Ini Alasan Kenapa Ibu Hamil dengan Plasenta Previa Dilarang Oral Seks
Berisiko bagi Mama dan janin
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Proses kehamilan terkadang diwarnai dengan berbagai kendala dan masalah yang dialami oleh ibu hamil. Salah satu masalah kehamilan yang bisa terjadi pada trimester ketiga adalah plasenta previa.
Tidak bisa disepelekan, masalah plasenta previa ini bisa berbahaya hingga menyebabkan perdarahan. Maka dari itu, ibu hamil yang mengalami plasenta previa harus ekstra hati-hati dalam menjaga kehamilannya.
Salah satu hal yang perlu dihindari oleh ibu hamil dengan plasenta previa adalah oral seks. Lantas, mengapa ibu hamil dengan plasenta previa sebaiknya menghindari oral seks?
Untuk menemukan jawabannya, langsung saja simak rangkuman Popmama.com mengenai alasan kenapa ibu hamil dengan plasenta previa dilarang oral seks, dilansir dari Romper.
1. Apa itu plasenta previa?
Plasenta previa merupakan masalah kehamilan, di mana kondisi plasenta yang normalnya berada di sisi atas rahim justru menutupi seluruh atau sebagian mulut rahim. Padahal, mulut rahim sendiri berfungsi sebagai jalan lahir bayi saat proses persalinan.
Bentuk komplikasi plasenta previa ini berpotensi membuat ibu hamil lebih sering mengalami perdarahan. Jika perdarahan semakin parah, maka kondisi ini bisa membahayakan Mama dan juga janin.
Sebenarnya, Ibu hamil dengan plasenta previa masih bisa melakukan aktivitas sehari-hari, dengan syarat tidak menguras tenaga secara berlebihan. Alasannya karena ibu hamil dengan plasenta previa harus mencegah tubuh mengalami kontraksi. Jika terjadi kontraksi, berarti ada plasenta yang ikut keluar saat mengalami perdarahan.
2. Ciri-ciri ibu hamil mengalami plasenta previa
Pada umumnya, plasenta previa dapat didiagnosis oleh dokter kandungan melalui USG, baik selama pemeriksaan kandungan rutin maupun saat ibu hamil mengalami perdarahan. Biasanya, kasus plasenta previa didiagnosis saat kehamilan memasuki trimester kedua.
Selain itu, plasenta previa juga bisa ditandai dengan berbagai gejala seperti perdarahan vagina, flek berubah menjadi perdarahan berat, terasa kram atau nyeri perut, terdapat tekanan pada vagina, dan nyeri pada punggung bawah.
Namun, beberapa ibu hamil yang mengalami plasenta previa tidak merasakan gejala sama sekali, sehingga perlu pemeriksaan USG untuk mengetahui secara pasti apakah posisi plasenta sesuai pada tempat seharusnya.
3. Bolehkah ibu hamil dengan plasenta previa melakukan oral seks?
Saat sedang mengandung, merupakan hal yang normal bagi ibu hamil untuk mempertanyakan segala hal demi menjaga keselamatan diri dan juga janin. Apalagi, jika Mama sedang menjalani kehamilan yang berisiko, termasuk jika Mama mengalami plasenta previa.
Salah satu pertanyaan yang mungkin muncul adalah bolehkah ibu hamil dengan plasenta previa melakukan oral seks. Jawabannya adalah tidak.
Ibu hamil dengan plasenta previa sangat disarankan untuk menghindari oral seks karena dapat berisiko membahayakan Mama dan janin di dalam kandungan.
4. Alasan mengapa ibu hamil dengan plasenta previa dilarang melakukan oral seks
Sama seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ibu hamil dengan plasenta previa sebaiknya menghindari kegiatan yang dapat menyebabkan kontraksi. Termasuk juga seks penetrasi maupun oral seks yang tidak dianjurkan untuk dilakukan oleh ibu hamil dengan plasenta previa.
Seorang dokter kandungan di Illinois, Amerika Serikat, Dr. Idries Abdur-Rahman, M.D., OB-GYN mengungkapkan bahwa orgasme dapat membuat ibu hamil lebih rentan mengalami perdarahan, sama seperti aktivitas berat lainnya yang menguras tenaga, terutama aktivitas yang menggunakan panggul.
Sementara itu, sering mengalami perdarahan selama masa kehamilan bisa menyebabkan kelahiran prematur dan ketuban pecah sebelum waktunya. Dua kondisi ini tentunya berpotensi membahayakan keselamatan ibu hamil dan bayi.
5. Apa yang harus dilakukan saat ibu hamil mengalami perdarahan yang terkait dengan plasenta previa?
Penanganan perdarahan dalam kasus plasenta previa tergantung dari beberapa faktor, termasuk jumlah perdarahan, apakah perdarahan sudah berhenti, usia kehamilan, kondisi ibu dan bayi, dan letak plasenta di dalam rahim.
Jika perdarahan masih ringan atau sedikit, biasanya ibu hamil hanya dianjurkan untuk beristirahat yang cukup. Selain itu, ibu hamil juga diminta untuk menghindari kegiatan yang bisa memicu perdarahan.
Jika perdarahan termasuk berat dan parah, Maka ibu hamil harus segera mendapat penanganan dokter di rumah sakit. Dokter akan memutuskan apakah ibu hamil membutuhkan transfusi darah atau tidak, tergantung pada jumlah darah yang keluar.
Namun, jika perdarahan sudah tidak dapat dikontrol lagi, bayi di dalam kandungan berisiko mengancam nyawa. Maka, biasanya dokter akan mengambil tindakan persalinan dengan proses caesar yang dilakukan sesegera mungkin.
Demikian rangkuman informasi mengenai alasan kenapa ibu hamil dengan plasenta previa dilarang oral seks. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter apabila ada hal yang dirasa mengkhawatirkan, ya, Ma.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
- Posisi Tidur untuk Ibu Hamil dengan Plasenta Previa
- Mengenal 4 Jenis Plasenta Previa dan Faktor Penyebab selama Kehamilan
- Cegah Plasenta Previa, Begini Cara agar Plasenta Naik ke Atas