Trombosis Vena Dalam saat Hamil: Penyebab dan Komplikasinya
Jika tidak ditangani ini dapat menyerang paru, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, beberapa komplikasi kehamilan yang sering diwaspadai oleh para calon mama biasanya adalah diabetes gestasional dan preeklamsia. Tetapi ada satu lagi komplikasi kehamilan yang relatif umum dan penting untuk diwaspadai. Pasalnya, komplikasi tersebut dapat mengakibatkan konsekuensi serius yaitu pembekuan darah.
Trombosis vena dalam (DVT atau Deep Vain Thrombosis) adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah vena bagian dalam.
Secara signifikan, kondisi ini lebih sering terjadi pada ibu hamil dan dapat menyebabkan kondisi yang lebih serius yang dikenal sebagai emboli paru (PE).
Untungnya, trombosis vena dalam dan emboli paru dapat diobati dan bahkan dicegah di antara ibu hami yang paling berisiko. Sebagian besar calon mama dengan kondisi pembekuan darah bisa memiliki kehamilan dan persalinan yang sehat.
Popmama.com sudah merangkum informasi yang perlu Mama ketahui tentang thrombosis vena dalam saat hamil, penyebab dan komplikasinya.
Apa Itu Trombosis Vena Dalam?
Trombosis vena dalam adalah penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh darah vena dalam. Selama kehamilan, hingga 90 persen trombosis vena dalam terjadi di kaki kiri.
Perawatan dini dapat mencegah gumpalan agar tidak pecah dan mengalir melalui sistem peredaran darah ke paru-paru (disebut emboli paru atau PE) yang dapat mengancam jiwa.
Gejala Trombosis Vena Dalam saat Hamil
Gejala yang paling umum dari trombosis vena dalam selama kehamilan biasanya terjadi hanya pada satu kaki, seperti:
- kaki terasa berat atau nyeri (banyak orang mengatakan bahwa rasanya seperti otot tertarik yang kunjung hilang),
- betis dan paha lembut, kemerahan, dan terasa hangat,
- pembengkakan ringan hingga parah.
Jika pembekuan darah pindah ke paru-paru dan Mama menderita PE, gejalanya antara lain:
- nyeri dada yang semakin parah saat Mama menarik napas dalam-dalam atau batuk,
- sesak napas yang tidak dapat dijelaskan,
- batuk berdarah,
- detak jantung cepat atau tidak teratur.
Mengapa Trombosis Vena Dalam Lebih Sering Terjadi saat Hamil?
Trombosis vena dalam mungkin lebih umum selama kehamilan karena itu cara tubuh untuk membatasi perdarahan saat melahirkan. Tubuh cenderung meningkatkan kemampuan pembekuan darah sekitar kelahiran, kadang-kadang terlalu banyak sehingga menyebabkan trombosis vena dalam.
Selama kehamilan, tingkat protein pembekuan darah meningkat, sementara tingkat protein anti-pembekuan menjadi lebih rendah. Faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap trombosis vena dalam selama kehamilan mungkin termasuk rahim yang membesar. Kondisi ini meningkatkan tekanan pada vena yang mengembalikan darah ke jantung dari tubuh bagian bawah, serta kurangnya gerakan karena bed rest.
Mama akan lebih mudah mengalami kondisi ini jika:
- memiliki keluarga atau riwayat kondisi ini sebelumnya,
- memiliki trombofilia (kelainan pembekuan darah bawaan),
- kelebihan berat badan atau obesitas,
- merokok,
- diharuskan untuk bed rest,
- memiliki preeklamsia atau penyakit kronis tertentu termasuk hipertensi, diabetes, penyakit radang usus atau penyakit pembuluh darah lainnya.
Apakah Trombosis Vena Dalam Bisa Dicegah?
Pastikan untuk memberi tahu dokter jika Mama memiliki gangguan pembekuan darah atau jika pembekuan darah terjadi di keluarga. Mama juga harus mewaspadai tanda-tanda pembekuan darah, karena pengobatan dini dapat mengurangi risiko komplikasi seperti emboli paru.
Mama dapat membantu mencegah pembekuan dan trombosis vena dalam dengan menjaga aliran darah dengan cara berikut:
- lakukan olahraga yang aman untuk kehamilan dengan sepengetahuan dokter,
- berjalan dan lakukan peregangan jika Mama telah duduk selama lebih dari dua hingga tiga jam,
- menggerakkan kaki saat sedang duduk (naik dan turunkan tumit dan kemudian jari-jari kaki),
- lakukan tindakan pencegahan ekstra saat bepergian, termasuk minum banyak air, sering bangun untuk berjalan (atau meregangkan kaki dari posisi duduk).
Apakah Trombosis Vena Dalam dapat Memengaruhi Janin?
Trombosis vena dalam adalah salah satu jenis tromboemboli vena (VTE), istilah untuk pembekuan darah di vena apa pun. VTE dikaitkan dengan preeklamsia. Banyak calon mama dengan preeklamsia memiliki kehamilan yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat. Namun, jika tidak diobati, preeklamsia dapat menyebabkan komplikasi kehamilan.
Sekitar 15 hingga 20 persen dari semua kasus trombosis vena dalam terkait dengan sindrom antifosfolipid (APS), gangguan autoimun yang meningkatkan risiko pembekuan darah. APS dikaitkan dengan peningkatan risiko keguguran berulang, pembekuan darah di plasenta, insufisiensi plasenta (ketika plasenta kurang efisien dalam mendapatkan makanan dan oksigen ke bayi), IUGR, dan serangan jantung dan stroke pada mama.
Beri tahu dokter jika Mama pernah mengalami pembekuan darah di masa lalu atau keguguran berulang. Dokter mungkin akan menjalankan tes darah untuk memeriksa APS.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika Mama atau keluarga kandung didiagnosis dengan trombosis vena dalam, beri tahu dokter. Dokter mungkin akan menjalankan tes darah untuk melihat apakah Mama memiliki trombofilia, yang meningkatkan risiko pembekuan darah.
Jika Mama menderita trombofilia, dokter dapat memberikan pengencer darah untuk keamanan Mama dan janin.
Selain itu, jika Mama melihat salah satu gejala di atas (terutama selama kehamilan atau dalam delapan minggu pertama setelah kelahiran), segera hubungi dokter. Mama akan mendapatkan serangkaian tes untuk pemeriksaan trombosis vena dalam.
Jika ternyata Mama memiliki pembekuan darah, Mama mungkin akan diobati dengan obat pengencer darah untuk mengurangi kemampuan pembekuan darah dan mencegah pembekuan lebih lanjut. Selain itu, kondisi Mama juga akan terus dipantau selama kehamilan.
Nah, itu penjelasan tentang trombosis vena dalam saat hamil, penyebab dan komplikasinya. Apakah Mama pernah mengalami kondisi ini?
Baca juga:
- 5 Komplikasi yang Bisa Terjadi di Trimester Kedua Kehamilan
- 9 Gejala Komplikasi Kehamilan yang Tidak Boleh Diabaikan
- Hindari Risiko Komplikasi, Yuk Jaga Gula Darah selama Kehamilan!