TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Cara Mengantisipasi Istri Hipertensi saat Hamil, Papa Wajib Tahu!

Pa, ini lho yang harus kamu lakukan untuk antisipasi istri hipertensi saat hamil

Freepik/tirachardz

Di masa kehamilan, ibu hamil sudah pasti harus menjaga kesehatannya dengan baik. Meski demikian, hal tersebut bukan berarti ibu hamil dapat terhindar dari hipertensi. Pasalnya, ibu hamil juga bisa mengalami hipertensi saat masa kehamilan.

Sebagai seorang suami yang siaga, Papa tentu harus memahami tindakan apa yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi istri yang mengalami hipertensi saat hamil. Tidak hanya sekadar tahu tindakan, Papa juga perlu tahu gejala hipertensi yang bisa membahayakan istri.

Dalam artikel kali ini, Popmama.com telah merangkum secara lengkap informasi tentang cara mengantisipasi istri hipertensi saat hamil yang wajib Papa ketahui.

Yuk, disimak!

Cara Mengantisipasi Istri Hipertensi saat Hamil

1. Ketahui faktor yang meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil

Freepik/tirachardz

Cara pertama yang bisa Papa lakukan ialah mengetahui dulu soal faktor risiko yang menyebabkan hipertensi pada ibu hamil. Perlu diketahui, hipertensi dalam kehamilan terbagi dalam berbagai jenis klasifikasi gangguan, salah satunya ada preeklamsia.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Kedokteran Fetomaternal, RS Pondok Indah - Puri Indah, dr. Astrid Fransisca Padang, Sp. O.G, Subsp. K.Fm., menjelaskan bahwa ada berbagai faktor yang bisa meningkatkan risiko preeklamsia pada ibu hamil.

"Preeklamsia itu biasanya faktor risikonya adalah kehamilan pertama dengan suami yang pertama, kemudian kehamilan kembar dua atau lebih, selanjutnya adalah mempunyai preeklamsia sebelum kehamilan yang sekarang. Jadi, sebelumnya dia mengalami preeklamsia juga," ujarnya dalam sesi Zoom Interview bertajuk "Hipertensi dan Anemia dalam Kehamilan", Jumat (25/10/2024) pagi.

Selain itu, penyakit sebelum hamil, seperti diabetes meilitus, serta kelainan ginjal, juga dapat meningkatkan faktor risiko preeklamsia pada ibu hamil. Begitu pula, usia ibu hamil di atas 35 tahun pun menambah risiko terjadinya preeklamsia pada kehamilan.

2. Kenali dampak hipertensi pada ibu hamil dan janinnya

Freepik/user15285612

Setelah mengetahui faktor risiko, Papa sebagai suami siaga juga jangan sampai lupa untuk mengenali dampak yang dapat ditimbulkan dari hipertensi pada kesehatan ibu hamil dan janin. Pasalnya, kesehatan ibu dan janin menjadi hal penting yang perlu diperhatikan.

Dalam sesi media interview, dr. Astrid menjelaskan kalau hipertensi tentu akan memengaruhi tekanan darah, mengganggu fungsi organ lain seperti ginjal dan hati, serta mendatangkan gangguan hemodinamik.

"Terus gangguan juga faktor-faktor dari komposisi darah seperti trombositnya akan turun, ada gangguan-gangguan pada organ-organ yang fungsi penting, kemudian dia juga akan ada gangguan pada paru kalau dia hipertensi terus-menerus," jelas dr. Astrid.

Sementara dampak bagi bayi, dr. Astrid mengatakan hipertensi dapat menghambat pertumbuhan janin. Hal itu dikarenakan plasenta tidak dapat menempel dengan sempurna.

"Sedangkan pada bayi, kita lebih concern mungkin adalah pertumbuhan janin yang terhambat. Seperti yang tadi saya sebutkan bahwa salah satunya adalah plasenta tidak bisa menempel dengan sempurna. Akibatnya, aliran darah dan asupan nutrisinya akan kurang baik, sehingga dapat memicu terjadinya bayi yang kurang nutrisi," tambahnya.

3. Mengantarkan istri untuk kontrol bisa jadi tindakan untuk antisipasi hipertensi

Freepik

Sebagai suami siaga, Papa bisa mengantarkan Mama untuk melakukan kontrol kesehatan. Tindakan ini sebenarnya sudah bisa Papa lakukan sejak kehamilan istri memasuki trimester pertama. Ini dilakukan untuk memantau tekanan darah ada peningkatan atau tidak.

Perlu Papa ketahui pula, skrining kesehatan ini sangat penting untuk dilakukan ibu hamil. Pasalnya menurut dr. Astrid, ibu hamil biasanya sudah mengalami tensi yang cukup tinggi sebelum masa kehamilan.

"Tentunya, kita harus membiasakan ibu hamil untuk melakukan kontrol sejak trimester pertama. Jadi, kita bisa skrining tepatnya di situ. Skriningnya macam-macam. Skriningnya itu bisa dari tekanan darahnya. Kadang-kadang orang hamil itu sudah mengalami tensi yang cukup tinggi sebelum dia hamil. Makanya, kita harus melakukan skrining apakah dia ada tekanan darah tinggi atau tidak," kata dr. Astrid.

4. Segera bawa ke rumah sakit atau konsul dengan dokter kandungan bila ada keluhan dari istri

Freepik

Papa juga perlu waspada dengan tanda-tanda bahaya yang ditunjukkan Mama selama masa kehamilan. Pasalnya, tanda-tanda bahaya tersebut bisa memperparah kesehatan Mama dan membuat preeklamsia menjadi eklampsia.

"Menjadi tanda-tanda bahaya ketika si ibu hamil mulai mengeluh pandangannya mulai terganggu atau kabur, kemudian ada nyeri ulu hati, sakit kepala yang dominan mungkin lebih banyak di depan, di antara kedua mata. Nah, itu biasanya tanda-tanda suatu hipertensi akan menjadi preeklamsia atau eklampsia. Eklampsia adalah preeklamsia yang berlanjut menjadi kejang pada ibu hamil," kata dr. Astrid.

Jika Papa menemukan tanda-tanda tersebut, maka dr. Astrid menyarankan Papa untuk segera membawa Mama ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan atau menjalani konsultasi dengan dokter kandungan.

"Jadi, bapak-bapak harus waspada kalau ibu-ibunya sudah ada keluhan seperti itu ya segera dibawa ke rumah sakit atau dibawa konsul kembali ke dokter kandungannya," sambungnya.

Itulah beberapa cara mengantisipasi istri hipertensi saat hamil. Melalui artikel di atas, kini Papa jadi tahu langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi Mama dengan hipertensi selama masa kehamilan.

Semoga informasi ini bermanfaat, ya. 

Baca juga:

The Latest