Suami Selingkuh saat Istri Hamil, Ini Dampaknya bagi Kehamilan
Perselingkuhan juga bisa terjadi saat Mama hamil, apa efeknya?
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menurut penelitian, perselingkuhan juga sering terjadi selama masa kehamilan. Dalam banyak kasus, suami berselingkuh saat istri sedang hamil.
Ada beragam penyebab suami selingkuh saat istri sedang hamil, mulai dari merasa diabaikan hingga kurangnya seks. Apa pun alasannya, perselingkuhan itu salah, ya!
Perselingkuhan yang dilakukan oleh suami saat istri sedang hamil bisa berdampak pada kehamilan, seperti memicu respons trauma dan mengacaukan hormon.
Untuk mengetahui dampak suami selingkuh terhadap kehamilan, Mama bisa menyimak ulasan Popmama.com berikut ini.
Dampak Suami Selingkuh Terhadap Kehamilan Istri
Dr. Caroline Elphick dari Core Clinics, psikolog terkemuka dr. Alison McClymont dan pakar trauma emosional Antonia Harman menjelaskan mengapa menghadapi berita sulit saat hamil dapat berdampak negatif pada calon ibu, termasuk memicu "respons trauma" dan mengacaukan hormon. Ini termasuk berita soal perselingkuhan.
Apa yang terjadi di otak ketika perselingkuhan diketahui oleh ibu hamil?
Berita soal perselingkuhan memicu respons trauma di otak. Sangat umum bagi penderitanya untuk mengalami syok dan adrenalin yang menyertainya memicu rasa mati rasa. Respons serupa mungkin dialami oleh korban kecelakaan mobil, jelas dr. McClymont dilansir dari laman OK!
Bagaimana Cara Kerja Respons Trauma?
Saat adrenalin mereda, ibu hamil yang mengalami perselingkuhan mulai memahami apa yang sebenarnya terjadi. Pada titik ini, emosi seperti rasa sakit, kesedihan, dan kemarahan dapat membanjiri tubuh.
Ibu hamil mungkin memiliki keinginan untuk berteriak, berlari, atau menyerang. Ini adalah upaya tubuh untuk mengatasi lonjakan adrenalin yang baru saja dialaminya.
Kemarahan pada akhirnya dapat berubah menjadi kesedihan dan duka yang mendalam. Sejak saat itu, akan sulit untuk melihat kembali masa-masa bahagia tanpa mengingat perselingkuhan.
Ini adalah respons trauma yang sangat umum. Dan tergantung pada intensitas trauma, kondisi ini mungkin tidak akan pernah berlalu kecuali penderita mendapat bantuan dan konseling yang cukup.
Apakah Respons Trauma Lebih Buruk saat Mama Hamil?
Ketika perselingkuhan ditemukan selama kehamilan, respons mungkin akan lebih buruk.
Sebagian ibu hamil mungkin memilih untuk tidak pernah berhubungan kembali dengan suaminya setelah diselingkuhi.
Bagi sebagian orang, kerentanan hamil berarti mereka memilih untuk tetap tinggal, di samping kemarahan dan rasa jijik mereka. Jika ini kondisi atau perasaan ini tidak diatasi, maka perpisahan akan mungkin terjadi di masa depan.
Apakah Stres Terasa Lebih Buruk saat Hamil?
Kehamilan adalah keadaan stres tinggi, baik secara fisik maupun emosional. Di masa ini, ibu hamil cenderung khawatir tentang segala macam hal mulai dari kesehatan janin hingga proses persalinan dan masa depan.
Ketika ibu hamil mengalami peristiwa kehidupan yang penuh tekanan - seperti pasangan yang berselingkuh - sistem tubuh dan mekanisme kopingnya dapat menjadi lebih kelebihan beban.
Ibu hamil mengalami perubahan yang cepat dan masif dalam waktu yang singkat. Sehingga bila ada pemicu stres tambahan, ini akan membuat mereka merasa kewalahan.
Perempuan juga cenderung lebih sensitif dan menyesuaikan diri dengan tubuh dan emosi mereka selama kehamilan. Artinya, ketika sesuatu yang membuat stres terjadi, ibu hamil cenderung lebih memperhatikan dan terpengaruh olehnya.
Bagaimana Stres Memengaruhi Kehamilan?
Stres yang signifikan selama kehamilan membuat semua gejala 'normal' kehamilan terasa lebih buruk - mulai dari mual di pagi hari, atau sakit dan nyeri, hingga kelelahan dan perubahan suasana hati.
Dalam kasus yang ekstrem, stres dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan lonjakan hormon stres, yang dapat dikaitkan dengan persalinan prematur atau bayi berat lahir rendah.
Dr. Elphick menambahkan, hormon stres juga dapat merusak perubahan hormon terkait kehamilan.
Hormon estrogen dan hCG (human chorionic gonadotropin) memainkan peran penting dalam merawat janin dan mempersiapkan tubuh perempuan untuk persalinan. Semua itu dapat dipengaruhi oleh hormon stres seperti kortisol. Campuran hormon ini dapat mempersulit ibu hamil untuk mengatasi stres tambahan dan mungkin juga memengaruhi keseimbangan hormon kehamilan yang vital.
Ketika seorang ibu hamil mengalami stres, ini juga dapat secara langsung memengaruhi janin yang sedang berkembang karena banyak hormon melewati plasenta.
Ketika stres tidak dikelola dengan baik, berikut dampak negatif yang bisa Mama hadapi:
- sulit tidur,
- nafsu makan berkurang,
- tekanan darah cenderung meningkat, ini berbahaya jika terjadi saat hamil karena bisa menimbulkan komplikasi,
- sakit kepala dan problem kesehatan lain yang membuat kehamilan semakin sulit,
- kelahiran prematur yang sering dikaitkan dengan sejumlah isu tumbuh kembang anak.
Hormon kortisol juga memiliki dampak negatif bagi bayi kelak. Penelitian mengungkapkan bahwa hormon stres yang dikenal sebagai kortisol lazim dijumpai dalam kadar tertentu sejak usia kandungan 17 minggu.
Saat level kortisol di darah ibu meningkat, level cairan ketuban juga turut meningkat.
Secara umum kortisol membantu tubuh menangani situasi penuh tekanan dengan optimal. Namun, ketika kadarnya berlebih, ada kemungkinan berdampak pada kondisi bayi kelak.
Beberapa di antaranya, kemungkinan tingkat intelegensi bayi 18 bulan rendah akibat tingginya kadar kortisol saat ibu mengandung, atau meningkatnya risiko anak mengalami gangguan perkembangan ADHD.
Apa yang Harus Mama Lakukan Ketika Mengetahui Suami Selingkuh?
Itu tentu saja merupakan berita yang menghancurkan dan menjungkirbalikkan seluruh dunia Mama. Reaksi pertama mungkin mengakhiri hubungan tetapi luangkan waktu untuk menenangkan diri dan mencari tahu apakah itu yang benar-benar Mama inginkan. Habiskan beberapa hari terpisah untuk menentukan langkah selanjutnya.
Untuk mengurangi stres, pilih teman yang tepat untuk berbagi. Hindari teman yang justru bisa membuat Mama semakin marah. Jangan membuat keputusan spontan.
Bila kondisi kehamilan Mama baik-baik saja, lakukan olahraga ringan untuk melepaskan energi negatif dan membuat Mama lebih jadi lebih santai.
Dr. Elphick menyimpulkan, jika Mama mengalami stres tinggi selama kehamilan, penting bagi Mama untuk berbicara dengan dokter agar mereka dapat mendukung Mama. Beberapa efek negatif dapat dikurangi melalui terapi bicara, teknik relaksasi, dan perawatan seperti pijat kehamilan.
Nah, itu penjelasan tentang dampak suami selingkuh terhadap kehamilan, Ma. Semoga informasi ini bisa membantu, ya.
Baca juga:
- 6 Pertanyaan Ini Bisa Ditanyakan ke Suami saat Dia Ketahuan Selingkuh
- Patut Waspada, Selingkuh Bisa Dilakukan di Waktu Tertentu
- Cara Menghadapi Micro-Cheating, Selingkuh Kecil yang Jarang Disadari