia diawasi dan dirawat dengan hati-hati.
Sebagian besar bayi dengan sindrom aspirasi mekonium menjadi lebih baik dalam beberapa hari atau minggu. Mama mungkin akan mengamati bayi bernapas dengan cepat, tetapi kerusakan paru-paru permanen sangat jarang terjadi.
Dan meskipun beberapa ahli percaya sindrom aspirasi mekonium meningkatkan risiko asma di kemudian hari, sebagian besar tidak mengalami efek samping yang berkepanjangan, Ma.
Nah, jadi itu penjelasan tentang apakah janin bisa kentut dan BAB dalam kandungan. Semoga informasi ini bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- 6 Fakta Unik Perkembangan Janin saat Berada di Dalam Kandungan
- 5 Fungsi Air Ketuban untuk Perkembangan Janin
- Fase Penting! Ketahui Perkembangan Tulang Janin Selama Masa Kehamilan