Menghindari Infeksi Saluran Kemih, Ini Cara Ganti Popok Bayi Perempuan
Cara ganti popok yang salah bisa menyebabkan si Bayi mengalami infeksi saluran kemih, lho
4 Februari 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bayi dibawah usia 6 bulan memang masih belum memiliki kontrol buang air yang baik. Hal ini tentu menyebabkan Mama lebih repot ketika merawatnya.
Untuk memudahkan pekerjaan, sebagai orangtua tentu akan memilih sesuatu yang praktis, salah satunya menggunakan popok sekali pakai. Banyak produk yang bermunculan dan memiliki klaim dapat menampung air pipis si Kecil sampai 10 kali buang air kecil.
Namun, apakah kondisi ini baik untuk si Kecil? Berikut ini Popmama.com telah merangkum penjelasan untuk mengganti popok yang baik terlebih jika si Kecil adalah perempuan.
1. Alasan perlunya sering mengganti popok bayi
Mengganti popok bayi sebenarnya dianjurkan sebanyak 10 kali atau lebih jika Mama menggunakan popok kain. Namun, karena semakin banyak popok sekali pakai yang sudah didesain khusus untuk tubuh si Kecil dan penyerapan cairan yang baik, Mama tentu tidak perlu repot mengganti dan mencuci popok kain lagi.
Dengan adanya popok sekali pakai ini, bukan berarti Mama bisa membiarkan si Kecil berlama-lama dengan popoknya. Keadaan ini justru dapat berpengaruh buruk pada kesehatan bayi.
Umumnya bayi akan buang air kecil sekitar 20 kali dalam sehari selama beberapa bulan pertama. Jika Mama menggunakan popok sekali pakai, sebaiknya sering mengecek kondisi popok dan melakukan penggantian popok maksimal 3 jam sekali.
Selanjutnya, jika dirasa bayi sudah memiliki intensitas buang air kecil yang sedikit berkurang, Mama bisa mengganti popoknya tiap 3 sampai 4 jam sekali. Pastikan mengganti popok ini tidak lebih dari waktu yang dianjurkan dan tidak mengganggu waktu istirahat si Kecil.
Tujuan menggunakan popok sekali pakai tentu untuk memudahkan pekerjaan rumah Mama, namun sebaiknya jangan lengah mengganti popok si Kecil apalagi sampai menunggu popok penuh.
Editors' Pick
2. Risiko yang dihadapi bayi saat jarang ganti popok
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, popok si Kecil perlu sering diganti agar tidak terjadi masalah-masalah kesehatan kulit dan kelamin bayi.
Jika seringkali membiarkan popok basah mengenai kulit si Kecil, ini risiko penyakit yang bisa menghampirinya:
1. Iritasi kulit dan ruam popok
Popok basah memicu timbulnya iritasi dan ruam. Hal ini terjadi karena urine yang menempel adalah buangan kotor yang mengandung banyak bakteri. Ruam ditandai dengan kulit memerah, terdapat bintik-bintik kecil di area pantat, bayi rewel karena kulit pantatnya perih.
Cara menanganinya adalah dengan menggunakan bedak bayi khusus untuk ruam popok atau salep agar kondisi ini mereda dan tidak menyebar ke daerah lain.
2. Infeksi jamur kulit
Infeksi kulit ini dapat terjadi karena popok yang sudah penuh oleh urine tidak diganti secara berkala. Pemakaian popok yang sudah penuh juga dapat menghambat sirkulasi udara, sehingga kulit bayi menjadi lembap.
Kondisi lembap inilah yang dapat memicu pertumbuhan bakteri di kulit bayi. Selain itu, popok yang penuh ini dapat mengubah pH kulit sehingga dapat memudahkan pertumbuhan jamur yang menyebabkan infeksi kulit yang tandanya mirip dengan ruam popok.
3. Infeksi saluran kemih
Popok yang jarang diganti, bisa juga menyebabkan infeksi saluran kemih. Infeksi karena bakteri gampang terjadi ketika alat kelamin bayi terus menerus lembap dan basah. Di kondisi lembap, bakteri gampang sekali berkembang dan karena alat kelamin bayi perempuan lebih "terbuka" maka risiko infeksi saluran kemih pada mereka semakin meningkat.