Hamil Kok Tetap Kurus, Berbahaya atau Tidak Ya?
Perut memang makin besar tapi bagian tubuh yang lain tetap langsing, normal nggak ya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kehamilan membawa banyak perubahan besar pada kehidupan seorang calon Mama. Perubahan ini tak terkecuali adalah bentuk tubuh. Umumnya, Mama yang sedang hamil mengalami penambahan berat badan dan bentuk tubuh yang semakin membesar daripada sebelumnya.
Ya, tiap orang memang akan memiliki bentuk tubuh yang berbeda-beda saat hamil, bahkan jauh dari apa yang dibayangkan.
Ada ibu hamil yang justru tampak tetap kurus atau bahkan lebih kurus dari sebelumnya. Dengan begitu banyak gambar dan pesan yang mengidealkan bentuk tubuh dan berat badan saat hamil, Mama mungkin mulai bertanya-tanya apakah ada yang salah dengan diri mama. Dan bahkan jika bentuk kehamilan mama sesuai dengan citra yang diidealkan, Mama mungkin khawatir tentang apakah kehamilan mama sehat atau kenaikan berat badan mama berada di jalur yang benar.
"Skinny pregnant" atau hamil kurus adalah istilah untuk menggambarkan kondisi seseorang yang tetap kurus meski sedang hamil. Berikut Popmama.com merangkum informasi seputar hamil kurus, dilansir dari Healthline:
Apa Itu Hamil Kurus?
Hamil kurus dapat memiliki arti yang berbeda bagi tiap orang. Ini bukan istilah medis. Tetapi kondisi ini menyiratkan seorang ibu hamil yang menambah berat badan hanya pada baby bumps-nya sementara bagian tubuh yang lain tampak tidak berubah.
Alih-alih berfokus pada gambar atau istilah yang diidealkan, penting untuk diingat bahwa semua ibu hamil seharusnya akan mengalami penambahan berat badan yang berbeda selama kehamilan. Faktanya, tidak jarang seorang mama bisa memiliki penambahan berat badan yang berbeda dari kehamilan yang satu dengan kehamilan yang selanjutnya.
Faktor yang Memengaruhi Bentuk Tubuh saat Hamil
Berbagai hal akan memengaruhi perubahan tubuh mama selama kehamilan dan seperti apa wujud baby bumps mama. Faktor tersebut meliputi:
- Perkembangan otot
- Struktur tulang (tinggi, rangka, dan struktur pinggul dapat membuat perbedaan besar dalam perkembangan bentuk tubuh saat Mama hamil)
- Bagian-bagian tubuh yang bertambah besar (bertambah di perut atau bertambah di seluruh bagian tubuh)
- Apakah ini kehamilan pertama, kedua, ketiga, dll. (terutama jika jarak antar usia anak berdekatan)
- Keturunan
- Apakah Mama mengandung lebih dari satu bayi
Penambahan Berat Badan yang Ideal selama Hamil
Penambahan berat badan saat hamil adalah hal yang wajar, sehat, dan normal. Kenaikan berat badan ini adalah bagian penting dari pertumbuhan bayi, perkembangan plasenta, ekspansi cairan, dan penumpukan lemak mama (misalnya pada bagian payudara saat hamil yang berkembang lebih besar).
Pertambahan berat badan yang optimal selama kehamilan didasarkan pada indeks massa tubuh (IMT) seseorang. Menurut rekomendasi dari CDC, mereka yang memiliki:
- Berat badan kurang (BMI 18,5 atau kurang) harus bertambah 12,7 kg hingga 18,15 kg
- Berat badan normal (BMI 18,5-24,9) harus bertambah 11,34 kg hingga 15,9 kg
- Kelebihan berat badan (BMI 25,0-29,9) harus bertambah 6,8 kg hingga 11,3 kg
- Obesitas (BMI 30 atau lebih) harus bertambah 4,9 kg hingga 9,07 kg
Penambahan berat badan yang disebutkan di atas hanyalah rata-rata yang disarankan. Tetapi ada pengecualian. Misalnya, jika Mama hamil anak kembar, maka berat badan yang harus ditambahkan lebih banyak lagi.
Untuk menjaga kesehatan dan mencegah dampak buruk, Mama harus selalu memeriksa dengan dokter kandungan tentang seberapa penambahan berat badan yang disarankan, beserta pantangan dan anjuran dietnya.
Risiko Terkait Berat Badan Kurang selama Kehamilan yang Harus Dikelola dengan Baik
Alih-alih untuk mempertahankan berat badan tertentu atau mencapai bentuk tertentu selama kehamilan, biasanya dokter kandungan berfokus pada kesehatan mama secara keseluruhan. Jika kelebihan berat badan saat hamil dapat menyebabkan berbagai komplikasi kehamilan yang membahayakan, berat badan kurang saat hamil juga bisa menimbulkan masalah.
Bagi Mama yang memulai kehamilan dengan berat badan optimal, tetapi tidak bertambah cukup, ada kemungkinan kurangnya konsumsi kalori selama kehamilan. Risikonya termasuk malnutrisi, kehilangan otot, kelemahan, dan masih banyak lagi. Sebuah studi tahun 2015 menemukan adanya risiko pada bayi yang disebabkan karena kenaikan berat badan yang tidak memadai pada sang Mama saat hamil, termasuk kelahiran prematur dan berat lahir rendah.
Tidak peduli ukuran tubuh sang Mama, penurunan berat badan selama kehamilan tidak disarankan.
Berfokus pada Kualitas Kesehatan, Bukan Hanya Ukuran
Setiap tubuh itu unik, bahkan meski sedang tidak dalam kondisi hamil. Jadi, penting untuk menghindari membandingkan diri dengan orang lain, baik Mama sedang hamil atau tidak.
Sebaliknya, mari berfokus pada gambaran yang lebih besar yang dapat diuraikan melalui beberapa pertanyaan ini:
- Apakah saya mengonsumsi makanan sehat dengan kalori dalam jumlah yang sesuai?
- Apakah saya berolahraga teratur dengan cara yang aman?
- Apakah saya secara mental, spiritual, dan fisik mempersiapkan diri untuk persalinan dan bulan-bulan berikutnya?
Ingatlah, penting untuk melakukan pemeriksaan rutin ke dokter kandungan selama kehamilan. Konsultasikan secara terbuka dan jujur dengan dokter tentang masalah kesehatan apa pun, termasuk yang berkaitan dengan berat badan.
Semoga informasi ini dapat bermanfaat ya, Ma.
Baca juga:
- Berat Badan Ibu Hamil Turun saat Bobot Janin Naik, Kenapa Ya?
- Duh, Ini Bahaya Kenaikan Berat Badan Berlebih bagi Ibu Hamil dan Janin
- Untuk Ibu Hamil, Ini Dia 5 Cara Menurunkan Berat Badan Saat PCOS