Suara serak bisa dialami oleh siapa saja, termasuk bayi ataupun anak-anak. Suara serak merupakan sesuatu yang normal, terutama bila bayi sedang mengalami batuk dan pilek.
Suara serak bayi pun bisa disebabkan banyak faktor. Namun, kebanyakan orangtua tidak tahu penyebab suara serak tersebut.
Meski suara serak bukan selalu pertanda penyakit berbahaya, ada baiknya suara serak pada bayi segera diatasi. Pasalnya, suara serak bisa jadi membuat bayi tidak nyaman.
Nah, apa penyebab suara bayi serak dan bagaimana cara mengatasi suara bayi serak? Berikut Popmama.com telah merangkum ulasannya. Simak penjelasan ini, yuk!
1. Suara serak pada bayi bisa disebabkan oleh infeksi
Freepik/Cookie Studio
Si Kecil bisa mengalami infeksi sehingga suaranya serak. Infeksi dapat berupa peradangan laring (laringitis).
Infeksi ini disebabkan oleh virus yang berakibat pita suara menjadi meradang.
Laringitis biasanya disertai dengan gejala lain, seperti:
Demam
Tenggorokan kering
Suara serak
Sakit tenggorokan
Batuk
Rasa tak nyaman pada tenggorokan.
Perlu diwaspadai bila gejala laringitis semakin buruk. Jika hal ini terjadi, bawa bayi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan medis.
2. Penyebab suara bayi serak adalah batuk dalam jangka lama
Freepik/Jcomp
Biasanya, batuk disertai dengan suara serak. Nah, kondisi suara semakin parah bila batuk terjadi dalam waktu yang lama.
Namun, suara serak ini akan mereda seiring dengan batuk yang mulai sembuh juga. Jadi, suara serak akan sembuh dengan sendirinya.
Kamu tak perlu cemas berlebihan kecuali suara bayi serak tetap terjadi meski batuk sudah hilang.
Editors' Pick
3. Suara bayi serak akibat lendir menumpuk
Freepik/Pch.vector
Suara bayi serak juga bisa disebabkan oleh penumpukan lendir. Penumpukan ini bisa terjadi karena iritasi, infeksi, ataupun alergi.
Umumnya, lendir akan menyumbat hidung. Bahkan, tak jarang mengalir ke tenggorokan sehingga membuat pita suara terganggu. Suara bayi pun akhirnya menjadi serak.
4. Suara serak karena terlalu lama menangis
Freepik/Cookie Studio
Meski terdengar sepele, suara bayi serak bisa disebabkan karena bayi menangis terlalu lama.
Tenggorokannya sakit akibat mengeluarkan banyak suara. Oleh karena itu, laringnya akan meregang dan menyebabkan suara serak.
Suara serak ini dapat kembali normal tanpa pengobatan. Namun, waspadai gejala suara serak kronis yang terjadi sampai berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
5. Suara serak akibat alergi
Freepik/Jcomp
Suara bayi serak disebabkan juga oleh alergi, seperti alergi udara dingin. Apabila bayi memang memiliki riwayat alergi, kemungkinan besar ia akan mengalami serak.
Udara dingin dapat menyebabkan sekresi lendir yang berlebihan, khususnya di saluran pernapasan dari hidung ke bronkiolus. Sekresi inilah yang membuat suara serak.
6. Asam lambung naik dapat menyebabkan suara bayi serak
Freepik/Jcomp
Suara serak ternyata bisa disebabkan kenaikan asam lambung juga.
Asam lambung naik menuju esofagus atau kerongkongan. Bahkan, kenaikan ini bisa mencapai saluran pencernaan yang menghubungkan mulut ke lambung.
Oleh karena itu, tanda-tanda asam lambung naik ada dua, yakni:
Rasa nyeri pada ulu hati
suara menjadi serak.
7. Cara mengatasi suara bayi serak
Freepik/Jcomp
Pada dasarnya, suara bayi serak dapat diatasi sesuai dengan penyebabnya. Contohnya, bila disebabkan tangisan yang lama, cobalah untuk menenangkan dan mengistirahatkan bayi.
Untuk suara bayi serak yang disebabkan oleh penyakit lain yang lebih serius, kemungkinan besar dokter akan memberikan resep obat.
Selain perawatan medis dan perawatan mandiri, lakukan beberapa hal ini agar suara serak pada bayi dapat mereda secepatnya:
Hindarkan bayi dari asap rokok atau polusi udara.
Pastikan bayi tidak dehidrasi. Caranya, dengan memenuhi asupan ASI.
Nyalakan humidifier untuk menjaga kelembapan.
Jangan memberikan makanan berminyak atau minuman bersoda pada bayi.
Itulah fakta tentang suara bayi serak. Jika suara si Kecil serak, coba cari tahu penyebabnya terlebih dahulu. Setelah itu, pilih cara mengatasi suara serak yang tepat.
Sebaiknya, selalu berkonsultasi dengan dokter agar langkah pengobatan tidak membahayakan si Kecil.