7 Macam Pemeriksaan yang Dilakukan Ibu Hamil Jelang Persalinan
Menjelang persalinan, ada banyak hal yang perlu Mama ketahui dan persiapkan. Apa saja ya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Trimester ketiga merupakan fase kehamilan yang paling ditunggu-tunggu oleh para calon mama. Ada rasa bahagia, deg-degan serta rasa tak sabar yang melebur menjadi satu.
Pasalnya, fase menandai semakin dekat waktu Mama bertemu dengan sang buah hati, namun disaat yang bersamaan, semakin risau pula Mama menghadapi proses persalinan.
Di trimester ketiga ini dokter kandungan biasanya akan meminta calon mama untuk melakukan pemeriksaan sedikitnya dua kali dalam sebulan.
Kemudian intensitas pemeriksaan akan berubah menjadi seminggu sekali ketika usia kehamilan Mama menginjak usia 36 minggu.
Pada fase ini, kemungkinan Mama akan menjalani beberapa tes untuk mengetahui perkembangan serta kondisi janin di dalam perut.
Pemeriksaan apa saja ya yang akan dijalani di trimester akhir ini?
1. Pemeriksaan kesehatan mama
Sama seperti pemeriksaan yang rutin dilakukan setiap bulan, pada kunjungan dokter di trimester ketiga ini Mama juga akan menjalani sejumlah pemeriksaan rutin seperti berat badan dan tekanan darah.
Jangan ragu untuk memberitahukan dokter segala keluhan yang Mama rasakan selama kehamilan. Untuk mengatasi rasa nyeri yang umumnya muncul di area punggung hingga panggul, dokter biasanya menyarankan Mama untuk latihan kegel guna memperkuat otot dasar panggul sekaligus mengurangi inkontinensia urine (rembesan air seni saat batuk atau bersin).
2. Pemeriksaan tekanan darah calon mama
Saat memasuki trimester ketiga, dokter akan lebih intens memantau tekanan darah Mama. Pasalnya, di trimester ketiga ibu hamil rentan mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang berujung pada gejala preeklamsia.
Tekanan darah 140/90 atau meningkat 30 sistolik (angka atas) atau 15 diastolik (angka bawah) merupakan tanda-tanda terjadinya preeklamsia dan diperlukan tes urin guna menegakkan diagnosis.
Calon mama dinyatakan positif mengalami preeklamsia apabila hasil tes urin menunjukkan peningkatan proteinuria signifikan (+2 atau lebih). Jika masih tergolong preeklamsia ringan, dokter biasanya akan terus melakukan observasi dan meresepkan vitamin atau obat untuk menurunkan tekanan darah.
Namun, jika hasil tes urin menyatakan kondisi preeklamsia yang diderita Mama cukup berat, maka kemungkinan persalinan akan segera dilakukan jika usia kehamilan sudah dirasa cukup dan tidak ada masalah dengan kondisi janin.
3. Pemeriksaan posisi janin
Selain melalui USG, pemeriksaan posisi janin biasanya dilakukan dengan maneuver Leopold, yakni meraba fundus atau puncak rahim mama, lalu meraba kedua sisi rahim serta bagian atas tulang panggul depan.
Pemeriksaan ini berguna untuk mengetahui posisi janin, apakah posisinya sungsang, melintang atau siap memasuki jalan lahir. Hal ini menjadi parameter dokter untuk memperkirakan metode persalinan apa yang harus dilakukan.
4. Pemeriksaan rongga panggul
Di minggu-minggu akhir jelang persalinan, dokter akan melakukan pemeriksaan rongga panggul untuk memastikan apakah panggul mama cukup luas untuk melakukan persalinan normal.
Umumnya, rongga panggul pada calon mama yang baru pertama kali hamil lebih sempit daripada yang pernah melahirkan sebelumnya.
5. Pemeriksaan mulut rahim (serviks)
Bila usia kehamilan sudah lewat dari tanggal perkiraan (HPL), maka dokter akan memeriksa kondisi mulut rahim atau serviks mama. Apakah serviks sudah menipis, melembut dan membuka. Hal ini membantu dokter memutuskan apakah perlu melakukan induksi untuk mempercepat proses kelahiran.
6. Pemeriksaan berat badan janin
Saat trimester ketiga, dokter akan lebih intens memantau berat badan janin. Hal ini dapat dilakukan melalui USG. Dokter akan menganjurkan Mama untuk mengatur pola makan dan membatasi konsumsi gula jika berat badan janin tergolong besar. Sebab, jika berat janin terlalu besar akan menimbulkan trauma persalinan dan beresiko mempersulit proses kelahiran normal.
Anjuran untuk mengatur pola makan seimbang juga akan dianjurkan dokter jika berat janin diketahui rendah. Kemungkinan dokter akan melakukan pemeriksaan tambahan untuk mengetahui penyebab berat janin rendah.
7. Pemeriksaan CTG
Pemeriksaan CTG biasanya akan dilakukan menjelang persalinan. Ini supaya dokter atau bidan bisa terus memantau kondisi janin dengan mengukur denyut jantungnya.
Namun biasanya dokter akan lebih sering memantau menggunakan CTG apabila Mama memiliki kondisi yang dianggap membahayakan persalinan atau kesehatan janin, misalnya diabetes atau hipertensi.
Rangkaian pemeriksaan diatas umum dilakukan pada calon mama saat memasuki trimester ketiga. Pasalnya, diperlukan persiapan yang matang untuk menghadapi proses persalinan. Mama tak perlu khawatir ya, sebab dokter tentu tau mana yang terbaik untuk kondisi Mama dan si Kecil.
Baca juga: Mengapa Jelang Persalinan Harus Dilakukan Cek CTG? Ini Jawabannya
Baca juga: 7 Makna di Balik Tendangan Bayi Dalam Kandungan