Kapan Skrining PJB Kritis Menggunakan Pulse Oximeter Dilakukan?
Skrining PJB kritis penting dilakukan pada bayi untuk mencegah risiko penyakit jantung bawaan, Ma
7 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit jantung bawaan (PJB) umumnya dapat terjadi pada 8–10 bayi dari setiap 1000 kelahiran. Salah satu tanda PJB, yakni adanya kelainan struktur organ jantung yang ditemukan ketika bayi dilahirkan.
Perlu diketahui, jantung adalah organ tubuh yang terbentuk pada usia kehamilan 8 minggu. Paparan obat, kelainan genetik, infeksi pada ibu, diabetes, atau konsumsi alkohol saat hamil bisa menjadi faktor risiko kelainan struktur organ jantung pada janin.
Akan tetapi, tidak semua anak yang lahir dengan PJB akan menunjukkan gejala tertentu. Itulah sebabnya, skrining PJB kritis menjadi penting dilakukan untuk mendeteksi gejalanya sejak dini.
Lantas, kapan skrining PJB kritis menggunakan pulse oximeter dilakukan? Berikut ini Popmama.comtelah merangkum penjelasannya. Simak yuk, Ma!
1. Kapan skrining PJB kritis dilakukan?
PJB Kritis adalah penyakit jantung bawaan yang memerlukan tindakan segera dalam satu tahun pertama kehidupan. Seperti yang dapat diketahui, tidak semua anak dengan PJB akan menunjukkan gejalanya sejak kecil, Ma.
Skrining PJB kritis perlu dilakukan segera saat baru baru dilahirkan, salah satunya melalui tes pulse oximetry. Dokter biasanya akan melakukan tes ini setelah bayi berusia 24 jam atau sebelum bayi diperbolehkan pulang dari rumah sakit.
Editors' Pick
2. Cara melakukan tes pulse oximeter untuk mendeteksi PJB
Cara melakukan tes pulse oximeter sebenarnya cukup sederhana dilakukan. Prosesnya dilakukan dengan menilai saturasi oksigen perifer pre-ductal (jari tangan kanan) serta post-ductal (jari kaki kiri atau kanan).
Apabila hasil pemeriksaan saturasi perifer bayi kurang dari 95% atau terdapat perbedaan lebih dari 3% saturasi pre dan post-ductal, maka bayi terindikasi perlu melakukan pemeriksaan ekokardiografi untuk menilai struktur organ jantungnya.
Jika memerlukan penanganan lebih lanjut, dokter biasanya akan melakukan konsultasi dengan dokter spesialis anak atau konsultan jantung untuk dilakukan pemeriksaan penunjang serta penanganan lebih lanjut.