Waspada! Residu Asap Rokok Bisa Membunuh Bayi
Hanya residunya saja nih, Ma, bisa fatal untuk keselamatan si Bayi
11 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Orangtua perokok sebaiknya perlu memikirkan bahaya asap rokok untuk anak-anak. Bahkan, bila tidak terkena langsung asap rokok, dari residu asap yang menempel di baju atau badan orangtuanya saja, sudah berbahaya untuk mereka. Anak-anak, terutama bayi, masih lemah pertahanan tubuhnya. Paparan itu bukan membuat mereka kuat, melainkan bikin bahaya fatal.
Editors' Pick
Risiko Paparan Residu Asap Rokok, Bikin Fatal
Residu asap rokok berpotensi bahaya untuk bayi. Sebuah studi yang dipresentasikan pada pertemuan tahunan American Academy of Allergy, Asthma & Immunology's (dan dipublikasikan di The Journal of Allergy and Clinical Immunology) menyatakan ada hubungan antara paparan dengan kebiasaan buruk dan alergi makanan yang berpotensi berbahaya pada anak-anak.
"Paparan asap rokok, kepada anak di usia dini, selain menyebabkan potensi asma kepada anak. Dalam beberapa penelitian, paparan rokok juga memicu alergi dan eksim pada anak-anak," ujar salah satu periset dalam pertemuan tersebut, Anna Bergstrom, dari Institut Karolinska di Swedia.
Periset melakukan penelitian terhadap sekitar 3.800 anak-anak Swedia antara tahun 1994 dan 1996. Penelitian tersebut dilakukan dengan kesimpulan belasan tahun berikutnya. Hasil penelitian menyebut, para bayi yang kini beranjak dewasa menunjukkan tanda-tanda alergi makanan sampai usia 16 tahun.
"Para bayi dengan paparan asap rokok, yang biasanya orangtuanya merokok saat berusia 2 bulan lebih, menunjukkan alergi terutama untuk telur dan kacang," lanjut penelitian tersebut.
Terlepas dari sejumlah risiko alergi terhadap makanan tertentu tersebut, ada banyak alasan mengapa merokok di sekitar anak tidak dianjurkan. Seperti yang ditunjukkan oleh Bergstrom dalam komentarnya bahwa residu rokok berpotensi menimbulkan asma dan eksim pada anak-anak, dan asap rokok tetap merupakan faktor risiko terjadinya Sudden Infant Death Syndrom (SIDS).
Meski sebenarnya studi tentang SIDS belum menemukan penyebab pasti kematian mendadak saat tidur, namun peneliti mengetahui bahwa bayi dengan orangtua perokok lebih berpotensi mengalami SIDS.
"Sepertinya kita tidak memerlukan bukti lagi bahwa merokok dan anak-anak sangat berisiko," lanjutnya.
Orangtua Harus Berusaha Berhenti Merokok
Demi keselamatan anak, Mama dan Papa harus berusaha menghentikan kebiasaan merokok. Hal itu tidak mudah sebab menurut penelitian, kecanduan nikotin lebih mengikat daripada kecanduan heroin. Artinya, orang yang merokok lebih merasa sulit lepas daripada orang yang mengonsumsi heroin.
Meski di bungkus rokok sudah ada peringatan bahaya, tercantum juga gambar-gambar efek rokok yang mengerikan, perokok aktif tidak mudah berhenti.
Namun, pasti ada jalan jika berusaha keras. Ini tips dari Popmama.com agar Mama dan Papa bisa menghentikan kebiasaan merokok. Yuk, dicoba!
- Mulailah dengan memantapkan niat kuat
Segala hal pasti ada jalan jika ada niat kuat. Mama dan Papa bisa memikirkan betapa bahagia punya anak yang sehat dan kuat dan salah satu caranya adalah dengan berhenti merokok. Beban biaya kesehatan untuk anak yang menghadapi paparan rokok cukup besar. Jadi, bukankah lebih baik uang ditabung untuk wisata keluarga daripada membayar biaya dokter karena si Kecil sakit kan?
- Konsultasi dengan ahli
Masalah kecanduan adalah masalah psikologis. Orang yang mengalami kecanduan membutuhkan terapi perilaku dan konsultasi kejiwaan untuk mengatasinya. Konsultasi dengan ahli adalah solusi jika dengan usaha sendiri, Mama dan Papa gagal berhenti merokok. Jangan malu melakukan terapi psikologis. Ingat, semua itu kan untuk kepentingan anak-anak.
- Memakai obat khusus
Ada obat-obatan khusus yang bisa diresepkan kepada pasien yang ingin berhenti merokok di antaranya Zyban dan Wellbutrin. Wellbutrin adalah anti-depresan yang digunakan sebagai obat penurun berat badan dan obat anti-merokok. Sementara Zyban dianggap sebagai salah satu anti-depresan yang lebih aman untuk dikonsumsi bahkan untuk ibu hamil. Kenapa obat antidepresan yang dipakai? Ya, karena masalah kecanduan adalah masalah psikologis bukan fisik.
Demi anak-anak, yuk, Ma bareng Papa berhenti merokok. Bisa kok!
Baca juga:
- Cara Berhenti Merokok Sebelum Kehamilan Dimulai
- Ketahuan Bohong Soal Merokok, Ussy Sulistyawati dan Andhika Pratama Minta Maaf ke Anak