5 Masalah Kesehatan yang Sering Terjadi pada Bayi Prematur
Lahir lebih cepat dari waktunya membuat bayi prematur rentan menghadapi masalah kesehatan
20 April 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kelahiran prematur terjadi ketika usia kehamilan belum genap 37 minggu. Sedangkan persalinan yang normal terjadi saat usia kehamilan sudah menginjak minggu ke 37 hingga ke 40 minggu.
Pertumbuhan organ tubuh yang belum matang di dalam kandungan, membuat bayi yang terlahir prematur rentan terhadap berbagai masalah kesehatan. Hal ini memaksa mereka untuk tinggal lebih lama di rumah sakit setelah dilahirkan.
Situs Healthline menjelaskan, faktor-faktor penyebab kelahiran prematur biasanya akibat masalah gaya hidup Mama sebelum dan selama kehamilan yaitu gizi buruk, merokok, hingga mengalami infeksi tertentu.
Di bawah ini Popmama.com telah merangkum 5 masalah kesehatan yang sering terjadi pada bayi prematur, yaitu:
1. Masalah neurologis yang memengaruhi otak
Bayi prematur yang baru lahir dapat mengalami berbagai masalah neurologis. Menurut Children's Hospital of Pittsburgh, kondisi neurologis dapat disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak sesuai di dalam otak atau sumsum tulang belakang. Sehingga, bayi prematur sangat berisiko mengalami gangguan otak.
Diagnosis dini dan perawatan yang efektif adalah cara terbaik untuk meminimalkan efek atau komplikasi dari gangguan otak tersebut.
Editors' Pick
2. Terjadi sindrom gangguan pernapasan
Masalah paru-paru yang paling umum terjadi pada bayi prematur adalah sindrom gangguan pernapasan. Ini terjadi ketika paru-parunya belum dapat berfungsi dengan sempurna.
Dikutip dari Aboutkidshealth, perawatan untuk masalah pernapasan tergantung pada tingkat keparahan dan prematuritas sang bayi. Saat itulah petugas NICU akan memerhatikan dengan seksama.
Komplikasi paru yang juga sering terjadi pada bayi prematur adalah tingkat oksigen yang rendah dan kelebihan kadar karbon dioksida dalam darah sang bayi.
3. Sistem kekebalan tubuh bayi belum sempurna
Bayi prematur tidak bisa melawan serangan bakteri maupun virus dengan maksimal sehingga mereka berisiko untuk mudah mengalami infeksi. Hal tersebut disebabkan oleh sistem kekebalan tubuhnya yang masih lemah.
Infeksi yang terjadi pada bayi prematur dapat menyebabkan pertumbuhan berat badan yang lambat dan memengaruhi kemampuan mereka untuk bernapas.
Hal inilah yang menyebabkan bayi prematur harus tinggal lebih lama di rumah sakit agar mereka tidak mengalami komplikasi yang lebih serius.
4. Penurunan lambat dalam jumlah sel darah merah
Faktanya, bayi prematur berisiko untuk mengalami komplikasi jangka pendek seperti masalah darah dan penyakit kuning akibat kadar billiburan yang terlalu tinggi.
Bayi prematur sangat berisiko untuk mengalami penurunan jumlah sel darah merah, yang menyebabkan mereka rentan mengalami anemia.
Bila tidak segera ditangani, anemia berpotensi untuk menyebabkan berbagai masalah tumbuh kembang di kemudian hari.
5. Berisiko terjadi kelainan jantung struktural
Pada umumnya, bayi prematur mengalami gangguan jantung akibat kelahiran terlalu dini.
Ya, kondisi ini bisa saja mengarah pada risiko penyakit kardiovaskular yang lebih parah di kemudian hari.
Forbes mengungkapkan, berdasarkan hasil penelitian terbaru, bayi yang lahir prematur memiliki risiko untuk mengalami kelainan jantung struktural dan menyebabkan tekanan darah tinggi seiring bertambahnya usia.
Itulah kelima komplikasi jangka pendek yang sering terjadi pada bayi prematur. Namun tidak semua bayi yang lahir secara prematur memiliki kondisi yang sama.
Pastikan Mama selalu memeriksakan kondisi kandungan secara teratur untuk mencegah terjadinya kelahiran prematur.
Baca juga:
- Umur Berapa Bayi Harus Berhenti Dibedong? Ini Faktanya!
- 8 Hal yang Perlu Mama Ketahui tentang Ubun-ubun Bayi
- Mama Perlu Tahu, Ini 6 Tanda Bayi ASI Eksklusif Kekurangan Asupan Gizi