Berpuasa Dapat Mengurangi Cairan Ketuban, Mitos atau Fakta?
Selama kehamilan tidak bermasalah dan cairan terpenuhi, ibu hamil boleh berpuasa
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagi umat Muslim, hukum berpuasa di bulan Ramadan adalah wajib. Hanya orang dengan kondisi tertentu saja yang diperbolehkan tidak berpuasa, misalkan dalam keadaan sakit dan tubuhnya payah, orang yang dalam perjalanan jauh, dan lansia (lanjut usia).
Meskipun sedang hamil, Mama tentu ingin berpuasa juga. Tetapi Mama memiliki kekhawatiran mengenai efek puasa pada kehamilan. Salah satunya adalah pengaruh puasa pada cairan ketuban. Benarkah puasa dapat mengurangi jumlah cairan ketuban? Seperti yang Mama ketahui, berkurangnya cairan ketuban berisiko untuk janin.
Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan Popmama.com berikut ini mengenai pengaruh puasa selama hamil pada jumlah cairan ketuban.
Puasa Dapat Memengaruhi Jumlah Cairan Ketuban, Mitos atau Fakta?
Selama kebutuhan cairan terpenuhi dan ibu hamil tidak mengalami dehidrasi, puasa tidak akan memengaruhi jumlah cairan ketuban.
Kebutuhan cairan terpenuhi merupakan salah satu hal yang penting dan harus dipenuhi selama hamil. Berapa banyak kebutuhan cairan ibu hamil? Ini tergantung pada berat badannya. Contohnya, berat 50 kg dikali 30 cc - 40 cc. Jadi ibu hamil harus minum 2000 cc atau 2 liter air dalam sehari.
Kekurangan cairan dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi menimbulkan beberapa risiko yang membahayakan ibu hamil dan janin. Salah satunya adalah mengurangi air ketuban di rahim dan berpengaruh pada perkembangan janin.
Kurangnya cairan juga meningkatkan kemungkinan buang air kecil akan meningkat. Ini dapat menyebabkan ibu hamil berisiko terkena infeksi saluran kemih karena menumpuknya bakteri di area tersebut.
Berpuasa saat hamil diperbolehkan, selama kondisi sehat dan Mama memenuhi kebutuhan cairan.
Kalau berpuasa, bagaimana memenuhi kebutuhan cairannya? Mama dapat minum pada waktu-waktu berikut ini:
- Setelah bangun tidur
- Sebelum makan sahur
- Setelah makan sahur
- Setelah azan Magrib
- Setelah makan malam
- Sebelum salat Isya
- Setelah salat tarawih
- Sebelum tidur
Efek Berpuasa bagi Janin
Berbagai studi yang telah mempelajari masalah ini menunjukkan bahwa ibu hamil yang berpuasa ternyata tidak memiliki efek yang signifikan terhadap bayi yang dilahirkannya. Meski ditemukan dalam beberapa kasus, berat badan lahir bayi yang ibunya berpuasa sedikit lebih rendah dari bayi yang ibunya tidak berpuasa, terutama jika puasa dilakukan di trimester pertama. Tetapi, perbedaan berat lahirnya hanya sedikit dan tidak terlalu signifikan.
Penelitian lain juga menyebutkan, bayi yang lahir dari ibu yang berpuasa, baik dalam kehamilan atau pada saat pembuahan juga disebut mungkin akan tumbuh menjadi sedikit lebih pendek dari ibu yang tidak menjalankan puasa. Tetapi sekali lagi, perbedaan ini sangat kecil.
Namun, dampak dan efek tersebut hanya ditemukan bagi ibu hamil yang berpuasa dalam kondisi fisik yang sehat dan kehamilannya aman. Selain itu, ibu hamil juga tetap harus menjaga asupan gizi yang tinggi dan minum lebih banyak cairan selama berbuka hingga sahur untuk menghindari dehidrasi.
Tips Berpuasa saat Hamil
Agar tidak menimbulkan masalah yang tidak diinginkan, Mama harus memerhatikan beberapa hal agar janin dan kehamilan tetap sehat.
Berikut beberapa tips dan kondisi berpuasa selama hamil:
- Ibu hamil harus dalam keadaan sehat dan kehamilan dalam kondisi yang aman.
- Asupan makanan bergizi dan minuman pun harus tercukupi. Hindari penurunan berat badan selama berpuasa, Ma.
- Janin dalam keadaan normal dan sehat.
- Tidak mengalami kontraksi selama puasa.
- Pertimbangkan dan konsultasikan dengan dokter. Dokter mengetahui kondisi kesehatan dan kehamilan mama, sehingga ia dapat memberikan tips untuk Mama.
- Hubungi dokter jika terjadi hal-hal yang membuat khawatir karena berpuasa.
Siapa saja yang Tidak Boleh Berpuasa
Jika Mama mengalami kondisi berikut saat hamil, sebaiknya hindari berpuasa:
- Hipermesis gravidarum
- Perdarahan karena plasenta previa atau perdarahan lainnya
- Kontraksi atau memiliki risiko persalinan prematur
- Kehamilan kembar
- Memiliki penyakit penyerta seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau asma
Diskusikan dulu dengan dokter yang mengerti kondisi kesehatan dan kehamilan mama sebelum berpuasa ya, Ma.
Nah, itulah fakta mengenai pengaruh puasa terhadap cairan ketuban. Selamat menunaikan ibadah puasa, Ma!
Baca juga:
- Makanan dan Minuman Terbaik untuk Ibu Hamil Selama Puasa
- 5 Hal yang Harus Ibu Hamil Lakukan saat Sedang Berpuasa
- Jaga Kondisi Janin, 7 Tips Aman Berpuasa saat Hamil Trimester Kedua