Hal-hal yang Bisa Menyebabkan Janin Meninggal Dalam Kandungan
Perhatikan jika ada kondisi tak biasa yang Mama alami
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap ibu hamil tentu berharap kelak sang buah hati bisa dilahirkan dalam kondisi sehat dan selamat. Sayangnya, ada beberapa kondisi yang bisa mengancam nyawa janin.
Bukan tidak mungkin, jika tidak segera diberikan pengobatan yang tepat, janin pun berisiko meninggal di dalam kandungan alias stillbirth.
Menurut American Pregnancy Association, stillbirth merupakan kondisi di mana janin meninggal di usia di atas 20 minggu dalam kandungan.
Apa saja hal-hal yang bisa meningkatkan risiko janin meninggal dalam kandungan alias stillbirth? Berikut rangkuman informasinya dari Popmama.com:
1. Masalah pada plasenta
Plasenta memegang peranan penting bagi janin selama ia berada dalam kandungan Mama. Oleh sebab itu, jika ada masalah atau kelainan yang terjadi pada plasenta, kondisi janin pun turut terganggu.
Termasuk di antaranya jika Mama memiliki masalah abrupsio plasenta. Ini adalah ketika plasenta terlepas dari dinding rahim.
Masalah lain seperti tekanan darah tinggi yang berkaitan dengan preeklampsia juga disebut-sebut turut memengaruhi risiko janin meninggal dalam kandungan.
Beberapa kondisi ini dianggap berbahaya karena membuat oksigen dan nutrisi yang dibutuhkan oleh janin, tidak dapat tersalurkan dengan baik.
2. Cacat lahir
Cacat lahir atau birth defect juga menjadi salah satu kondisi pemicu terjadinya stillbirth. Beberapa di antaranya yakni yang berkaitan dengan kelainan kromosom.
Kondisi ini bisa memicu terjadinya struktur tubuh janin menjadi tumbuh tidak normal atau mengalami cacat tingkat berat.
Selain dari kelainan kromosom, cacat lahir juga bisa terjadi karena faktor lain seperti genetik, faktor lingkungan, serta faktor lain yang belum diketahui secara pasti.
3. Masalah tumbuh kembang
Janin yang memiliki masalah pada proses tumbuh kembangnya juga memiliki risiko tinggi untuk mengalami stillbirth. Beberapa di antaranya seperti saat janin terlalu kecil dan tidak tumbuh seperti yang seharusnya.
Pemicu stillbirth pada janin yang memiliki masalah tumbuh kembang ini biasanya berkaitan dengan asfiksia. Asfiksia merupakan kondisi di mana janin kekurangan suplai oksigen.
Lambatnya pertumbuhan janin juga bisa dipicu oleh faktor lain seperti adanya kista pada rahim atau ovarium Mama.
4. Infeksi bakteri
Infeksi bakteri pada usia kehamilan antara 24-27 minggu bisa menyebabkan terjadinya kematian pada janin, Ma. Yang berbahaya, infeksi ini seringkali tidak terdeteksi oleh Mama.
Diagnosis pun seringkali terlambat ditegakkan karena sudah sampai menimbulkan komplikasi serius.
Biasanya infeksi ini terjadi akibat bakteri yang berpindah dari vagina ke rahim. Beberapa jenis bakteri yang bisa memicu infeksi ini seperti streptococcus, E. coli, enterococcus, Haemophilus influenza, chlamydia dan mycoplasma.
Rubellam cytomegalovirus, herpes simplex dan toksoplasmosis juga menjadi pemicu infeksi berbahaya yang bisa menimbulkan kematian pada janin.
Oleh sebab itu, pemeriksaan TORCH pun menjadi penting Mama lakukan saat hamil.
5. Preeklampsia
Preeklampsia merupakan kondisi tekanan darah tinggi yang berlanjut setelah usia kehamilan Mama di atas 20 minggu.
Gejalanya termasuk tekanan darah yang sangat tinggi dan ada protein dalam urine. Jika didiamkan, kondisi ini juga dapat menyebabkan komplikasi serius bagi Mama dan juga si Kecil jika tidak diatasi dengan baik.
Nah, salah satu komplikasi yang bisa terjadi adalah kematian janin dalam kandungan.
6. Gangguan pada tali pusar
Selain plasenta, organ vital lain yang juga memegang peranan penting dalam tumbuh kembang janin di dalam kandungan yakni tali pusar.
Masalah pada tali pusar yang bisa mengganggu dan mengancam nyawa janin di antaranya jika tali pusar terlalu panjang. Ini membuat gerakan-gerakan yang dilakukan janin berisiko membuatnya terlilit atau tercekik.
Apabila hal tersebut sampai terjadi, suplai oksigen untuk janin pun bisa terganggu dan memicu terjadinya kematian.
7. Riwayat kesehatan Mama
Riwayat masalah kesehatan yang dimiliki oleh Mama juga turut memberi pengaruh penting bagi risiko terjadinya stillbirth.
Beberapa diantaranya seperti riwayat diabetes, lupus, serta masalah pada proses pembekuan darah. Jika tidak segera diatasi, masalah ini bisa mengganggu janin di dalam kandungan.
Apabila Mama merasa punya riwayat penyakit tertentu atau ada tanda-tanda tak biasa pada kondisi kehamilan, segera konsultasi ke dokter untuk mencari tahu perawatan tepatnya, Ma.