Insisi Tongue Tie Tidak Direkomendasikan, Ini Alasan Medis
Lakukan latihan suck training sebagai cara alternatif mengatasi tongue tie pada bayi
19 Agustus 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tongue tie atau ankyloglossia adalah kondisi di mana jaringan yang menghubungkan lidah dengan dasar mulut, disebut frenulum terlalu pendek atau kencang. Hal ini umumnya terjadi pada bayi dan membatasi gerakan lidah, sehingga berpotensi memengaruhi kemampuan bayi dalam menyusui, berbicara, serta aktivitas lainnya yang melibatkan lidah.
Prosedur insisi tongue tie, seperti frenotomi atau frenuloplasti, sering dipertimbangkan sebagai solusi untuk masalah ini. Prosedur ini melibatkan pemotongan frenulum untuk membuat gerakan lidah menjadi lebih leluasa dan diharapkan dapat mengatasi kesulitan menyusui dan mencegah masalah bicara di masa depan pada si Kecil.
Meskipun prosedur ini sering dianggap sebagai solusi, penting untuk memahami bahwa tidak semua kasus tongue tie memerlukan tindakan tersebut.
Untuk menjadi pertimbangan, Popmama.com telah merangkum informasi mengenai insisi tongue tie tidak direkomendasikan.
Alasan Insisi Tongue Tie Tidak Direkomendasikan
Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), melakukan insisi tongue tie pada bayi tidak direkomendasikan, karena meskipun pada beberapa kasus tongue tie dapat menyebabkan masalah pada beberapa bayi, tidak semua bayi dengan kondisi ini mengalami dampak yang serius.
Sebuah studi menemukan bahwa 63% bayi yang memiliki tongue tie tidak perlu menjalani operasi untuk bisa menyusui dengan baik. Artinya, banyak bayi yang tetap bisa menyusui secara normal meskipun memiliki kondisi ini.
Ada juga anggapan bahwa tongue tie bisa membuat anak lambat bicara, namun penelitian menunjukkan bahwa kondisi ini tidak memengaruhi perkembangan bicara anak. Oleh karena itu, penting untuk tidak terburu-buru dalam memutuskan untuk melakukan insisi.
Sejauh ini juga belum ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa melakukan insisi tongue tie dapat memperbaiki kesehatan gigi atau mencegah masalah tidur seperti sleep apnea.
Editors' Pick
Risiko Melakukan Insisi Tongue Tie
Setiap prosedur medis termasuk insisi tongue tie, memiliki risiko yang harus dipertimbangkan. Potensi risiko meliputi infeksi, pendarahan, dan kerusakan saraf yang dapat memengaruhi fungsi lidah. Selain itu, beberapa bayi mungkin mengalami kesulitan makan atau menyusu setelah prosedur, yang dapat menambah stres bagi orangtua dan bayi.
Komplikasi jangka panjang juga bisa terjadi meskipun jarang. Risiko-risiko ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati sebelum memutuskan untuk melakukan insisi. Pendekatan non-invasif, seperti terapi laktasi, mungkin menawarkan solusi yang lebih aman dengan risiko yang lebih rendah.
Apakah Tongue Tie pada Bayi Bisa Sembuh Sendiri?
Tongue tie pada bayi, dapat terlepas secara tiba-tiba atau secara alami bisa sembuh tanpa operasi medis. Melansir Maternity Matters Dorset, banyak kasus tongue tie yang tidak menimbulkan gejala dan tidak memerlukan pengobatan serius apabila frenulum tersebut putus dengan sendirinya.
Jika frenulum terlepas dengan sendirinya, ini menunjukkan bahwa bayi tidak perlu menjalani prosedur bedah seperti insisi tongue tie, yang umumnya dilakukan untuk mengatasi masalah ini. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengamati kondisi tongue tie pada si Kecil dengan cermat dan berkonsultasi dengan profesional medis jika ada kekhawatiran.
Alternatif Mengatasi Tongue Tie
Selain melakukan insisi, ada beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan untuk menangani tongue tie pada bayi. Melansir Mayo Clinic, berikut alternatif lain untuk mengatasi tongue tie pada si Kecil:
- Konsultasi ke konselor laktasi, karena dapat membantu ibu dan bayi menemukan posisi dan teknik menyusui yang lebih nyaman meskipun bayi memiliki tongue tie. Mereka bisa mengajarkan cara-cara khusus untuk membantu bayi mengunci dengan baik selama menyusui.
- Melakukan peregangan dan pijat lembut pada area bawah lidah bayi bisa membantu otot-otot di sekitar lidah menjadi lebih lentur. Terapi ini sering dibimbing oleh ahli terapi wicara atau fisioterapis anak.
- Latihan-latihan tertentu seperti suck training dapat diberikan kepada bayi untuk membantu memperkuat otot-otot mulut dan lidah. Ahli terapi wicara biasanya dapat merancang program latihan yang sesuai untuk bayi dengan tongue tie.
- Gunakan beberapa alat bantu, seperti nipple shield atau pelindung puting, dapat membantu bayi mengunci lebih baik selama menyusui, meskipun memiliki tongue tie. Alat ini dapat mengurangi rasa sakit bagi ibu dan membantu bayi mendapatkan ASI dengan lebih efektif.
- Dalam beberapa kasus, dokter mungkin menyarankan hanya untuk mengamati kondisi tongue tie tanpa operasi segera, terutama jika bayi tidak menunjukkan masalah menyusui yang serius. Seiring waktu, beberapa bayi bisa menyesuaikan diri dan tongue tie mungkin tidak lagi menjadi masalah.
- Terkadang, tongue tie bisa membaik dengan sendirinya saat bayi tumbuh. Jika bayi tidak mengalami kesulitan makan atau bicara, dokter mungkin menyarankan untuk menunggu hingga bayi lebih besar sebelum mempertimbangkan tindakan lebih lanjut.
Nah, demikianlah informasi mengenai insisi tongue tie tidak direkomendasikan. Jadi, pastikan Mama melakukan pemeriksaan lebih lanjut, sebelum memutuskan melakukan insisi tongue tie pada si Kecil, ya.
Baca juga:
- Beda Lip Tie dan Tongue Tie, Kondisi yang Bikin Bayi Susah Menyusu
- Mengenal Suck Training, Latihan Mengisap untuk Bayi dengan Tongue Tie
- Apakah Tongue Tie Membuat Bayi Kesulitan Makan?