Kapan Ibu Hamil Memerlukan Pemeriksaan USG Fetomaternal?
Lakukan pemeriksaan USG fetomaternal sesuai dengan petunjuk dokter, Ma
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, melakukan pemeriksaan rutin setiap bulan menjadi hal yang sangat penting dan tak boleh diabaikan. Termasuk untuk melakukan pemeriksaan ultrasound alias USG untuk janin.
USG terutama bagi kehamilan risiko tinggi (high risk pregnancy) menjadi pemeriksaan penting untuk mengetahui kondisi janin, melihat apakah ada kelainan pada janin serta memantau berbagai risiko yang mungkin terjadi selama persalinan.
Dilansir Mayo Clinic, faktor spesifik yang termasuk dalam kategori kehamilan risiko tinggi yakni hamil pada usia di atas 35 tahun, kehamilan dengan janin kembar, serta kehamilan dengan komplikasi.
Misalnya seperti posisi plasenta abnormal, ada infeksi, serta punya riwayat asma.
Nah, pemeriksaan pun perlu dilakukan pada dokter kandungan dengan subspesialis fetomaternal. Ini merupakan bagian dari cabang kedokteran kandungan dan kandungan untuk mendeteksi adanya kelainan pada janin serta tubuh ibu dengan lebih akurat.
Berikut informasi-informasi penting tentang USG fetomaternal untuk Mama, seperti dirangkum oleh Popmama.com dari berbagai sumber:
1. Apa itu USG fetomaternal?
USG fetomaternal adalah pemeriksaan ultrasound yang dilakukan oleh dokter fetomaternal pada ibu hamil, dengan tujuan untuk mencari tahu adanya kelainan secara lebih dini jika memang ada.
Setelah memang ditemukan ada kelainan, dokter kemudian akan memberikan saran pengobatan serta tindakan tepat untuk mengatasi masalah tersebut, Ma.
USG fetomaternal dilakukan melalui USG 3 dimensi dan USG 4 dimensi. Pemeriksaan dalam USG fetomaternal meliputi pemeriksaan kelainan genetik, masalah pembentukan organ, kelahiran prematur, serta risiko keguguran.
Risiko kelainan kromosom juga bisa diketahui melalui pemeriksaan USG fetomaternal, Ma.
Saat melakukan USG dengan dokter fetomaternal, akan diperiksa secara detail seluruh organ janin. Mulai dari bagian kepala sampai ujung kaki. Selain itu, akan dilakukan juga pemeriksaan di tulang belakang, aliran darah, serta posisi rongga perut janin.
2. Kapan ibu hamil memerlukan USG fetomaternal?
Seperti disebutkan sebelumnya, pemeriksaan USG fetomaternal biasanya dilakukan pada ibu hamil yang memiliki kehamilan risiko tinggi.
Ini artinya jika Mama sudah memiliki riwayat masalah kesehatan tertentu seperti di antaranya memiliki asma, infeksi, masalah sumbatan darah, serta komplikasi kehamilan seperti posisi plasenta abnormal, gangguan tumbuh kembang janin, serta masalah kelainan rhesus, Mama sebaiknya melakukan USG fetomaternal.
Apabila sebelumnya Mama rutin memeriksakan diri ke dokter kandungan yang bukan subspesialis fetomaternal, jika memang dirasa diperlukan maka ia akan merujuk Mama untuk cek USG fetomaternal.
Namun jika Mama tidak memiliki riwahat kehamilan risiko tinggi, tetap bisa saja sesekali melakukan USG fetomaternal untuk melakukan pemeriksaan yang lebih detail. Selain untuk memeriksa kondisi kesehatan janin, USG fetomaternal juga sering dimanfaatkan orang tua untuk mengetahui jenis kelamin janin.
Berbeda dengan biaya USG biasa yang relatif masih terjangkau, biaya untuk melakukan USG fetomaternal cukup mahal yakni berkisar antara Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta lebih.
Pemeriksaan USG fetomaternal biasanya dilakukan pada usia kehamilan 3 bulan ke atas atau bisa juga di trimester ketiga, yakni mulai usia kehamilan 7 bulan. Semua bergantung pada saran dari dokter.
3. Perbedaan USG biasa dengan USG fetomaternal
Meskipun USG fetomaternal lebih ditujukan pada ibu hamil dengan kehamilan risiko tinggi, namun tak sedikit calon Mama tanpa risiko tinggi yang juga ingin melakukan USG ini.
Ini karena jika dibandingkan dengan hasil USG biasa yakni USG 2 dimensi, hasil pemeriksaan USG fetomaternal tampak lebih detail dan lebih nyata.
Pemeriksaan USG fetomaternal biasanya dilakukan dengan teknologi USG 4 dimensi, Ma. Ini berarti janin akan terlihat lebih jelas dan nyata, dokter pun bisa melihat lebih detail bagian tubuh dan organ janin.
Dengan begitu, dokter bisa lebih akurat memeriksa apakah janin memiliki kelainan serta masalah kesehatan lainnya.
Pada USG biasa atau USG 2 dimensi, gambar yang dihasilkan akan terlihat berwarna hitam dan putih saja. Janin juga akan terlihat dalam gambaran hanya di satu bidang. Pada USG ini pun biasanya tidak akan bisa terlihat bagaimana wajah dan kondisi detail tentang kondisi janin.
Kemudian pada pemeriksaan USG 3 dimensi, gambaran janin mulai bervolume dan terlihat nyata. Sementara pada USG fetomaternal alias USG 4 dimensi, gambar akan terlihat lebih nyata serta bergerak alias real-time.
Ini berarti jika selama pemeriksaan oleh dokter kemudian janin bergerak, maka dari luar Mama juga akan bisa melihat gerakan-gerakan kecil tersebut.
Selain itu, jika USG 2 dimensi biasanya dilakukan tanpa membutuhkan waktu yang lama, lain halnya dengan pemeriksaan USG fetomaternal. Diperlukan waktu yang cukup lama, yakni berkisar 45-60 menit.
Waktu yang relatif lama tersebut dibutuhkan dokter untuk memeriksa kondisi janin secara menyeluruh. Mulai dari bagian kepala sampai kaki, termasuk bagian dalam organ tubuh janin. Hanya dokter dengan subspesialis fetomaternal dan memiliki keahlian khusus saja yang bisa melakukannya dengan tepat.
Jangan lupa diskusikan dengan dokter jika Mama merasa ada yang tidak biasa pada kehamilan, ya. Lakukan juga pemeriksaan secara teratur untuk mendeteksi dini setiap kemungkinan kelainan yang ada.
Baca juga:
- Mama Perlu Tahu, Ini Dia Jenis-jenis USG Kehamilan
- Ini Ma, yang Harus Dipersiapkan Saat Pertama Kali USG
- Cara Membaca Hasil USG agar Tak Bingung