Begini Dampaknya jika Rhesus Ibu Hamil Berbeda dengan Janin
Inkompatibilitas rhesus adalah kondisi akibat ketidakcocokan antara darah ibu hamil dengan janin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rhesus (Rh) merupakan jenis protein yang terdapat di luar sel darah merah. Protein rhesus ini dapat digolongkan menjadi Rhesus poitif (Rh+) atau Rhesus negatif (Rh-).
Protein rhesus ini nantinya akan diturunkan secara genetik dari orangtua pada anak. Nah, sebelum memasuki atau di awal masa kehamilan, ada baiknya Mama memerhatikan golongan rhesus yang Mama miliki.
Hal ini dikarenakan bu hamil yang memiliki Rh-negatif dapat berisiko melahirkan bayi dengan penyakit rhesus atau inkompatibilitas rhesus.
Berikut Popmama.com telah rangkum dari berbagai sumber mengenai dampak jika rhesus ibu hamil dan janin berbeda.
Apa itu Inkompatibilitas Rhesus?
Penyakit Rh atau yang disebut dengan inkompatibilitas rhesus merupakan suatu kondisi yang disebabkan karena ketidakcocokan antara darah ibu hamil dengan janinnya.
Jika rhesus ibu hamil dinyatakan negatif dan rhesus janin positif, maka tubuh mama akan mengenali protein Rh positif pada bayi sebagai benda asing.
Ketika hal itu terjadi maka timbul reaksi. Tubuh mama akan memproduksi antibodi yang bisa merusak dan menyerang sel darah merah janin dan membahayakan kesehatannya.
Dampak jika Rhesus Ibu Hamil dan Janin Berbeda
Ketika ada perbedaan rhesus antara ibu hamil dan janin, maka ibu hamil akan membentuk antibodi yang akan merusak sel darah merah pada janin.
Saat antibodi menyerang sel darah merah janin, maka bilirubin akan menumpuk di alirah darah janin. Hal ini nantinya akan menyebabkan permasalahan pada organ hati.
Jika bilirubin menumpuk, bayi akan terlahir dengan kulit dan mata yang tampak kekuningan dan akan tampak lemas dan pucat.
Selain itu, pergerakannya pun akan melambat. Hal ini disebabkan karena tonus otot dalam tubuh rendah.
Apakah Inkompatibilitas Rhesus Dapat Dicegah?
Kemungkinan adanya penyakit Rh dapat ditemukan melalui tes darah. Jika Mama ingin mencegah adanya penyakit ini, Mama bisa melakukan tes darah sebelum kehamilan atau di masa awal kehamilan.
Selain itu, Mama juga bisa mencegah penyakit ini dengan menerima suntikan imunoglobulin Rh (RhIG) dalam waktu 72 jam setelah melahirkan bayi Rh-positif. Hal ini dapat mencegah sensitisasi pada lebih dari 95 persen perempuan yang memiliki Rh-negatif.
Suntikan RhIG ini juga pada umumnya bisa diberikan di sekitar minggu ke-28 atau minggu ke-34 kehamilan
Penanganan Inkompatibilitas Rhesus pada Bayi
Jika setelah dilahirkan bayi dinyatakan mengalami penyakit kuning, Mama tidak perlu khawatir, kabar baiknya adalah saat ini dokter dapat mendeteksi dan mengobati masalah bayi Rh.
Ketika bayi mengalami penyakit ini, maka kemungkinan dokter akan melakukan terapi fototerapi.
Fototerapi adalah terapi atau pengobatan dengan menggunakan lampu biru khusus. Fototerapi ini bertujuan untuk menguraikan zat bilirubin yang menumpuk pada kulit dan organ tubuh bayi.
Apabila dengan fototerapi tidak mengalami kemajuan, pada umumnya bayi akan menerima transfusi darah untuk menggantikan sel darah merah yang rusak.
Dua cara pengobatan ini dapat dilakukan berulang hingga gejalanya mereda dan kondisi bayi mulai mengalami kemajuan.
Itulah informasi mengenai dampak jika rhesus ibu hamil dan janin berbeda. Semoga dapat membantu, ya, Ma!
Baca juga:
- Inkompatibilitas Rhesus, Pengaruhnya pada Ibu Hamil dan Janin
- Golongan Darah Rhesus Mama dan Bayi Beda, Ini Risiko dan Penyebabnya
- Mama Harus Tahu! 14 Fakta Penyakit Kuning pada Bayi Baru Lahir