7 Bahaya Anemia pada Janin dan Ibu Hamil saat Trimester Ketiga
Segera atasi anemia demi kesehatan mama dan janin!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama sering merasa letih dan lesu selama masa kehamilan? Hal bisa jadi sedang mengalami anemia. Anemia terjadi ketika sel darah merah dalam tubuh berkurang banyak dan kadar hemoglobin menjadi sangat rendah.
Anemia biasanya terjadi pada awal trimester pertama karena efek dari morning sickness. Apabila anemia tak kunjung membaik sampai kehamilan di usia trimester tiga, maka ini perlu diwaspadai.
Ibu hamil dengan anemia di trimester akhir kemungkinan besar bisa menganggu proses persalinan. Terlebih lagi, risiko anemia ini tidak hanya dirasakan oleh Mama saja, namun juga janin di dalam kandungan.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa bahaya anemia saat hamil tua.
Disimak ya, Ma!
Deretan Bahaya Anemia pada Janin dan Ibu Hamil saat Trimester Ketiga
1. Kondisi tubuh melemah
Saat usia kehamilan sudah memasuki trimester tiga, ibu hamil membutuhkan banyak sel darah merah. Fungsinya tidak hanya untuk kesehatan janin saja, melainkan juga untuk membantu mempersiapkan organ tubuh Mama menjelang persalinan.
Ketika aliran darah berkurang banyak, Mama akan mengalami keluhan yang tidak nyaman seperti tubuh menjadi sangat lelah, tidak bisa tidur, tidak bisa makan dengan baik, lemah, letih dan tidak berdaya.
Sebelum berbagai masalah kesehatan terjadi selama masa kehamilan, sebaiknya ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi makanan tinggi zat besi.
2. Mengalami kontraksi dini
Kontraksi menjadi suatu tanda bahwa Mama sudah siap untuk melahirkan. Namun, ketika anemia terjadi di trimester akhir kehamilan, kemungkinan ibu hamil bisa mengalami kontraksi dini.
Hal ini karena janin tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi yang cukup lewat sel darah merah. Si Kecil akan merasa tidak nyaman dalam rahim. Akibatnya risiko melahirkan secara prematur bisa saja terjadi.
3. Terjadinya komplikasi persalinan
Jika anemia tak segera diatasi dengan baik, maka kemungkinan terjadinya komplikasi persalinan menjadi lebih besar. Contohnya saja perdarahan saat proses melahirkan bisa membuat tubuh menjadi melemah. Selain itu, kondisi terburuknya mampu meningkatkan risiko kematian ibu hamil serta bayi saat proses persalinan.
Untuk menghindari risiko buruk, ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi suplemen penambah darah untuk mengatasi anemia. Hal ini agar kondisi tubuh Mama kembali lebih sehat menjelang persalinan.
Hanya saja perlu diingat bahwa asupan suplemen penambah darah ini perlu saran dan anjuran dari dokter kandungan.
4. Bayi lahir dengan berat badan rendah
Anemia pada trimester akhir bisa membuat Mama kekurangan nutrisi, sehingga bayi dalam rahim tidak mendapat makanan yang cukup. Pertumbuhan janin yang terhambat akan membuat bayi mengalami sejumlah masalah kesehatan setelah lahir nanti.
Maka dari itu, Mama disarankan untuk melakukan berbagai cara untuk meningkatkan berat badan janin. Contohnya saja dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, minum banyak air putih, rutin mengonsumsi vitamin serta istirahat yang cukup.
5. Meningkatnya risiko kematian bayi setelah dilahirkan
Anemia pada ibu hamil bisa berujung pada risiko paling buruk, yaitu kematian bayi setelah dilahirkan. Perlu diketahui saat mengalami anemia, maka Mama tidak bisa mencukupi kebutuhan gizi bagi janin selama di dalam kandungan.
Hal ini bisa mengakibatkan janin terkena serangan infeksi yang parah. Infeksi tersebut bisa muncul sejak dalam kandungan, kemudian menjadi lebih parah lagi setelah si Kecil lahir.
6. Risiko kematian pada ibu hamil
Selain menyebabkan masalah pada janin, anemia saat hamil juga meningkatkan angka kematian sang Mama karena terjadinya perdarahan.
Perdarahan terjadi karena Ibu hamil mudah mengalami kelelahan otot saat proses bersalin atau tidak adanya kontraksi otot rahim. Perdarahan tersebut bisa mengarah ke kondisi syok yang sangat mengancam jiwa.
7. Bayi membawa risiko penyakit
Bayi yang dilahirkan dari seseorang dengan penyakit anemia cukup berat, kemungkinan akan mengalami sejumlah masalah kesehatan. Contohnya saja ada beberapa penyakit yang sering terjadi, seperti gangguan kesehatan jantung dan diabetes. Penyakit tersebut bisa muncul saat si Kecil memasuki masa anak-anak atau ketika ia sudah tumbuh dewasa.
Hal ini disebabkan karena janin tidak mendapatkan asupan dan nutrisi yang cukup, sehingga beberapa organ kemungkinan tidak berkembang sempurna di dalam rahim. Kemudian ketika ia sudah lahir, kondisi tubuhnya menjadi rentan karena penyakit.
Nah, ternyata banyak sekali risiko anemia saat hamil tua. Sebelum berdampak buruk, alangkah baiknya anemia segera diatasi dengan terus berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilan.
Baca juga:
- 7 Makanan Pencegah Anemia saat Hamil Tua
- Lakukan 5 Hal Ini untuk Mencegah Anemia saat Hamil
- 9 Makanan Penambah Darah, Bagus untuk Mengatasi Anemia