TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA

Dapat Berpengaruh pada Janin, Ini Penyebab Air Ketuban Sedikit

Kurangnya jumlah air ketuban akan berpengaruh buruk pada janin

Pexels.com/Garon Piceli

Semua ibu hamil pasti akan khawatir setelah mengetahui adanya masalah yang terjadi pada kandungannya. Salah satu masalah kehamilan yang paling dikhawatirkan ibu hamil adalah berkurangnya jumlah air ketuban.

Dalam dunia medis, masalah kehamilan yang ditandai dengan jumlah cairan ketuban yang terlalu sedikit disebut dengan oligohidramnion, Ma.

Untuk memahami hal ini, berikut Popmama.com rangkum mengenai penyebab jumlah air ketuban sedikit yang perlu diwaspadai ibu hamil.

Mengenal Oligohidramnion, Sedikitnya Jumlah Air Ketuban

Pexels.com/MART PRODUCTION

Oligohidramnion merupakan istilah medis untuk menyebut kurangnya jumlah air ketuban. Kondisi ini dapat mengakibatkan cairan di sekitar janin dalam kandungan menjadi terlalu sedikit.

Sekitar 8 persen ibu hamil di seluruh dunia didiagnosis mengalami oligohidramnion. Dari angka tersebut, didapatkan 12 persen kasus yang menyebabkan komplikasi pada kehamilan.

Air ketuban berasal dari cairan yang dihasilkan tubuh ibu. Semakin bertambahnya usia kehamilan, maka semakin banyak urine yang diproduksi janin sehingga memenuhi kantong ketuban.

Volume rata-rata air ketuban adalah 800 mililiter. Saat menjelang persalinan, volume ini akan berkurang menjadi sekitar 600 mililiter.

Umumnya, dokter menggunakan ultrasonografi atau USG untuk mengetahui kecukupan air ketuban ibu hamil. Dengan proses ini, dokter dapat mengukur jumlah air ketuban di dalam kandungan ibu hamil.

Adapun terdapat dua cara pengukuran jumlah air ketuban. Pertama dengan fluid index (AFI) dan kedua maximum vertical pocket (MPV). Kedua cara ini dapat membantu untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami oligohidramnion atau tidak. 

AFI mengecek seberapa dalam air ketuban di empat area rahim dan menjumlahkannya. Ibu bisa dikatakan mengalami oligohidramnion jika angka yang didapat kurang dari 5 cm.

Sementara MPV mengukur area terdalam rahim untuk mengecek ketinggian cairan. Ibu disebut mengalami oligohidramnion jika tingginya kurang dari 2 cm.

Ciri-ciri Ibu Hamil yang Memiliki Air Ketuban Sedikit

Pexels.com/Leah Kelley

Ibu hamil perlu mengetahui ciri-ciri kurangnya air ketuban agar bisa memberi tahu dokter dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut sesegera mungkin.

Ciri-ciri ibu hamil yang memiliki air ketuban sedikit, antara lain:

  • Terdapat cairan yang merembes dari vagina.
  • Rahim tidak bertambah besar sesuai dengan perkiraan.
  • Gerakan bayi berkurang.
  • Berat badan ibu tidak bertambah seiring dengan usia kehamilan.
  • Detak jantung bayi yang tiba-tiba menurun.

Ciri-ciri itu mungkin tidak sepenuhnya menandakan kurangnya air ketuban. Namun, alangkah baiknya untuk waspada terlebih dahulu ketimbang lengah dan akhirnya menimbulkan komplikasi yang tidak bisa dicegah, Ma.

Penyebab Air Ketuban Berkurang

Pexels.com/Thirdman

Penyebab air ketuban berkurang memang belum bisa dipastikan dengan jelas. Namun, ada beberapa kemungkinan faktor penyebab kurangnya air ketuban yang biasa dialami ibu hamil, antara lain:

  • Memiliki masalah kesehatan, seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan dehidrasi yang memengaruhi air dan kantong ketuban.
  • Plasenta bermasalah. Plasenta adalah organ yang tumbuh dalam rahim selama kehamilan yang berfungsi menyalurkan nutrien dan oksigen ke janin lewat tali pusar.
  • Cacat lahir yang menyebabkan tidak berkembangnya saluran urine sehingga urine yang diproduksi janin menjadi sedikit.
  • Hari persalinan semakin dekat atau melewati hari perkiraan lahir. Air ketuban kian berkurang pada masa ini karena fungsi plasenta menurun selagi tubuh ibu bersiap untuk proses melahirkan.

Hubungan Kurangnya Air Ketuban terhadap Perkembangan Janin

Pexels.com/ROCKETMANN TEAM

Air ketuban merupakan tempat berendamnya janin dalam rahim yang memiliki peran penting untuk menjaga pertumbuhan dan perkembangan janin. Kurangnya jumlah air ketuban akan berpengaruh buruk pada janin dan mengakibatkan masalah persalinan.

Ada 7 fungsi air ketuban yang berkaitan dengan perkembangan janin, yaitu:

  • Melindungi bayi dari risiko terluka atau terhantam ketika ibu menggerakkan tubuhnya.
  • Menjaga suhu janin tetap hangat sehingga merasa nyaman.
  • Membantu janin bergerak dalam kandungan tanpa terpengaruh gravitasi sembari mendorong perkembangan tulang dan otot.
  • Menyediakan nutrisi yang dibutuhkan janin untuk berkembang.
  • Melawan infeksi dengan antibodi yang terkandung di dalamnya.
  • Melatih sistem otot dengan cara bernapas dan menelan air ketuban.
  • Mencegah perlengketan organ, seperti jari tangan dan kaki, berkat pelumas dari air ketuban.

Pentingnya Memahami Kadar Air Ketuban di Masa Kehamilan

Pexels.com/Ksenia Chernaya

Kurangnya air ketuban menjadi salah satu masalah yang serius. Ibu hamil perlu memperhatikan jumlah air ketuban saat hamil sejak dini untuk kepentingan diri sendiri maupun sang buah hati.

Perlu diingat bahwa air ketuban dapat menentukan kelancaran masa kehamilan sampai persalinan, Ma. Jika ibu hamil memiliki jumlah air ketuban yang kurang, dokter akan melakukan penanganan bergantung pada penyebab, tingkat keparahan, usia kehamilan, serta kondisi kesehatan ibu dan janin.

Salah satu contoh jika ibu mengalami kondisi tersebut saat usia kehamilan 36-37 minggu, penanganan yang dilakukan adalah persalinan. Namun, jika usia kehamilan kurang dari 36 minggu, penanganan yang dilakukan dokter adalah meninjau kesehatan janin dan memantau kehamilan dengan USG. 

Nah, jadi itu dia informasi seputar penyebab air ketuban sedikit yang perlu diwaspadai ibu hamil. Semua permasalahan pasti akan ada solusinya.

Jika Mama mengalami kondisi ini, tentu dokter akan mengambil tindakan yang diperlukan. Jadi, jangan lupa untuk memeriksakan kehamilan secara rutin, ya, Ma!

Baca juga:

The Latest