Jangan Dipaksakan, Ini 8 Tanda Ibu Hamil Perlu Membatalkan Puasa
Ada risiko bahaya jika diteruskan untuk berpuasa
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berpuasa menjadi suatu kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seluruh umat muslim di bulan Ramadan, tetapi ibu hamil memiliki keringanan dan diperbolehkan untuk tidak berpuasa.
Meski begitu, tidak sedikit ibu hamil yang tetap memilih untuk berpuasa. Melaksanakan puasa memang memberikan manfaat untuk ibu hamil, tapi ada juga risikonya.
Selama dalam kondisi yang sehat, berpuasa tidak menjadi masalah. Namun, perlu diingat juga bahwa puasa bisa menjadi masalah apabila ada kondisi tertentu. Jika diteruskan puasa, akan ada risiko bahaya yang bisa terjadi.
BerikutPopmama.com rangkum 8 tanda ibu hamil perlu membatalkan puasa. Disimak, yuk, Ma!
1. Mual dan muntah
Mual dan muntah tidak membatalkan puasa, namun Mama sebaiknya membatalkan puasa dan segera berbuka jika mual dan muntah berlebih hingga membuat Mama merasa lemas.
Muntah-muntah saat puasa bisa menyebabkan ibu hamil kehilangan banyak cairan tubuh dan dehidrasi. Ditakutkan hal tersebut bisa membahayakan kesehatan diri dan tentunya kesehatan janin di dalam kandungan.
2. Hipoglikemia
Saat puasa, kadar gula darah dalam tubuh dapat menurun. Hal tersebut dapat menyebabkan hipoglikemia, yaitu kondisi ketika gula darah dalam tubuh menurun hingga berada di bawah batas normal. Seseorang akan dikatakan mengalami hipoglikemia ketika kadar gula dalam darahnya di bawah 70 mg/dL.
Hipoglikemia pada seseorang dapat ditandai dengan muncul keringat dingin, sulit untuk fokus, tubuh gemetar, pusing, jantung berdebar, hingga bisa kejang-kejang.
Jika mengalami hipoglikemia, Mama harus membatalkan puasa. Ibu hamil yang mengalami hipoglikemia berisiko melahirkan bayi dengan berat badan rendah dan komplikasi penyakit lainnya.
3. Merasa pusing dan lemas
Jika Mama merasa sangat pusing dan lemas saat puasa sebaiknya jangan memaksakan diri untuk melanjutkan puasa dan segera batalkan puasa. Pusing dan lemas saat puasa bisa menjadi tanda bahwa Mama tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Ketika ibu hamil tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, maka akan ada dampak negatif pada bayi. Kekurangan nutrisi saat hamil bisa menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi terganggu, berat badan bayi saat lahir rendah, serta berisiko bayi lahir prematur.
4. Dehidrasi
Ketika Mama sedang berpuasa lalu ada tanda-tanda dehidrasi seperti mulu terasa sangat kering, lemas, sakit kepala, urine berwarna kuning pekat, jantung berdegup kencang, dan napas terasa cepat, sebaiknya Mama membatalkan puasa.
Dehidrasi pada ibu hamil bisa sangat berbahaya. Ibu hamil yang dehidrasi bisa alami sembelit dan infeksi saluran kemih. Lalu, dehidrasi juga bisa menyebabkan cairan ketuban berkurang, pertumbuhan dan perkembangan janin terganggu, dan dapat meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Oleh karena itu, penting bagi untuk Mama untuk segara membatalkan puasa. Saat berbuka, sebaiknya minum air putih dan hindari teh. Mama juga bisa konsumsi buah yang mengangandung banyak air seperti semangka, melon, blewah, atau jeruk.
5. Sedang gangguan pencernaan
Mama sebaiknya membatalkan puasa jika sedang alami gangguan pencernaan seperti diare. Saat diare, tubuh bisa kehilangan banyak cairan hingga akhirnya bisa menyebabkan tubuh menjadi lemas hingga dehidrasi.
Jika tidak membatalkan puasa, kondisi tubuh mama bisa semakin menurun. Saat Mama tidak sedang dalam kondisi yang fit, tentu saja bayi di dalam kandungan pun bisa terpengaruh.
Saat diare, pastikan tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih dan konsumsi makanan yang berginzi untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang.
6. Berat badan menurun
Jika berpuasa membuat berat badan mama menurun, sebaiknya Mama tidak memaksakan diri untuk terus berpuasa dan perlu membatalkan puasa.
Penurunan berat badan saat hamil terutama di trimester akhir perlu diwaspadai, Ma. Hal ini bisa menjadi tanda bahwa pertumbuhan janin terganggu karena kurangnya asupan gizi.
Mama perlu memeriksakan berat badan secara berkala dan konsultasi ke dokter jika berat badan menurun saat puasa.
7. Gerakan janin jadi lemah dan berkurang
Adanya gerak janin yang aktif menjadi salah satu ciri kehamilan sehat. Nah, sebaiknya Mama membatalkan puasa jika gerakan janin jadi lemah dan berkurang ketika berpuasa. Mama perlu waspada jika gerakan janin jadi lemah dan berkurang, ini bisa menjadi tanda adanya masalah pada janin.
Mama bisa menghitung pergerakan si Kecil saat tidak puasa dan saat berpuasa. Rasakan apakah pergerakan janin menjadi berkurang atau tidak jika sedang berpuasa.
Mengutip dari American Pregnancy Association, idealnya janin bergerak sebanyak 10 kali dalam waktu hingga satu atau dua jam.
8. Sering kontraksi
Tidak makan dan minum saat puasa membuat cairan tubuh akan berkurang. Hal ini bisa menyebabkan volume darah berkurang dan aliran darah ke janin juga berkurang. Saat aliran darah ke janin berkurang, bisa muncul kontraksi meski waktu persalinan belum tiba.
Lalu, apabila hari perkiraan lahir sudah dekat dan terdapat kontraksi, Mama sebaiknya membatalkan puasa. Mama perlu banyak minum air putih dan beristirahat.
Itu tadi tanda ibu hamil harus membatalkan puasa. Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- 6 Tips Puasa Saat Hamil Trimester 3
- Bolehkah Puasa saat Hamil Trimester 1? Ini Aturan dan Risikonya
- 7 Tips Aman Puasa saat Hamil Trimester 2, Jaga Kondisi Janin