Mama khawatir menengkurapkan bayi saat ia masih berusia beberapa minggu?
Padahal, bayi sudah boleh ditengkurapkan tanpa perlu menunggu ia bisa berguling sendiri. Para ahli menganjurkan posisi tengkurap ketika bayi sedang terjaga.
Kalau Mama ingat lagi, saat melakukan proses Inisiasi Menyusui Dini (IMD), bayi juga dalam posisi tengkurap bukan? Berarti, menengkurapkan bayi jelas boleh dilakukan sedini mungkin dan baik untuk tumbuh kembangnya.
Supaya Mama tidak ragu lagi, cek dulu yuk 5 fakta di balik perlunya menengkurapkan bayi yang Popmama.comrangkum dari berbagai sumber.
1. Tengkurap penting untuk menguatkan otot leher bayi
Pexels/Fotograf Botez
Perlu Mama ketahui, posisi tengkurap akan membantu perkembangan otot leher bayi. Kekuatan otot leher ini akan memudahkan bayi mencapai semua milestone perkembangan fisiknya.
Mengangkat kepala, duduk, merangkak, dan berjalan tentu butuh kekuatan otot leher yang stabil. Secara alami, saat ditengkurapkan bayi akan berusaha mengangkat kepalanya guna melihat apa yang ada di sekitarnya.
Namun, usaha bayi itu belum bertahan cukup lama sampai ia berusia 3 atau 4 bulan ketika otot lehernya sudah lebih kuat. Kemudian, ia baru berlatih berguling dan menopang tubuhnya dengan tangan.
Editors' Pick
2. Tengkurap dapat menghindari sindrom kepala rata
Pixabay/1041483
Salah satu kecemasan banyak Mama pada bayi baru lahir adalah bentuk kepala rata atau peyang. Itu menjadi alasan mengapa Mama membelikan bantal anti peyang untuk si Kecil.
Namun, ada cara terbaik untuk menghindari sindrom kepala rata, yaitu dengan memosisikan bayi tengkurap. Ternyata, kepala rata pada bayi bisa terjadi karena bayi terlalu banyak berada pada posisi telentang.
Selain itu, posisi tengkurap juga memberi bayi perspektif berbeda terhadap lingkungan sekitarnya. Ia jadi lebih leluasa menolehkan kepala dan memutar tubuh ke berbagai posisi.
3. Tengkurap bisa dimulai sejak bayi pulang dari rumah sakit
Pixabay/tung256
Banyak orangtua baru merasa takut atau cemas untuk melatih menengkurapkan bayi. Lalu, memutuskan menunda latihan tengkurap hingga usia bayi dirasa cukup. Bahkan, tak sedikit yang memilih menunggu sampai bayi bisa berguling sendiri.
Langkah tersebut kurang tepat, Ma. Posisi tengkurap atau tummy time ini bisa dimulai sejak bayi pulang dari rumah sakit.
Jika Mama masih merasa kurang yakin, ajari bayi tengkurap setelah ia puput pusar atau tali pusarnya lepas. Mama bisa memosisikan bayi tengkurap di atas dada Mama sebagai permulaan.
Namun, Mama harus mengetahui hal-hal penting sebelum menengkurapkan bayi, yaitu:
Lakukan di atas permukaan rata, seperti kasur. Pastikan tidak ada bantal dan selimut di sekitar bayi.
Buat 2-3 sesi tengkurap per hari selama masing-masing 3-5 menit bagi bayi baru lahir. Semakin bertambah usia, semakin panjang pula durasinya.
Ajari bayi tengkurap saat terjaga.
Posisikan kepala bayi ke kanan dan ke kiri secara bergantian. Sering-sering cek posisinya apakah ia bisa bernapas dengan aman.
Waktu tepat untuk menengkurapkan bayi adalah setelah mandi atau mengganti popok.
4. Keamanan bayi tetap jadi perhatian utama
Pexels/Pixabay
Selain memastikan tempat bayi tengkurap, ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian Mama saat mengajari si Kecil tengkurap.
Jangan tinggalkan bayi sendirian dalam posisi tengkurap. Sewaktu-waktu ia bisa berganti posisi sendiri yang mungkin saja berbahaya.
Saat bayi mengantuk atau tertidur dalam posisi tengkurap, ubah posisinya menjadi telentang.
Sebaiknya bayi tidak tidur tengkurap karena berisiko tercekik akibat jalur napas kurang optimal. Bahkan, risiko sindrom kematian mendadak pada bayi atau SIDS lebih tinggi terjadi pada bayi yang tidur tengkurap.
Saat bayi menangis dalam posisi tengkurap, segera ajak ia bermain atau bicara. Kemudian, angkat tubuh bayi atau telentangkan. Ini akan membantunya tertarik untuk tengkurap lebih lama secara perlahan.
5. Ada bayi yang tidak suka tengkurap
Pexels/Spencer Selover
Sebagian besar bayi memang merasa lebih nyaman berbaring dalam posisi telentang. Wajar jika ada bayi yang tidak suka tengkurap karena ia merasa asing dan tidak nyaman.
Namun, Mama jangan menyerah dulu. Latih bayi tengkurap dalam waktu pendek dulu, kemudian tingkatkan secara perlahan.
Jadikan aktivitas tengkurap menyenangkan dengan mengajak bayi bicara, bernyanyi, atau menaruh mainan yang menarik perhatian si Kecil.
Mama boleh menyediakan matras warna-warni yang khusus untuk bayi atau play mat. Biasanya, play mat memiliki fitur berupa mainan yang bisa dimainkan bayi. Pastikan bayi bertelanjang kaki agar stimulasi sensorinya juga berjalan optimal.
Itulah 5 fakta penting yang menjadi alasan bayi perlu tengkurap. Jadi, jangan ragu lagi untuk menengkurapkan bayi ya, Ma, karena fase ini merupakan bagian penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembangnya. Selamat bermain dengan si Kecil, Ma!