Detak Jantung Janin Sulit Terdeteksi jika Ibu Hamil Mengalami Obesitas
Obesitas saat hamil dapat meningkatkan risiko komplikasi, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama mengalami penambahan berat badan. Ini adalah hal yang normal yang dialami oleh ibu hamil pada umumnya.
Namun tidak jarang, ibu hamil mengalami kenaikan berat badan berlebih. Jika tidak dikontrol, kenaikan berat badan berlebih bisa meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, seperti diabetes gestasional atau preeklamsia.
Selain itu, detak jantung sulit terdeteksi jika ibu hamil mengalami obesitas. Bagaimana bisa? Penjelasannya bisa Mama simak pada ulasan Popmama.com di bawah ini!
Tandanya Bila Bumil Mengalami Kelebihan Berat Badan atau Obesitas
Kelebihan berat badan selama kehamilan dapat menyebabkan komplikasi bagi Mama dan janin. Semakin Mama kelebihan berat badan, semakin besar kemungkinan Mama mengalami komplikasi kehamilan.
Tetapi ada beberapa hal yang dapat Mama lakukan sebelum dan selama kehamilan agar janin bisa berkembang dengan baik nantinya.
Kelebihan berat badan didasarkan pada indeks massa tubuh pra-kehamilan (juga disebut BMI). Pra-kehamilan berarti BMI Mama sebelum hamil. BMI adalah perhitungan berdasarkan tinggi dan berat badan Mama:
Jika kelebihan berat badan, BMI mama adalah 25,0 hingga 29,9 sebelum hamil.
Jika Mama mengalami obesitas, BMI adalah 30,0 atau lebih tinggi sebelum hamil. Obesitas berarti Mama memiliki kelebihan lemak tubuh.
Kelebihan Berat Badan saat Hamil Membuat Detak Jantung Janin Sulit Terdeteksi
Kelebihan berat badan berarti ada lapisan lemak yang dapat mengganggu kemampuan doppler untuk menangkap suara.
Kadang-kadang, USG dapat digunakan sebagai alternatif doppler. Dengan USG, dokter atau bidan akan dapat melihat detak jantung janin dengan meletakkan transduser di perut bagian bawah.
Jika detak jantung tidak dapat dilihat pada ultrasound biasa, ultrasound transvaginal (di mana tongkat ultrasound dimasukkan ke dalam vagina untuk memberikan pandangan yang lebih dekat ke rahim) mungkin disarankan.
Komplikasi Kehamilan Karena Kelebihan Berat Badan
Jika Mama mengalami kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan, Mama berisiko mengalami komplikasi berikut:
Tekanan darah tinggi, preeklamsia dan masalah pembekuan darah. Tekanan darah tinggi adalah ketika kekuatan darah terhadap dinding pembuluh darah terlalu tinggi. Preeklamsia adalah suatu kondisi yang dapat terjadi setelah minggu ke-20 kehamilan atau tepat setelah kehamilan. Itu terjadi ketika seorang ibu hamil memiliki tekanan darah tinggi dan tanda-tanda bahwa beberapa organnya, seperti ginjal dan hati, mungkin tidak berfungsi dengan baik. Masalah pembekuan adalah ketika darah menggumpal sebagian atau seluruhnya menghalangi aliran darah di pembuluh darah.
Diabetes gestasional. Ini adalah jenis diabetes yang dialami beberapa perempuan selama kehamilan. Diabetes adalah ketika tubuh memiliki terlalu banyak gula (disebut glukosa) dalam darah. Memiliki ini selama kehamilan menempatkan Mama pada risiko lebih tinggi terkena diabetes setelah melahirkan.
Melewati hari perkiraan lahir dan masalah selama persalinan dan kelahiran, termasuk masalah dengan anestesi (obat pereda nyeri). Mama juga mungkin perlu tinggal di rumah sakit lebih lama setelah melahirkan daripada perempuan dengan berat badan yang lebih sehat.
Persalinan caesar. Jika Mama mengalami obesitas, kemungkinan besar Mama akan mengalami komplikasi dari operasi caesar, seperti infeksi atau kehilangan terlalu banyak darah.
Keguguran atau lahir mati. Keguguran adalah ketika janin meninggal dalam kandungan sebelum 20 minggu kehamilan. Lahir mati adalah ketika janin meninggal dalam kandungan sebelum lahir tetapi setelah 20 minggu kehamilan.
Jika Mama mengalami obesitas, kemungkinan besar Mama akan mengalami komplikasi lain, termasuk:
Infeksi selama kehamilan, seperti infeksi saluran kemih.
Gangguan tidur yang disebut apnea tidur obstruktif. Ini adalah saat pernapasan berhenti saat sedang tidur.
Masalah bekuan darah berbahaya yang disebut tromboemboli vena (juga disebut VTE). Ini adalah saat gumpalan darah pecah dan mengalir melalui darah ke organ seperti otak, paru-paru atau jantung. Ini dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung.
Selama persalinan, terlalu banyak lemak tubuh juga dapat menghalangi keluarnya bayi melalui panggul.
Apakah Obesitas pada Ibu Hamil Dapat Memengaruhi Janin?
Ya. Jika Mama mengalami kelebihan berat badan atau obesitas selama kehamilan, janin cenderung mengalami kondisi berikut:
Lahir prematur. Ini adalah kelahiran yang terjadi sebelum 37 minggu kehamilan. Kelahiran yang terlalu dini dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi bayi.
Cacat lahir, termasuk cacat tabung saraf dan cacat jantung. Keduanya dapat menyebabkan masalah kesehatan secara keseluruhan, bagaimana tubuh berkembang atau bagaimana tubuh bekerja.
Macrosomia. Ini berarti berat bayi lebih dari 3,7 kg saat lahir. Ketika bayi sebesar ini, dapat menyebabkan komplikasi selama persalinan dan kelahiran, termasuk cedera pada bayi.
Jika Mama menderita diabetes gestasional, bayi mungkin mengalami masalah pernapasan, kadar glukosa rendah, dan penyakit kuning.
Nah, itu penjelasan tentang detak jantung sulit terdeteksi jika ibu hamil mengalami obesitas. Jika Mama mengalami kelebihan berat badan dan obesitas, diskusikan dengan dokter mengenai cara untuk menjaga kehamilan tetap sehat dan janin berkembang dengan baik.
Baca juga:
- Kelebihan Berat Badan saat Hamil Memengaruhi Hasil USG
- Berapa Kenaikan Ideal Berat Badan saat Hamil?
- Kelebihan Berat Badan saat Hamil, Lakukan 6 Olahraga Ini ya Ma!