Reumatik saat Hamil: Gejala, Risiko dan Penanganannya
Reumatik dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, jika tidak mendapat perawatan dengan baik
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Reumatik terjadi saat sistem kekebalan tubuh berbalik menyerang sendi, otot, tulang, dan organ tubuh lainnya. Kondisi ini dapat mengganggu kegiatan sehari-hari, terutama saat hamil.
Reumatik sering dihubungkan dengan radang sendi atau arthritis. Namun sebenarnya reumatik terdiri dari beberapa jenis seperti rheumatoid arthritis, osteoarthritis, sindrom Sjögren, ankylosing spondylitis, dan lupus.
Reumatik, selain menyerang sistem otot dan tulang, juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh lainnya, Ma.
Bila tidak ditangani, reumatik bisa menyebabkan berbagai masalah. Mama mungkin pernah mendengar soal risiko reumatik arthritis saat hamil. Salah satunya adalah preeklampsia.
Berita baiknya, ibu hamil dengan reumatik yang terkontrol dengan baik dapat memiliki kehamilan dan janin yang sehat, Ma.
Kali ini, Popmama.com akan membahas soal reumatik arthritis, gejala, pengaruh serta penanganannya saat hamil ya, Ma.
Gejala Reumatik Arthritis saat Hamil
Bila reumatik yang Mama rasakan memengaruhi pinggul, ini dapat menimbulkan rasa sakit di persendian saat janin bertumbuh. Ini juga dapat memberikan tekanan pada area pinggul.
Umumnya, gejala reumatik pada tiap orang berbeda, tergantung pada daya tahan tubuh. Tetapi gejala yang umum dirasakan saat mengalami reumatik arthritis antara lain:
- Nyeri sendi,
- Pembengkakan dan kekakuan pada sendi,
- Area sendi hangat dan kemerahan,
- Kelelahan,
- Demam,
- Penurunan berat badan.
Apakah Reumatik Memengaruhi Kehamilan?
Reumatik terjadi saat sistem kekebalan tubuh terlalu aktif dan keliru menyerang jaringan atau organ tubuh yang sehat.
Saat hamil, sistem kekebalan tubuh menurun karena perubahan hormon. Itulah yang menyebabkan Mama merasakan gejala reumatik yang cukup intens.
Mulai trimester pertama, ibu hamil dengan reumatik merasakan gejala kelelahan dan efek peradangan yang menjadi lebih aktif.
Bila terus terjadi, Mama mungkin akan mengalami gejalanya hingga trimester kedua atau ketiga. Peningkatan gejala reumatik juga bisa berlangsung sampai enam minggu pertama setelah Mama melahirkan.
Penyebabnya adalah karena adanya peningkatan kadar sitokin antiradang dan perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, Ma.
Risiko Reumatik saat Hamil
Saat hamil, reumatik dapat meningkatkan risiko, seperti:
- Gangguan pola tidur dan insomnia, termasuk masalah kesehatan yang terjadi akibat radang atau bengkak pada otot serta sendi. Peradangan ini bisa menimbulkan rasa nyeri yang luar biasa dan membuat pengidapnya sulit melakukan aktivitas sehari-hari. Kondisi nyeri yang terjadi ketika reumatik dapat memengaruhi beberapa bagian tubuh, bahkan rasa tidak nyaman saat tidur. Tak jarang reumatik yang terjadi pada ibu hamil dapat meningkatkan gangguan pola tidur.
- Berat lahir bayi rendah. Berdasarkan data dari Taiwan's National Health Insurance Research Database (NHIRD), risiko bayi berat lahir rendah bisa dipicu karena ibu hamil sempat mengalami reumatik di masa kehamilan.
- Persalinan prematur. Saat mengalami reumatik, ibu hamil akan merasa sakit di beberapa bagian akibat otot atau persendiannya bengkak. Sehingga akhirnya memicu terjadinya kontraksi dini.
- Preeklampsia. Kondisi ini bisa terjadi pada ibu hamil yang mengalami masalah terhadap sistem kekebalan tubuhnya.
Penanganan Reumatik saat Hamil
Jika Mama memiliki reumatik arthritis yang tidak terkontrol maka Mama berisiko mengalami komplikasi seperti kelahiran prematur dan bayi yang kecil untuk usia kehamilan.
Reumatik menyebabkan nyeri sendi dan ini dapat semakin parah jika ibu hamil sudah memiliki riwayat reumatik sebelumnya.
Ibu hamil dengan reumatik membutuhkan konsumsi obat tertentu. Tetap diskusikan dengan dokter soal obat yang aman untuk kehamilan dan janin ya, Ma. Karena beberapa jenis obat dapat membahayakan janin.
Selain obat, menerapkan pola hidup sehat juga membantu mengatasi reumatik, Ma. Mama dapat melakukan beberapa hal berikut:
- Konsumsi makanan tinggi karbohidrat dan serat,
- Mengendalikan kenaikan berat badan yang disarankan oleh dokter,=
- Rutin berolahraga,
- Hindari alkohol dan rokok,
- Kelola stres,
- Tidur dan istirahat dengan baik,
- Konsumsi makanan sehat dan bernutrisi.
Reumatik dapat meningkatkan risiko komplikasi kehamilan, tetapi jika mendapatkan perawatan dengan baik, Mama juga bisa memiliki kehamilan yang sehat.
Diskusikan dengan dokter bila Mama memiliki reumatik sebelum hamil sehingga dokter dapat memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi kehamilan.
Baca juga:
- Tips Atasi Insomnia Akibat Arthritis Rheumatoid alias Rematik
- Rematik pada Laki-Laki Diduga Berpengaruh pada Kesuburan
- 5 Makanan yang Bisa Dikonsumsi Ibu Hamil Saat Alami Nyeri Sendi