Waspada Paparan Amonia saat Hamil, Ini Daftar Produk dan Risikonya
Paparan amonia dalam jumlah besar dapat menyebabkan cacat lahir hingga keguguran
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain mengonsumsi makanan bernutrisi demi kesehatan janin, ibu hamil juga harus menghindari hal-hal yang membahayakan kehamilan. Salah satunya penggunaan produk rumah tangga yang mengandung bahan amonia.
Paparan amonia dapat menyebabkan iritasi pada kulit, bila terhirup lama dapat meningkatkan risiko keguguran, cacat lahir, maupun gangguan perkembangan otak janin.
Zat amonia sering ditemukan pada produk rumah tangga. Lantas, apa saja risikonya bagi ibu hamil serta produk apa yang sebaiknya dihindari?
Yuk, simak rangkuman informasinya dari Popmama.com berikut ini!
Apa itu Amonia?
Amonia merupakan gas kimia yang memiliki karakteristik bening, tidak berwarna, dan mengeluarkan bau menyengat.
Amonia alami dihasilkan dari sisa bahan organik di tanah yang diurai oleh bakteri. Sementara itu, tubuh manusia menghasilkan amonia yang terkandung di dalam urine.
Mama juga dapat menemukan produk amonia dalam bentuk padat atau cair, misalnya dalam berbagai produk rumah tangga.
Risiko Paparan Amonia saat Hamil
Paparan amonia yang berlebihan dapat menimbulkan reaksi jika terjadi paparan pada kulit, mata, rongga mulut, saluran pernapasan, dan saluran pencernaan yang memiliki lapisan lembap.
Berikut beberapa efek paparan amonia pada ibu hamil, antara lain:
- Konsentrasi rendah dapat mengiritasi jalur napas, sehingga menyebabkan batuk. Apabila terhirup dalam jumlah yang banyak, maka ini dapat menyebabkan luka bakar pada saluran hidung, tenggorokan, dan saluran pernapasan. Luka bakar tersebut dapat menimbulkan kerusakan saluran napas berupa edema bronkiolar dan alveolar. Bila ini terjadi, Mama dapat mengalami sesak napas parah hingga gagal pernapasan.
- Paparan dosis rendah pada kulit dapat menyebabkan iritasi. Sementara itu, apabila terpapar dalam jumlah banyak dapat menyebabkan cedera permanen dan luka bakar serius.
- Kadar amonia yang berlebihan dalam tubuh, khususnya di otak, dapat mengganggu kerja metabolisme tubuh. Hal ini khususnya berdampak buruk terhadap fungsi sel-sel dan saraf otak. Sedangkan dalam jumlah banyak dapat menyebabkan keracunan sistemik dengan gejala seperti kejang-kejang, bahkan bisa membuat seseorang mengalami koma.
- Paparan amonia cair pada kulit dapat menyebabkan radang dingin.
- Bila terciprat ke area sekitar mata, maka dapat menyebabkan gangguan penglihatan hingga kerusakan penglihatan permanen.
- Bila tidak sengaja tertelan, maka gejala umum yang dialami biasanya mual, muntah, dan sakit perut.
- Meski jarang terjadi, menelan konsentrat ammonia 5-10% menyebabkan luka bakar parah pada rongga mulut, tenggorokan, kerongkongan, dan lambung.
- Bila terhirup lama dapat meningkatkan risiko keguguran, cacat lahir, maupun gangguan perkembangan otak janin.
Produk Rumah Tangga yang Mengandung Amonia
Ada beberapa produk rumah tangga yang mengandung amonia. Produk ini sering sekali digunakan untuk menunjang berbagai aktivitas di rumah, antara lain:
- Pupuk
Ketika disuntikkan ke tanah, amonia cair akan berubah menjadi gas. Fungsinya untuk meningkatkan kadar pH tanah supaya dapat mematikan mikroorganisme yang berbahaya. Amonia juga dapat meningkatkan kadar nutrisi penting di dalam tanah untuk diserap tanaman.
- Produk pembersih rumah tangga
Amonia sangat efektif membasmi kotoran atau noda yang berasal dari lemak hewani atau minyak nabati. Mama dapat menemukan amonia pada produk berikut sabun pembersih kaca, pembersih bak mandi, sabun pel lantai, dan larutan pembersih toilet.
- Bahan-bahan bangunan
Bahan-bahan bangunan seperti cat dinding, tiner, dan penghapus pernis, mengandung bahan kimia berupa amonia dan klorin. Jadi bila memungkinan, hindari mengecat rumah atau ruangan saat hamil ya, Ma.
Selain itu, Mama selama menjalani masa kehamilan harus menghindari produk pewarna rambut yang menggunakan amonia sebagai salah satu bahan bakunya. Larutan pencegah goresan pada kaca dan badan mobil juga mengandung amonia, sehingga perlu dihindari.
Tips Aman Menggunakan Amonia saat Hamil
Untuk mengurangi risiko paparan amonia saat hamil, Mama dapat melakukan beberapa hal untuk menjaga kesehatan diri sendiri dan janin di dalam kandungan. Berikut tips aman menggunakan produk dengan bahan amonia selama masa kehamilan, antara lain:
- Jika harus menggunakan produk yang mengandung amonia, baca dengan teliti dan ikuti semua instruksi yang tertera pada label kemasan..
- Gunakan sarung tangan, masker, pakaian yang tertutup, kacamata pelindung saat menggunakan produk yang mengandung amonia.
- Pastikan sirkulasi udara lancar saat menggunakan produk yang mengandung amonia.
- Mengganti produk pembersih rumah dengan bahan-bahan, seperti soda kue, cuka, atau boraks untuk meminimalkan penggunaan amonia.
- Cuci tangan setelah menggunakan produk pembersih dengan sabun dan air mengalir.
Meski paparan amonia dalam jumlah kecil masih aman, ada baiknya Mama tetap waspada. Ini semua demi kesehatan selama menjalani masa-masa kehamilan.
Tetap jaga kesehatan diri sendiri dan janin di dalam kandungan ya, Ma!
Baca juga:
- Cara Memilih Keranjang Tempat Tidur untuk Bayi yang Baru Lahir
- Mempersiapkan Kelahiran Bayi, Amankah Mengecat Rumah saat Hamil?
- 8 Cara Membersihkan Rumah setelah Isolasi Mandiri