Sebanyak 31 Bayi Prematur Dievakuasi dari Gaza ke Mesir
Bayi-bayi tersebut dipindahkan ke RS Al Helal Al Emairati di Kota Rafah
21 November 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sebanyak 31 bayi prematur direlokasi dari rumah Sakit Al-Shifa di utara Kota Gaza menuju RS Al Helal Al Emairati di Kota Rafah, selatan jalur Gaza, pada Minggu (19/11/2023) lalu.
Upaya pemindahan tersebut dilakukan menggunakan bantuan ambulans dari Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) bersama beberapa lembaga PBB. Usai melakukan kunjungan, WHO mengatakan bahwa rumah sakit terbesar di Gaza tersebut kini telah menjadi ‘zona kematian’.
Kondisi bayi yang terlahir prematur di rumah sakit Gaza begitu cepat memburuk, bahkan diiringi oleh kematian tragis beberapa bayi lainnya serta hancurnya seluruh layanan medis di rumah sakit Al-Shifa.
Lebih lanjut, berikut Popmama.com telah merangkum informasi mengenai sebanyak 31 bayi prematur dievakuasi dari Gaza ke Mesir.
1. Sejumlah 31 bayi berhasil dipindahkan menuju Kota Rafah di Gaza Selatan
Sejumlah 31 bayi yang terlahir prematur telah dipindahkan dari rumah sakit Al-Shifa menuju ke rumah sakit Al Helal Al Emairati di Kota Rafah, jalur Gaza Selatan.
Upaya relokasi ini dibantu oleh enam ambulans dari Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) beserta badan PBB termasuk WHO dalam kondisi keamanan yang cukup berisiko tinggi.
“31 bayi yang sakit parah dievakuasi, bersama 6 petugas kesehatan dan 10 anggota keluarga staf,” terang Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, Dirjen WHO, melalui akun X.
Usai dipindahkan ke rumah sakit di Kota Rafah, kondisi bayi prematur tersebut kini sudah semakin stabil karena dirawat di unit perawatan intensif neonatal.
Editors' Pick
2. Rumah sakit Al-Shifa telah menjadi titik fokus operasi Israel
Sebelumnya, rumah sakit Al-Shifa telah menjadi titik fokus operasi Israel. Bahkan tentara Israel mengklaim Hamas telah menjadikan rumah sakit itu sebagai basis komando mereka. Namun, Hamas beserta staf medis rumah sakit berulang kali membantah tuduhan tersebut.
Otoritas kesehatan Hamas mengatakan kampanye militer Israel sejak serangan 7 Oktober lalu semakin tiada henti hingga telah menewaskan lebih dari 12.300 orang di Gaza yang sebagian didominasi oleh warga sipil.