11 Tanda Bahaya pada Bayi Baru Lahir yang Harus Diwaspadai
Mengenali tanda bahaya pada bayi baru lahir bisa mencegah terjadinya gangguan yang tidak diinginkan
12 Februari 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Para calon orangtua yang tengah menantikan kelahiran sang buah hati, sebaiknya perlu mengenal tanda bahaya pada bayi baru lahir. Perlu diketahui, bayi yang baru lahir mudah terpapar berbagai penyakit sebab sistem kekebalan tubuhnya masih belum sempurna.
Tak hanya itu, bayi baru lahir tentunya belum memiliki kemampuan berkomunikasi sehingga sebagai orangtua sulit mengetahui apakah ia sakit ataupun tidak.
Memahami tanda bahaya pada bayi baru lahir akan berguna apabila terjadi gangguan yang tidak diinginkan sehingga kondisi fisik bayi perlu segera ditangani oleh dokter. Lantas, apa saja tanda-tanda bahaya tersebut?
Berikut Popmama.comtelah merangkum beberapa tanda bahaya pada bayi baru lahir yang harus diwaspadai khusus untuk Mama. Yuk, simak sampai akhir!
1. Bayi terlihat lemah dan lesu
Jika bayi yang baru lahir terlihat lemah atau tidak seaktif biasanya, Mama perlu mewaspadai kondisi ini. Kondisi lemah pada bayi bisa dipicu oleh beberapa penyakit, seperti diare, muntah berlebihan, atau infeksi berat.
Untuk mengatasi kondisi ini, Mama perlu mengobati penyakit ataupun kondisi yang menjadi penyebabnya. Apabila tidak diketahui penyebabnya, Mama dapat memeriksakan si Kecil ke dokter.
2. Bayi tidak mau menyusu
Bayi yang tidak mau menyusu biasanya menandakan dalam kondisi lemah atau dehidrasi berat. Apabila kondisi seperti ini terjadi pada si Kecil, Mama bisa mengupayakan supaya sang bayi tetap menempel ke payudara mama dengan benar.
Ketika bayi membuka mulutnya, pastikan seluruh putting dan sebagian areola masuk ke dalam mulutnya. Jika cara ini tidak bisa membuat bayi menyusu, Mama disarankan agar berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan langkah penanganan yang tepat.
3. Demam atau suhu tubuh tidak normal
Sebagai antisipasi bayi mengalami demam, Mama perlu menyimpan termometer di rumah untuk memastikan suhu badan si Kecil sewaktu-waktu. Bayi bisa didiagnosis mengalami demam saat suhu tubuhnya melebihi 37,5 derajat celcius.
Apabila mendapati bayi demam, Mama dianjurkan untuk mencegah kekurangan cairan dengan memberi ASI sesering mungkin. Selain itu, pertolongan pertama bayi demam bisa dilakukan dengan mengganti pakaiannya dengan baju tipis supaya panas cepat menguap.
4. Kejang
Bayi baru lahir bisa saja mengalami kejang sehingga orangtua perlu mencari tahu pemicunya. Apabila kejang pada bayi dipicu oleh demam, Mama bisa memberikannya obat penurun panas yang sesuai dengan dosis anjuran dokter.
Di sisi lain, kondisi bayi yang kejang tetapi bukan disebabkan oleh demam, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter supaya diketahui kemungkinan penyebab lainnya. Mama juga bisa memperhatikan frekuensi lamanya kejang pada bayi untuk dilaporkan kepada dokter.
Editors' Pick
5. Kulit bayi membiru
Bayi baru lahir mungkin saja menunjukkan tangan dan kaki yang agak kebiruan apabila ia merasa kedinginan. Selain itu, bayi yang menangis keras mungkin menjadi sedikit biru di sekitar wajah, lidah, atau bibirnya.
Namun, kulit bayi membiru yang tak kunjung hilang disertai kesulitan bernapas atau makan bisa menjadi pertanda keadaan darurat. Kondisi ini bisa menjadi pertanda jantung atau paru-paru tidak bekerja dengan normal. Sebaiknya Mama segera menghubungi dokter untuk memberikan pertolongan dari kondisi ini.
6. Bayi kuning
Apabila kuning pada bayi terjadi kurang dari 24 jam setelah kelahirannya atau lebih dari 14 hari setelah lahir lalu menjalar hingga telapak tangan, hal ini bisa menjadi gejala penyakit kuning.
Untuk mengatasinya, Mama bisa berkonsultasi dengan dokter jika mendapati si Kecil memiliki gejala penyakit kuning.
7. Mata bernanah
Kondisi mata bernanah pada bayi baru lahir bisa menjadi tanda adanya infeksi yang berasal dari proses persalinan. Apabila si Kecil mengalami hal ini, Mama dapat melakukan tindakan dengan membersihkan mata bayi menggunakan kapas dan air hangat.
Jika nanah yang keluar dari mata jumlahnya berlebih hingga sulit di atasi, sebaiknya Mama segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
8. Merintih terus-menerus
Bayi yang baru lahir tentunya belum bisa mengungkapkan apa yang ia rasakan. Bila Mama mendapati si Kecil merintih terus-menerus meskipun telah diberi ASI atau ditimang-timang, sebaiknya segera menghubungi dokter untuk memeriksakan kondisi bayi.
9. Pusar berwarna kemerahan
Tali pusar bayi yang berwarna kemerahan bisa menjadi pertanda infeksi. Saat merawat tali pusar bayi, Mama perlu memastikannya supaya tetap kering dan bersih.
Ujung dari tali pusar bayi akan mengering dan lepas dalam satu sampai tiga minggu setelah kelahirannya. Selama proses penyembuhan memang bisa jadi terdapat sedikit darah di dekat tali pusarnya.
Akan tetapi, bila darah yang mengalir cukup banyak sebaiknya segera hubungi dokter supaya mendapat tindakan yang tepat. Mama juga perlu mewaspadai apabila area pusar bayi mengeluarkan nanah sehingga kulit di sekitarnya menjadi merah dan bengkak.
10. Sesak napas
Tanda bahaya pada bayi baru lahir selanjutnya adalah sesak napas. Frekuensi napas bayi umumnya lebih cepat dari orang dewasa, yaitu sekitar 40-60 kali per menitnya.
Jika bayi bernapas kurang dari 40 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit, maka Mama perlu mewaspadainya sebagai gangguan kesehatan. Apabila kondisi ini terjadi, lebih baik segera berkonsultasi dengan dokter agar segera mendapatkan penanganan.
11. Tidak bisa buang air
Tidak bisa buang air kecil dalam 24 jam pertama di rumah serta tidak bisa buang air besar dalam 48 jam pertama bisa menjadi pertanda bahaya pada bayi baru lahir.
Seharinya, bayi yang baru lahir akan buang air besar untuk pertama kalinya dalam waktu 24 jam pertama kehidupannya. Apabila buang air besar memakan waktu lebih lama dari ini, bisa jadi terdapat masalah seperti penyumbatan usus atau anus yang kurang berkembang.
Apabila bayi menyusu dengan baik, Mama dapat melihat setelah beberapa hari kelahirannya, tinja akan berubah warna dari hitam menjadi hijau tua, kemudian menjadi kuning.
Bayi yang diberi ASI umumnya mengeluarkan kotoran yang tampak kuning, berair, dan berbiji putih kecil-kecil. Sementara itu, bayi dengan susu formula kemungkinan mempunyai tinja yang lebih encer dan berwarna kuning atau cokelat.
Nah, itulah sejumlah tanda bahaya pada bayi baru lahir yang harus diwaspadai oleh para orangtua baru. Jangan takut untuk memeriksakan si Kecil ke dokter supaya dapat langsung mendapatkan penanganan yang tepat seandainya terdapat masalah kesehatan yang serius.
Semoga informasi ini bermanfaat, ya, Ma!
Baca juga:
- 4 Doa agar Bayi Sakit Bisa Cepat Sembuh
- 5 Tanda Bayi Sakit, yang Ini Tanpa Mengalami Demam, Lho!
- Cara Melindungi Bayi Baru Lahir dari Virus agar Tidak Mudah Sakit