9 Dari 10 Bayi Mengalami Defisiensi Mikrobioma Usus
Padahal kesehatan pencernaan sangat penting
2 April 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kesehatan usus telah menjadi perhatian para ahli selama bertahun-tahun. Hal tersebut dikarenakan pentingnya bagian ini untuk keseimbangan tubuh secara keseluruhan.
Triliunan bakteri, jamur, dan virus yang membentuk mikrobioma manusia akan terus beradaptasi dan berevolusi sepanjang masa. Hal ini terjadi sejak pertama kali janin bersentuhan dengan mikroorganisme tersebut di dalam rahim mama.
Setelah bayi lahir, mikrobioma usus akan terus melakukan diversifikasi hingga sepanjang usia. Melansir Very Well Family, dalam tulisan ini Popmama.com akan membahas defisiensi mikrobioma usus pada bayi.
Defisiensi Mikrobioma Usus pada Bayi
Sayangnya, studi terkini yang dipublikasikan di Scientific Report menyebutkan bahwa sembilan dari 10 bayi kekurangan bakteri jenis Bifidobacterium infantis. Padahal, mikroorganisme ini sangat penting untuk kesehatan dan perkembangan bayi.
Kekurangan Bifidobacterium infantis membuat bayi berisiko mengalami ketidakmampuan menyerap nilai gizi ASI, memberikan dampak negatif pada dinding usus, meningkatkan risiko terpapar patogen berbahaya, serta mengalami gangguan perkembangan sistem imun.
Fakta ini diungkapkan oleh Rebecca Duar, PhD, seorang ilmuwan di Evolve Biosystems, Inc.
"Mayoritas bayi kekurangan bakteri usus yang utama ini sejak minggu-minggu awal kehidupan. Walaupun kondisi ini cukup umum, namun hal ini tak diketahui oleh sebagian besar orang tua dan dokter anak," ungkap Duar, seperti yang ditulis Very Well Family.
Studi lain juga menyebutkan bahwa Bifidobacterium infantis juga berperan untuk melindungi saluran usus dari bakteri berbahaya. Padahal, menurut penelitian, 26 persen dari bakteri di dalam usus berpotensi menyebabkan penyakit.
Karena itu, kurangnya bakteri baik akan mengancam kesehatan buah hati. Berbagai macam gangguan kesehatan akan muncul, mulai dari risiko kolik, ruam popok, eksim, alergi, bahkan diabetes tipe 1. Karenanya, Duar menyarankan agar orangtua lebih memerhatikan kesehatan usus buah hatinya.
Editors' Pick
Menyusui untuk Mencegah Defisiensi Mikrobioma Usus
Agar jumlah bakteri baik tetap dalam kondisi ideal, maka Mama perlu melakukan beberapa langkah. Para ahli menyarankan bahwa ASI adalah makanan terbaik untuk bayi pada enam bulan pertama.
Di dalamnya terkandung berbagai komponen yang membantu perkembangan anak, termasuk bakteri baik dengan komposisi seimbang. ASI mengandung bifidobaikteria, termasuk probiotik dan oligosakarida.
Meski demikian, menyarankan semua mama untuk menyusui jelas bukan hal yang tepat. Pasalnya, masing-masing mama dan bayi memiliki kondisi yang berbeda. Beberapa perempuan justru berada dalam situasi yang tak memungkinkan untuk memberikan ASI secara langsung pada bayinya.
"Walaupun kami memberikan dorongan pada para mama untuk menyusui, mengingat seharusnya ada banyak manfaat bifidobakterium yang didapat demi meningkatkan kekebalan dalam usus bayi, namun terkadang masalah pekerjaan, stres, (kuantitas) produksi ASI, atau kemauan mama bisa menjadi penghalang," ungkap Rashmi Jain, MD, dokter anak sekaligus pendiri BabiesMD.