Perhatikan! Posisi Tidur Bayi untuk Mencegah Sindrom Kematian Mendadak
SIDS, syndrom kematian mendadak pada bayi yang paling ditakuti
22 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama, masih bingung memilih posisi tidur yang tepat untuk bayi? Cari tahu dulu plus-minusnya sebelum menentukan.
Posisi tidur bayi sering dikaitkan dengan Sudden Infant Death Syndrome atau SIDS (kematian mendadak pada bayi).
SIDS adalah sindrom kematian mendadak yang terjadi pada bayi di bawah usia 1 tahun. Kematian ini tidak ditandai gejala tertentu. Meski telah bertahun-tahun diteliti, penyebab SIDS belumlah diketahui secara pasti. Ada dugaan sindrom kematian ini dipengaruhi dengan posisi tidur bayi.
Secara statistik di Eropa dan Amerika, kasus SIDS banyak terjadi pada bayi yang tidur tengkurap. Penelitian tahun 2010 di Amerika menunjukan kematian mendadak pada bayi mencapai 2.500 kasus setiap tahunnya. Itulah sebabnya, Amerika gencar melakukan kampanye agar bayi-bayi tidak tidur dalam posisi tengkurap. Tapi di Indonesia kasus sindrom kematian mendadak ini jarang terjadi. Meski begitu Mama tetap harus berhati-hati.
Editors' Pick
Teori Penyebab SIDS
Para peneliti telah puluhan tahun melakukan studi tentang SIDS. Mereka membuat studi tentang kemungkinan kematian bayi karena posisi tidurnya yang salah.
Beberapa teori mengungkapkan bahwa bayi tidur tengkurap memberi tekanan pada rahang bayi, akibatnya ia sulit bernapas. Teori lainnya mengatakan, bayi tidur tengkurap akan menghirup udara yang telah dikeluarkannya, yang mengandung karbondioksida, sehingga kadar oksigen di dalam tubuh bayi menurun.
Tidur tengkurap bukanlah faktor tunggal terjadinya SIDS. Sejumlah pakar menduga ada beberapa faktor yang berpotensi menyebabkan kematian mendadak pada bayi ini, diantaranya:
- Kelahiran prematur,
- berat badan bayi di bawah normal saat lahir,
- paparan asap rokok saat dalam kandungan,
- kelainan pada otak,
- infeksi pernapasan pada bayi seperti flu.
Posisi Tidur Terlentang Apakah Aman?
Untuk itu posisi tidur yang paling disarankan untuk newborn adalah terlentang.
Sebuah organisasi kesehatan anak di Amerika mengatakan tidak ada risiko mengkhawatirkan seperti tersedak pada posisi terlentang. Posisi tidur seperti ini terbukti meminimalisasi sindrom kematian bayi mendadak sebanyak 50 persen.
Dokter merekomendasikan bayi tidur terlentang hingga usia 6 bulan.
Terlalu lama tidur terlentang juga memungkinkan menghambat pertumbuhan rambut belakang kepala. Mama tidak perlu khawatir soal ini, rambut Si Bayi kelak akan tumbuh normal. Tunggu saja sampai bayi berusia sekitar 7 bulan dan mulai bisa tidur miring sendiri.
Namun, ada aturan saat bayi tidur terlentang, antara lain:
- Mama harus memastikan bahwa di sekeliling bayi tidak terdapat benda-benda, misalnya selimut atau boneka, yang bisa terjatuh atau tergeser dan menutup hidung bayi sehingga menghambat pernapasannya.
- Mama harus tetap memerhatikan bayi meskipun tidur dalam posisi terlentang. Bayi yang sudah bisa membalik tubuhnya atau di atas usia 4 bulan, bisa saja merubah posisi tidur dan membahayakan dirinya.
- Jika habis minum ASI, bayi harus disendawakan, sebab mungkin saja, jika ia gumoh dalam posisi tidur terlentang, muntahan masuk jalur napasnya dan menyebabkan SIDS.