Belly Mapping, Temukan Posisi Janin untuk Cegah Sungsang
Sambil menunggu persalinan, Mama bisa belajar belly mapping untuk mencegah posisi bayi sungsang
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menjalani usia kehamilan di trimester ketiga tentu tidak mudah apalagi jika sudah mendekati waktu persalinan. Jika Mama sudah merencanakan ingin menjalani persalinan secara normal, tentunya perlu mengetahui posisi bayi agar tidak sungsang saat proses persalinan berlangsung.
Posisi bayi sungsang saat mendekati persalinan tentu tidak diinginkan karena dapat menghambat segala proses persalinan nantinya. Posisi sungsang merupakan sebuah posisi kepala bayi di dalam rahim yang berada di atas dan kaki berada di bawah.
Perlu disadari bahwa kenyataannya kondisi ini kerap dialami oleh ibu hamil karena posisi kepala bayi tidak berada di bawah atau dekat dengan jalan lahir. Padahal setiap ibu hamil memiliki harapan untuk tidak melahirkan bayi dalam posisi sungsang.
Selama menjalani sisa-sisa waktu menjelang persalinan, Mama masih bisa mengetahui posisi bayi dengan belajar belly mapping. Simak penjelasanPopmama.com mengenai belly mapping berikut ini.
Apa itu belly mapping?
Belly mapping atau seni melukis perut ibu hamil adalah sebuah metode belajar yang bertujuan untuk memastikan kepala bayi sudah berada di bagian bawah apalagi jika usia kehamilan sudah masuk minggu ke-32 sampai 38.
Di usia kehamilan ini, Mama perlu mengetahui kalau kepala bayi sudah memasuki jalan lahir. Idealnya, posisi kepala bayi sudah berada di bawah saat waktu persalinan sudah semakin dekat.
Selain melakukan pemeriksaan USG yang dilakukan bersama dokter kandungan untuk mengetahui posisi janin di dalam rahim, Mama pun bisa belajar belly mapping dengan cara menggambarkan posisi bayi. Belajar belly mapping sekaligus dapat mengedukasi ibu hamil mengenai berbagai macam posisi janin.
Di bawah ini penjelasan lebih lengkap mengenai manfaat mempelajari belly mapping.
1. Mencari tahu posisi janin
Dilansir dari Healthline, mencari tahu posisi kepala janin bisa menjadi salah satu langkah ketika mempelajari belly mapping. Cara mengidentifikasi posisi kepala janin ini bisa dilakukan sendiri apalagi jika belum sempat pergi ke dokter.
Cobalah untuk merebahkan diri ke atas tempat tidur agar tubuh rileks terlebih dahulu. Kemudian berikan sedikit tekanan di sekitar area panggul secara perlahan untuk meraba-raba kepala janin. Jika sudah ditemukan, maka akan terasa seperti bola bowling mini atau mangkuk kecil.
Perlu Mama ketahui bahwa tangan dan anggota tubuh lainnya akan berdekatan dengan bagian kepala. Apalagi janin yang masih berada di dalam perut masih senang mengisap jarinya serta menaruhnya di dekat area kepala.
Usai ditemukan, cobalah untuk langsung ditandai dengan sebuah lukisan atau tulisan tertentu.
2. Berusaha menemukan detak jantung
Metode belly mapping baru bisa dilakukan setelah kandungan mama berusia 7 bulan atau 30 minggu.
Jika Mama tidak memiliki fetoscope di rumah untuk menemukan detak jantung janin, Mama sebaiknya pergi ke dokter kandungan. Lalu mintalah dokter untuk menunjukkan di mana letak jantung bayi berada. Lokasi detak jantungnya perlu diketahui agar belajar belly mapping menjadi lebih mudah.
Saat posisi detak jantung sudah diketahui keberadaannya, maka perlu langsung menandainya menggunakan spidol. Perlu diketahui bahwa detak jantung dapat terasa dari punggung bayi.
Ketika Mama tidak bisa menemukan posisi detak jantungnya, maka itu berarti posisi janin sedang ada di posisi sebaliknya.
3. Menggambarkan posisi janin
Setelah Mama menemukan posisi bagian kepala, detak jantung, dan merasakan gerakan janin di dalam kandungan, maka ini waktunya untuk menggambarnya. Beberapa ibu hamil biasanya akan meminta bantuan orang lain untuk melukiskan posisi janin seolah seperti sebuah karya seni.
Saat menggambar, cobalah untuk memulai dengan posisi kepala dan bagian detak jantung yang sudah ditandai sebelumnya.
Dengan menggambarnya, Mama akan mengetahui ke mana janin akan bergerak selama ada di dalam kandungan. Tendangannya juga bisa menjadi salah satu tanda arah yang akan ia tuju.
Belly mapping yang diterapkan sebagai metode pembelajaran ini memiliki banyak manfaat positif, seperti:
Mengetahui posisi janin yang benar menjelang persalinan.
Cara kreatif untuk mengabadikan kenangan selama masa-masa kehamilan.
Mampu meningkatkan ikatan emosional antara Mama dan si Kecil walau masih berada di dalam kandungan.
Mampu mengombinasikan antara belly mapping dengan belly painting yang disesuaikan dengan ukuran perut.
Itulah beberapa informasi menarik saat belajar belly mapping untuk mengisi waktu luang mama selama menunggu proses persalinan.
Selamat mencoba ya, Ma!
Baca juga:
- 6 Rekomendasi Benda yang Membuat Hamil Tua Terasa Nyaman
- Waspada, Overheat Selama Kehamilan Berefek Buruk pada Mama dan Janin
- Jangan Ditiru, Ini 5 Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Hamil Tua