Gejala dan Penyebab Sindrom Bayi Biru, Apakah Berbahaya?
Air susu yang terkontamasi bakteri bisa menyebabkan sindrom bayi biru
30 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sindrom bayi biru atau dalam istilah medis dikenal sebagai cyanosis adalah kondisi yang harus diwaspadai orangtua. Sindrom ini ditandai dengan perubahan warna kulit bayi menjadi kebiruan, terutama pada bibir, lidah, dan kuku.
Melansir Medical News Today, warna kebiruan ini disebabkan oleh kadar oksigen yang rendah dalam darah bayi, dan darah tersebut beredar ke seluruh tubuh. Sindrom bayi biru sering kali merupakan tanda adanya masalah serius pada jantung, paru-paru, atau sirkulasi darah bayi.
Kondisi ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk penyakit jantung bawaan, gangguan pernapasan, atau anemia berat. Karena sindrom bayi biru menunjukkan adanya kekurangan oksigen yang serius.
Agar kondisi ini bisa ditangani lebih dini, orangtua harus mengetahui gejala dan penyebab sindrom bayi biru.
Jadi, simak ulasan Popmama.com berikut ini untuk memahami lebih lanjut dan melindungi si Kecil dari risiko yang mungkin terjadi.
Gejala Sindrom Bayi Biru
Melansir Web MD ada beberapa gejala yang muncul pada si Kecil yang mengalami sindrom bayi biru. Berikut beberapa gejalanya yang harus diperhatikan oleh orangtua.
Bayi biru, termasuk penyakit jantung bawaan, gangguan pada paru-paru, dan paparan zat-zat tertentu yang berbahaya. Dalam artikel ini, kita akan menjelaskan lebih lanjut tentang gejala-gejala yang perlu diwaspadai dan penyebab umum yang mendasari kondisi ini.
Dengan pengetahuan yang cukup, orangtua dapat lebih waspada dan siap mengambil langkah yang diperlukan untuk melindungi bayi mereka.
- Warna kulit kebiruan (sianosis)
Sianosis adalah gejala utama dari sindrom bayi biru, di mana kulit bayi tampak kebiruan. Perubahan warna ini paling sering terlihat di bibir, kuku, dan sekitar mata.
- Napas cepat atau kesulitan bernapas
Bayi yang mengalami sindrom bayi biru sering mengalami masalah pernapasan. Mereka mungkin bernapas lebih cepat dari biasanya atau tampak kesulitan untuk menarik napas dalam. Ini adalah tanda bahwa tubuh bayi sedang berjuang untuk mendapatkan cukup oksigen.
- Kelelahan dan lemas
Kelelahan yang tidak biasa pada si Kecil adalah tanda lain yang harus diwaspadai. Bayi mungkin tampak lemas, kurang responsif, dan tidak menunjukkan minat pada aktivitas normal seperti makan atau bermain.
- Susah atau tidak mengalami kenaikan berat badan
Bayi yang mengalami sindrom bayi biru mungkin sulit bahkan tidak mengalami kenaikan berat badan yang normal. Bayi dengan kondisi ini mungkin tampak kurus atau mengalami penurunan berat badan, meskipun mereka makan dengan baik.
- Tidak mau makan
Kehilangan nafsu makan adalah gejala lain yang sering terlihat pada bayi dengan sindrom bayi biru. Bayi mungkin menolak untuk menyusu atau makan, yang dapat memperburuk kondisi mereka.
- Jari tangan dan kaki membulat (clubbing)
Clubbing atau pembulatan jari tangan dan kaki, adalah gejala yang dapat muncul pada bayi dengan sindrom bayi biru. Kondisi ini terjadi karena kadar oksigen yang rendah dalam darah menyebabkan jaringan di sekitar ujung jari membengkak dan membulat.
- Masalah tumbuh kembang
Bayi dengan sindrom bayi biru mungkin mengalami keterlambatan dalam tumbuh kembang mereka. Ini bisa terlihat dalam bentuk keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan, seperti duduk, merangkak, atau berjalan.
Selain itu, bayi mungkin juga mengalami kesulitan dalam berbicara atau menunjukkan tanda-tanda keterlambatan mental.