Bolehkah Sperma Dikeluarkan di Dalam Vagina saat Hamil Tua?
Cek faktanya di sini, ya, Ma!
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat hamil, Mama boleh berhubungan intim. Justru aktivitas ini memberikan banyak manfaat bagi ibu hamil dan suami.
Bahkan saat hamil tua, dengan perut yang makin membuncit, Mama masih bisa melakukannya. Asal hubungan intim dilakukan dengan aman, ya, Ma.
Ada beberapa mitos yang beredar soal sperma, seperti sperma yang dikeluarkan dapat menyebabkan kerak di kepala bayi nanti. Atau sperma bisa menyebabkan infeksi pada janin. Mitos-mitos ini mungkin membuat Mama bertanya-tanya, bolehkah sperma dikeluarkan di dalam saat hamil tua? Apakah ini dapat membahayakan janin?
Nah, agar Mama tidak bingung, penjelasannya dapat disimak pada ulasan Popmama.com berikut ini!
Bolehkah Sperma Dikeluarkan di Dalam saat Hamil Tua?
Ejakulasi di dalam vagina aman untuk dilakukan. Ketika Papa ejakulasi di dalam vagina, hal ini tidak memengaruhi bayi. Pasalnya janin dilindungi oleh selaput dan cairan ketuban. Air mani serta sperma yang masuk ke dalam rahim juga tidak berbahaya untuk janin, kecuali bila suami mengidap infeksi seksual menular atau AIDS.
Ejakulasi di dalam vagina cukup aman dilakukan asalkan ketuban masih utuh dan tidak ada riwayat cairan ketuban merembes. Nah, pastikan semuanya aman dulu, ya, Ma.
Manfaat Berhubungan Intim saat Hamil Tua
Meski gerak lebih terbatas karena perubahan bentuk tubuh, berhubungan intim saat hamil tua bisa memberikan beberapa manfaat berikut ini:
Meningkatkan keintiman dengan suami.
Mendapatkan orgasme yang lebih baik. Ini disebabkan karena peningkatan hormon estrogen yang membuat perempuan merasa lebih terangsang dibanding sebelumnya.
Meningkatkan daya tahan tubuh. Dengan melakukan hubungan intim saat hamil, imunitas tubuh dapat meningkat karena adanya peningkatan zat antibodi IgA di dalam tubuh.
Mengurangi stres dan membuat tidur lebih nyenyak. Oksitosin, yang merupakan hormon cinta yang dikeluarkan tubuh ketika Mama mengalami orgasme, dapat membantu menghilangkan sebagian dari stres yang Mama rasakan. Bahkan ini juga membantu Mama untuk mendapatkan tidur yang lebih nyenyak.
Mempermudah proses persalinan. Kaitan antara hubungan seksual dengan persalinan yang lebih mudah terletak pada orgasme yang Mama dapatkan saat berhubungan seks. Saat Mama mencapai orgasme, kontraksi di dasar panggul akan mengalami peningkatan. Nah, peningkatan kontraski di dasar panggul ini dapat membantu memperkuat otot-otot yang diperlukan untuk persalinan dan setelah melahirkan.
Tips Aman Berhubungan Intim saat Hamil Tua
Agar Mama dapat melakukan hubungan intim yang aman saat hamil tua, berikut beberapa tipsnya:
Kenakan kondom saat berhubungan seksual selama kehamilan. Ini penting untuk mencegah infeksi pada janin dan ibu hamil.
Saat melakukan seks oral, hindari meniupkan udara ke dalam vagina. Ini dapat menyebabkan emboli udara. Dalam kasus yang parah, ini dapat menyebabkan kematian pada janin dan ibu hamil.
Hindari posisi berbaring telentang terlalu lama, terutama saat hamil tua. Ini dapat menyebabkan penekanan pada pembuluh darah oleh bagian tubuh janin.
Selama orgasme, rahim berkontraksi yang menyebabkan sedikit rasa tidak nyaman. Biasanya muncul bercak darah dari vagina, ini normal. Namun jika terjadi perdarahan hebat, sakit yang tidak berkurang, atau air ketuban pecah, segera ke dokter ya, Ma!
Pelumas berbasis air bisa digunakan untuk menambah kenyamanan.
Berkomunikasi dengan suami untuk lebih memahami perasaan dan keinginan masing-masing.
Jika dokter melarang Mama untuk berhubungan intim, cari cara lain untuk membangun keintiman.
Kapan Mama Harus Menghindari Berhubungan Intim saat Hamil?
Meski hubungan intim aman dilakukan bahkan di akhir kehamilan, Mama harus menghindarinya jika mengalami beberapa hal berikut:
- Kram perut. Mengalami kram atau kontraksi perut yang intens sebelum waktu persalinan dapat diindikasikan sebagai persalinan prematur atau masalah lain pada kehamilan. Jika Mama mengalami gejala tersebut, hubungan intim bisa sangat berisiko.
- Perdarahan vagina. Perdarahan pada vagina yang terjadi di tahap akhir bisa mengindikasikan terjadinya komplikasi.
- Plasenta previa. Ini merupakan komplikasi kehamilan di mana plasenta menutupi sebagian atau seluruh leher rahim. Jika Mama telah terdiagnosis plasenta previa, hindari hubungan seks vaginal karena dapat menyebabkan masalah yang lebih serius, bahkan mengancam jiwa mama dan janin.
- Penyakit infeksi menular. Jika pasangan tengah mengalami penyakit menular seksual, maka sangat tidak dianjurkan untuk melakukan hubungan seksual karena sangat berisiko. Penyakit infeksi ini sangat rentan menularkan Mama dan menyebabkan keguguran atau kelahirkan prematur. Infeksi menular seksual juga dapat menginfeksi janin yang menyebabkan bayi lahir cacat.
- Riwayat persalinan prematur. Jika Mama memiliki riwayat melahirkan prematur, mungkin Mama tidak direkomendasikan untuk berhubungan intim di trimester ketiga. Meskipun Mama tidak mengalami kontraksi, orgasme dapat memicu kontraksi yang kuat sehingga menyebabkan persalinan dini kembali terjadi.
- Air ketuban rembes. Hubungan intim dengan kondisi ini dapat meningkatkan risiko janin terkena infeksi. Karena itu, sudah pasti Mama harus menghindari hubungan intim sampai dinyatakan aman oleh dokter.
Jadi, bolehkah sperma dikeluarkan di dalam saat hamil tua? Selama kehamilan aman, ini boleh dilakukan, ya, Ma. Jika ragu, diskusikan dengan dokter mengenai hal ini karena dokter yang mengetahui kondisi kehamilan mama.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Tips Penggunaan Pelumas yang Aman saat Berhubungan Seks
- Fakta Pelumas untuk Berhubungan Seks saat Program Hamil
- 5 Rekomendasi Pelumas untuk Bercinta yang Ramah Sperma