Gerakan Janin yang Tidak Normal, Penyebab dan Cirinya
Gerakan janin yang berkurang dikaitkan dengan hal tidak normal, tapi apakah benar?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Memasuki masa kehamilan, banyak hal yang perlu Mama ketahui, salah satunya adalah gerakan janin yang normal dan tidak normal. Sering kali, gerakan janin yang berkurang dikaitkan dengan hal tidak normal.
Perlu Mama ketahui penurunan gerakan janin tidak selalu akibat masalah kehamilan. Namun, ibu hamil tetap harus berhati-hati jika tendangan janin berkurang secara drastis dan tidak seperti biasanya.
Melansir dari berbagai sumber, berikut Popmama.com ulas mengenai penyebab dan ciri gerakan janin yang tidak normal.
1. Gerakan janin mengalami penurunan tidak seperti biasanya
Janin rata-rata menendang atau melakukan gerakan kira-kira sebanyak 10 kali per satu jam. Sejak mulai merasakan gerakan ini, ibu hamil dianjurkan untuk memantaunya secara berkala dengan cara berhitung.
Hal yang perlu dikhawatirkan adalah ketika janin berhenti bergerak atau intensitas gerakannya menurun. Melansir dari studi Acta Obstetricia et Gynecologica Scandinavic tahun 2020, ditemukan bahwa gerakan janin yang berkurang dapat menunjukan hasil neonatal yang buruk (terutama lahir mati).
Dapat berkisar antara 6,2 persen hingga 18,4 persen pada kelompok yang berbeda. Apabila ibu hamil tidak bisa merasakan gerakan janin setelah usia 22 minggu kehamilan atau alami penurunan gerakan janin saat trimester ketiga, maka disarankan segera konsultasikan ke dokter.
2. Masalah plasenta atau terlilitnya tali pusar
Komplikasi lain yang berkaitan dengan menurunnya gerakan janin adalah masalah plasenta atau terlilitnya tali pusar. Lilitan tali pusar dapat terjadi ketika pusar melilit leher janin hingg 360 derajat.
Faktor utama kondisi ini dapat terjadi akibat janin yang terlalu aktif bergerak. Serta, bisa juga karena ukuran janin yang semakin besar seiring berjalannya trimester kehamilan. Itu sebabnya, alasan mengapa lilitan tali pusar cenderung terjadi ketika usia kehamilan berada di trimester akhir.
3. Gerakan janin yang tidak teratur
Melansir dari Verywell Family, penurunan gerakan janin dalam beberapa kasus dapat menjadi tanda peringaran dini akan suatu kondisi yang menyebabkan bayi mati.
Dijelaskan pula bahwa gerakan janin bisa jadi tidak teratur ketika usia kehamilan berada di trimester dua. Itu sebabnya, ibu hamil disarankan untuk berkonsultasi secara rutin agar tetap bisa memantau kesehatan kehamilan.
Tips Memancing agar Janin Bergerak Lagi
Apabila Mama merasakan janin berhenti bergerak, jangan panik dulu, ya, Ma. Berikut beberapa tipa yang bisa Mama lakukan untuk memancing janin agar bergerak lagi, di antara lain:
- Ajak janin berbicara atau menyalakan musik untuk melihat apakah ada respons gerakan.
- Minum air dingin atau mengonsumsi makanan manis. Hal ini biasanya mampu memicu pergerakan janin.
- Cobalah beristirahat dengan baik. Kemungkinan ibu hamil merasa lelah, sehingga tidak dapat merasakan pergerakan janin.
- Mengelus perut untuk memancing gerakan.
- Membaringkan tubuh dengan posisi miring ke kiri. Posisi ini dapat memperlancar sirkulasi dan memicu janin agar bergerak lebih aktif.
Itu tadi penyebab dan ciri gerakan janin yang tidak normal. Jika Mama mulai merasakan gerakan dari dalam perut setelah mempraktikkan cara di atas, kemungkinan kondisi janin dalam keadaan baik. Tetapi, Mama harus tetap memantau gerakan si Kecil jika kembali berhenti bergerak, ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Posisi Tidur agar Janin Tidak Sungsang
- Cara Membedakan Kepala dan Bokong Janin di Dalam Kandungan
- 15 Manfaat Kacang Hijau untuk Ibu Hamil, Optimalkan Perkembangan Janin