Dampak Polusi Udara bagi Ibu Hamil, Bisa Sebabkan Bayi Lahir Stunting
Penelitian mengungkapkan polusi dapat meningkatkan beragam risiko pada ibu hamil dan janin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, Indonesia tengah menghadapi masalah polusi udara yang begitu memprihatinkan. Terutama, untuk daerah-daerah di sekitar JABODETABEK.
Melihat masalah ini, Dokter Spesialis Paru Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Feni Fitriani Taufik, mengatakan bahwa terdapat banyak risiko yang bisa dialami oleh ibu hamil saat menghirup udara yang kotor.
Pada sebuah kesempatan, beliau mengatakan bahwa ibu hamil merupakan salah satu yang paling rentan mengalami masalah akibat polusi udara, selain balita dan lansia.
Ia juga mengungkapkan bahwa ibu hamil yang kerap terpapar udara kotor kelak memiliki risiko melahirkan bayi stunting. Kondisi stunting pada bayi yang akan dilahirkan ini nantinya juga bisa berdampak buruk untuk setiap organ tubuh si Kecil.
Nah, berikut ini Popmama.com rangkumkan informasi tentang dampak polusi udara bayi ibu hamil.
1. Bagaimana polusi memengaruhi kesehatan ibu hamil
Melansir laman UT South Western Med Robyn Horsager-Boehrer, M.D., seorang dokter kandungan, menjelaskan bagaimana polusi dapat memengaruhi kesehatan ibu hamil.
Dalam sebuah studi terbuka pada tahun 2018, para peneliti mengumpulkan dan menganalisis plasenta dari ibu baru yang tinggal di London, yang memiliki tingkat polusi udara tinggi. Mereka menemukan bintik hitam kecil, yang diduga merupakan partikel karbon kecil dari udara, terperangkap di dalam sel yang disebut makrofag.
Ini adalah bukti pertama yang dapat dilihat, bahwa partikel yang dihirup oleh ibu hamil dapat berpindah melalui paru-paru, menuju aliran darah, dan berpindah ke dalam plasenta.
2. Jenis-jenis polusi yang perlu diwaspadai
Melansir laman Tommy's, selain polusi udara akibat kendaraan bermotor dan asap pembakaran, terdapat beberapa polusi udara yang perlu ibu hamil hindari di masa kehamilan. Beberapa di antaranya, seperti:
- Rokok
Menjadi perokok pasif telah terbukti meningkatkan risiko komplikasi seperti kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan Sindrom Kematian Bayi Mendadak (SIDS). Bahan bakar dalam ruangan
Polusi dari bahan bakar dalam ruangan jauh lebih mudah dikendalikan dibandingkan polusi luar ruangan. Kompor, pemanas, dan peralatan rumah tangga lainnya dapat melepaskan polutan di dalam rumah. Sebaiknya, sering-seringlah membuka jendela untuk menghilangkan polutan di dalam rumah.Bahan kimia rumah tangga
Tidak ada pedoman resmi bagi ibu hamil mengenai risiko paparan bahan kimia sehari-hari, seperti yang ada pada produk pembersih. Hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengetahui dari mana bahan kimia tersebut berasal, potensi risikonya, dan memahami bagaimana cara untuk mengurangi paparannya.
3. Mengapa ibu hamil yang sering terpapar udara kotor berisiko lahirkan bayi stunting?
Penelitian lain menunjukkan bahwa paparan polusi udara yang lebih tinggi mengakibatkan berat badan lahir rendah, perkembangan paru-paru tidak normal, angka kematian bayi lebih tinggi, dan peningkatan kelahiran prematur, serta peradangan pada ibu.
Sebuah studi tahun 2019 yang diterbitkan di Nature menunjukkan bahwa paparan polutan udara tertentu dikaitkan dengan keguguran pada trimester pertama.
Hal ini pun sejalan dengan penjelasan dr. Feni yang mengatakan bahwa ibu hamil yang kerap terpapar polusi udara dapat berisiko melahirkan bayi dengan tinggi dan berat badan kurang, yang akhirnya akan menimbulkan stunting.
4. Risiko-risiko yang ditimbulkan akibat udara kotor pada ibu hamil
Penelitian menunjukkan bahwa partikel polusi dapat mencapai bayi dalam kandungan melalui plasenta. Tingkat partikel tertinggi ditemukan pada ibu yang tinggal paling dekat dengan jalan ramai selama kehamilan.
Beberapa penelitian kecil menunjukkan hubungan antara polusi udara dan komplikasi kehamilan seperti keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah. Namun, ada banyak hal yang meningkatkan risiko komplikasi tersebut dan penelitian tersebut tidak membuktikan bahwa polusi udara menjadi penyebab langsungnya.
Selain itu, penelitian di Tiongkok menunjukkan bahwa perempuan yang terpapar polusi tingkat tinggi juga tampaknya memiliki peningkatan risiko mengalami keguguran dini. Namun, penting untuk dicatat bahwa penelitian ini hanya mampu mengidentifikasi kaitan ini dan tidak menguji secara langsung apakah polusi udara menyebabkan keguguran.
5. Risiko-risiko yang ditimbulkan akibat udara kotor pada janin
Melansir laman Paho, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal WHO mengatakan bahwa polusi udara bisa memberikan dampak pada perkembangan otak bayi.
"Polusi udara menghambat otak anak-anak kita, dan berdampak pada kesehatan mereka lebih dari yang kita duga. Namun, ada banyak cara langsung untuk mengurangi emisi polutan berbahaya." Ungkapnya.
Banyak dokter anak juga percaya bahwa kualitas udara dapat berdampak jangka panjang terhadap kesehatan anak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bayi yang terpapar polusi udara di dalam rahim cenderung mengalami obesitas di masa kanak-kanak.
Paparan polusi sejak dini juga dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit imunologis seperti asma. Penyakit lainnya yang bisa mengincar bayi yaitu stroke usia dini, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan diabetes.
6. Yang bisa ibu hamil lakukan untuk mengurangi risiko akibat polusi udara
Polusi udara tentu saja tidak dapat selalu dihindari. Apalagi untuk ibu hamil yang aktif berkegiatan di luar rumah. Namun, untuk mengurangi paparannya, terdapat beberapa cara yang bisa ibu hamil lakukan. Misalnya, seperti:
- Hindari kontak dengan orang yang merokok dan mintalah anggota rumah tangga yang merokok untuk melakukannya di luar ruangan.
- Beri ventilasi pada rumah dengan membuka jendela yang menghadap jauh dari jalan raya yang sibuk.
- Hindari api terbuka dan kompor berbahan bakar kayu, dan coba gunakan peralatan gas atau listrik. Jika perlu membakar batu bara atau kayu, pastikan kayu tersebut tidak dicat dan tidak diolah. Perhatikan logo 'siap terbakar'.
- Cobalah untuk memilih rute yang lebih sedikit kendaraan bermotor saat berjalan-jalan.
- Ibu hamil disarankan untuk menghindari olahraga intens di luar ruangan saat tingkat polusi tinggi. Termasuk olahraga apa pun yang membuat napas lebih cepat untuk menghindari lebih banyak udara kotor yang terhirup.
- Terakhir, gunakan masker saat harus bepergian atau berada di luar ruangan.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang dampak polusi udara bagi ibu hamil. Jaga selalu kesehatan di masa kehamilan demi kesehatan diri sendiri dan juga janin, Ma!
Baca juga: