8 Mitos dan Fakta Dermatitis Atopik pada Bayi
Jangan sampai termakan mitos seputar eksim pada bayi ya, Ma. Yuk, kita simak faktanya!
17 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dermatitis atopik atau eksim, biasanya muncul di bulan awal kelahiran bayi. Kulit yang kemerahan dan kadang bertekstur, membuat bayi merasa gatal, perih, juga panas. Tentu saja bayi akan mudah menangis karena tidak nyaman.
Meski begitu, Mama dan Papa tidak perlu khawatir. Eksim sangat wajar ditemui pada bayi yang baru berusia beberapa bulan. Namun, tidak semua penyakit kulit yang gatal dan kemerahan berarti dermatitis atopik ya, Ma.
Jika bayi memiliki kulit kemerahan dan mencurigainya sebagai dermatitis atopik, Mama bisa membawanya ke Dokter Spesialis Anak (DSA) untuk diberikan tips penanganan, atau resep salep sebagai pereda sakit jika diperlukan.
Nah, kali ini Popmama.com akan membahas isu-isu yang beredar di masyarakat terkait dermatitis atopik pada bayi, Ma.
Mulai dari penularan saat berinteraksi dengan anak lain di day care, sampai kaitannya dengan alergi yang muncul saat sudah besar nanti.
Bayi Bisa Terkena Dermatitis Atopik saat di Daycare
Mitos. Eksim adalah masalah kulit umum yang bisa membuat kulit bayi menjadi merah, gatal, perih, dan ternyata tidak menular. Jadi, bayi Mama tidak memperoleh eksim dari siapapun dan tidak akan menularkannya ke bayi lain.
Banyak ilmuwan percaya, eksim ini diturunkan secara genetik dari orangtuanya. Jika ada anggota keluarga yang memiliki penyakit asma ataupun alergi lainnya, bisa juga membuat seorang bayi terkena eksim.
Dermatitis Atopik Akan Berlangsung Seumur Hidup
Mitos. Meskipun tidak ada obat yang bisa menyembuhkan, eksim tidak akan membuat sakit dan gatal seumur hidup, Ma. Eksim akan membaik seiring berjalannya waktu dan cenderung sembuh saat anak menginjak usia dua tahun.
50 persen dari anak-anak yang mengalami eksim akan sembuh, sementara sisanya mungkin akan kambuh saat dewasa, tapi tidak separah sebelumnya.
Apa yang Ibu Menyusui Konsumsi Bisa Memengaruhi Dermatitis Atopik Bayi
Fakta. Penelitian menunjukkan bahwa kondisi eksim bayi ASI bisa membaik jika Ibunya berhenti minum susu dan makan telur. Bahkan, bayi yang minum ASI setidaknya 4 bulan akan meminimalisir risiko terkena eksim.
Editors' Pick
Tidak Mandi Secara Rutin Bisa Menjaga Kulit Bayi
Mitos. Selain bisa menenangkan bayi, mandi setiap hari juga bisa menjauhkan dari infeksi. Tapi jangan lupa untuk menggunakan air hangat dan sabun khusus untuk bayi ya, Ma.
Setelah dimandikan, Mama juga bisa mengoleskan krim untuk mengunci kelembaban kulit bayi.
Air Liur Bisa Membuat Dermatitis Atopik Semakin Parah
Fakta. Bukan hal yang aneh jika bayi memiliki ruam di pipi dan dagunya. Namun, jika bayi Mama memiliki eksim, air liur yang dikeluarkan dari mulut bayi bisa membuatnya jadi lebih parah.
Jadi, Mama bisa menggunakan salep di sekitar dagu, pipi, dan leher untuk menjadi pembatas antara kulit dan air liur bayi.
Katun adalah Kain Terbaik untuk Baju Bayi yang Terkena Dermatitis Atopik
Fakta. Pakaian longgar yang terbuat dari katun dan bahan alami lainnya akan lebih nyaman di kulit bayi, sementara yang berbahan wol akan cenderung membuat gatal.
Jangan lupa untuk mencuci pakaian menggunakan deterjen ringan yang tidak mengandung pewangi, pewarna, dan alkohol.
Dermatitis Atopik Akan Lebih Parah saat Musim Dingin
Fakta. Seperti halnya bibir yang mudah pecah-pecah saat musim dingin, eksim akan semakin parah saat udara kering. Namun ternyata, menggunakan air humidifier atau pelembab udara tidak banyak membantu.
Untuk mengatasi eksim, Mama bisa mengoleskan krim ke kulit bayi. Di musim panas, kulit mereka akan membaik karena udara akan lebih lembab.
Bayi dengan Dermatitis Atopik Akan Lebih Mudah Memiliki Alergi
Fakta. Eksim bukanlah pemicu alergi pada bayi. Tetapi, bayi dengan eksim kemungkinan besar akan memiliki alergi lainnya. 50% bayi yang memiliki eksim menderita asma dan 66,7% mengalami demam.
Bagaimana, Ma, sudah semakin paham kan tentang dermatitis atopik pada bayi? Semoga setelah ini, Mama bisa lebih santai menghadapi bayi yang memiliki eksim di kulitnya, ya.
Ingat, jangan mudah percaya dengan mitos-mitos yang beredar di masyarakat. Ada baiknya Mama mencari tahu informasi melalui artikel dan penelitian, atau berkonsultasi langsung dengan Dokter Spesialis Anak (DSA).
Baca juga:
- Waspada Speech Delay, Cek Perkembangan Bahasa Bayi 0-12 Bulan di Sini!
- 7 Rekomendasi Telon Cream untuk Bayi
- 10 Rekomendasi Sabun Biang Keringat untuk Bay