5 Mitos dan Fakta Seputar Menggendong Bayi yang Wajib Mama Ketahui
Terlalu sering menggendong dapat menyebabkan anak ‘bau tangan’, mitos atau fakta ya?
16 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Awas, jangan keseringan digendong, nanti anakmu bau tangan!”
Mama tentu sudah tak asing lagi dengan bunyi nasihat itu bukan? Ya, sebagian besar Mama yang baru melahirkan pasti banyak mendapatkan saran dan nasihat dari orang yang lebih tua, terlebih jika Mama baru saja melahirkan anak pertama.
Nah, salah satu nasihat yang seringkali diberikan adalah tentang menggendong anak. Sejak dulu, kebanyakan orang menganggap bahwa menggendong bayi terlalu sering dapat membuatnya menjadi lebih rewel dan manja. Kondisi inilah yang sering disebut-sebut sebagai ‘bau tangan’.
Padahal faktanya, menurut sejumlah ahli perkembangan anak, menggendong bayi justru memiliki efek positif bagi tumbuh kembangnya. Melalui dekapan, bayi akan merasa lebih aman dan nyaman.
Berikut ini adalah beberapa mitos yang berkembang seputar menggendong bayi yang perlu Mama ketahui.
1. Bayi menjadi lebih rewel dan manja
Faktanya, bayi baru lahir cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi karena ia harus beradaptasi dengan lingkungan baru di sekitarnya. Ketidaknyamanan inilah yang membuat bayi seringkali menangis atau rewel.
Itulah sebabnya bayi senang sekali digendong. Sebab, pelukan dan sentuhan langsung mampu meredam rasa stresnya sekaligus membuat bayi merasa lebih tenang dan nyaman.
Sejumlah penelitian juga menyebutkan bahwa bayi yang sering digendong mampu mengurangi tangisannya sebesar 50 persen. Hal ini tentu saja berpengaruh terhadap kondisi mental anak hingga ia dewasa. Anak yang sering digendong akan merasa lebih percaya diri, merasa dihargai dan bahkan turut mempengaruhi perkembangan berat badannya.
Editors' Pick
2. Menggendong dapat menghambat perkembangan postur tubuh bayi
Faktanya, bayi yang terlalu banyak menghabiskan waktu tidur dengan posisi telentang dapat menghambat perkembangan otot serta batang lehernya. Bayi mama bahkan berisiko mengalami torticollis (leher berputar) dan plagiocephaly (kepala datar atau kondisi kepala peyang) jika jarang digendong.