Kenali Jenis Penyakit Kulit Non Infeksi pada Bayi
Penyakit kulit non infeksi ini jika dibiarkan bisa berbahaya juga sih
2 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kulit adalah organ tubuh terluar dan terluas yang fungsinya untuk melindungi tubuh. Kulit memberi perlindungan tubuh dari cuaca, paparan sinar ultraviolet, dan infeksi kuman.
Di awal usianya, bayi belum memiliki daya tahan yang kuat. Kulitnya pun rentan menghadapi masalah karena belum terlalu sempurna perkembangannya.
Mama pasti memiliki rasa khawatir ketika si Bayi mengalami perubahan pada kulitnya seperti setelah beberapa hari lahir badannya muncul kemerah-merahan seperti alergi. Ternyata penyebab penyakit kulit ada yang memang sifatnya sementara, non infeksi dan infeksi.
Penyakit non infeksi adalah penyakit yang tidak menular dan bukan disebabkan oleh virus atau bakteri.
Berikut Popmama.com rangkum informasi mengenai jenis penyakit kulit non infeksi yang bisa terjadi pada si Bayi.
1. Kulit kepala yang kering
Kulit kepala yang kering sering terjadi pada si Bayi baru lahir sampai menginjak usia tiga tahun, kondisi ini biasa disebut cradle cap. Penyakit kulit ini ditandai jika pada bagian kulit kepala bayi ditemukan kulit kering berwarna putih atau kuning.
Cradle cap ini juga bisa menyebabkan kulit kepala mengeluarkan cairan yang berwarna kuning selain bisa muncul di bagian kepala, penyakit ini juga bisa timbul pada kelopak mata, ketiak, dan bagian lipatan tubuh si Bayi.
Mengurangi penumpukan kulit kepala yang kering pada si Bayi, mama bisa membersihkannya secara perlahan menggunakan jari tangan, usaplah secara halus lalu setelah kulit kering tersebut luntur basuh kepala si Bayi menggunakan shampo khusus.
Jangan panik sebab hal ini tidak berbahaya dan akan hilang dengan sendirinya, namun jika tidak kunjung sembuh sebaiknya Mama memberikan penanganan medis untuk mengtahui kondisi pada si Bayi.
Editors' Pick
2. Biang keringat
Miliaria adalah ruam kemerahan yang sering dialami pada kulit si Bayi, mungkin mama lebih akrab menyebutnya biang keringat. Kelenjar kulit si Bayi memang belum stabil dan rentan terhadap sinar matahari ketika ia sering berada di suhu yang panas hal itu cenderung membuatnya rentan mengalami biang keringat.
Kondisi ini sering muncul di seluruh tubuh si Bayi, bagian yang sering ruam yaitu di dahi, leher, punggung, dan badannya. Biasanya muncul bintik merah dan akan terasal gatal sehingga membuatnya menjadi rewel.
Namun biang keringat akan hilang dengan sendirinya Mama cukup menjauhkannya dari udara yang panas. Apabila biang keringat disertai demam, Mama harus segera mengunjungi dokter karena biang keringat yang normal tidak dibarengi oleh gejala demam.
3. Ruam popok
Ruam popok terjadi pada bagian tubuh yang ditutupi oleh popok, kondisi kulit yang diakibatkan oleh ruam popok ditandai oleh munculnya kemerahan pada bagian kulit si Bayi. Kondisi seperti ini sering terjadi pada saat si Bayi berusia 9-12 bulan.
Penyakit kulit ini disebabkan karena iritasi kulit yang terjadi akibat urine dan tinja yang terlalu lama berkontak dengan kulit si Bayi, ruam popok ini bisa berujung menyebabkan infeksi jamur pada kulit.
Saat si Bayi mengalami kemerahan pada kulitnya akibat popok cara terbaik yang bisa mama lakukan untuk mengatasi iritasi tersebut, mama sebaiknya memberi waktu pada si Bayi untuk tidak memakai popok sementara. Jangan lupa untuk menggunakan krim yang aman untuk melindungi kulitnya dari iritasi.
4. Eksim
Dermatitis atopik atau yang dikenal sebagai eksim adalah penyakit kulit yang meradang membuat kemerahan pada permukaan kulit dan menimbulkan rasa gatal.
Bagian yang sering mengalami eksim yaitu dahi, kulit kepala dan pipi pada si Bayi. Eksim ini biasa muncul saat ia menjelang usia dua bulan, gatal ini seringkali disebabkan oleh alergi susu sapi.
Mama sebaiknya menjaga dan memperhatikan asupan yang dikonsumsi karena ketika si Bayi masih diberi ASI, tentu asupan makanan yang mama konsumsi akan mempengaruhi kandungan ASI.
Jika si Bayi memiliki alergi terhadap susu sapi lalu mama mengonsumsi makanan atau minuman yang terbuat dari susu sapi, besar kemungkinan si Bayi bisa mengalami alergi.
Sebaiknya mama menghindari dulu untuk kosumsi makanan atau minuman yang diolah dari susu sapi dan perhatikan juga setiap asupan makanan yang dapat memicu alergi ya, Ma!
Mengatasi Masalah yang Terjadi Pada Kulit Bayi
Ketika memiliki bayi tentu mama akan sangat khawatir dengan perubahan yang dialami si Bayi, terlebih jika kulitnya mengalami alergi. Kulit si Bayi sangat tipis dan kelenjar keringatnya belum berfungsi dengan baik, hal tersebut menjadi pemicu kulit bayi menjadi rentan terkena penyakit.
Tetapi mama tidak perlu khawatir langkah pertama jika di tubuh si Bayi muncul kemerahan atau mengalami gatal terus-menerus sebaiknya mama jangan panik, dan jika dari sejak dini ia sering diberi produk tertentu lebih baik dihentikan dahulu penggunaannya.
Agar mama bisa mengetahui apakah alergi tersebut dipicu oleh produk atau memang bawaan yang ada pada si Bayi.
"Hindari untuk mencoba memberikan produk asal-asal untuk meringankan alergi pada kulit bayi, jika kelainan kulit pada bayi disertai demam dan sangat mengganggu hingga menimbulkan nyeri, disarankan untuk periksa ke rumah sakit.
Hindari penggunaan produk yang biasa mama gunakan, dan cermati gejala-gejala yang membuat kemerahan pada kulit si Bayi " ujar dr. Caessar Pronocitro, Sp.A,M. (dokter spesialis anak) saat dijumpai di acara Bambi Baby.
Jangan cepat panik dan perhatikan durasi si Bayi mengalami kelainan pada kulit agar saat mama pergi ke dokter, dokter akan lebih mudah untuk mendiagnosa penyebab kelainan kulit yang terjadi pada bayi mama.
Baca juga:
- Jangan Kaget! Ini Beragam Masalah Kulit yang Kerap Dialami Newborn
- Cara Mengatasi Biang Keringat pada Bayi