Sebagai ibu baru, wajar kalau Mama mungkin khawatir dengan asupan yang dibutuhkan si Bayi. Memang Mama perlu banyak cari tahu tentang itu, termasuk soal asupan vitamin D yang sangat penting untuk setiap aspek pertumbuhan anak.
Vitamin D dapat membantu si Kecil menyerap kalsium yang dibutuhkan untuk membangun tulang yang kuat. Perlu Mama tahu bahwa vitamin D tidak banyak ditemukan secara alami dalam makanan. ASI pun tak cukup mengandung vitamin D yang dibutuhkan.
Dilansir dari What to Expect, berikut ini Popmama.com merangkum serba-serbi seputar vitamin D untuk bayi yang perlu Mama tahu.
Kenapa Bayi Butuh Vitamin D?
Unsplash/Ignacio Campo
Bayi butuh vitamin D untuk perkembangan tulangnya. Vitamin D membantu tubuh bayi menyerap kalsium, dan membangun tulang yang kuat, yang akan melindunginya di kemudian hari.
Jika si Kecil kurang mendapat asupan vitamin D, maka risikonya adalah tulang yang lemah, yang bisa menyebabkan masalah seperti rakhitis, yaitu kelainan di masa kanak-kanak, di mana tulang melunak dan menyebabkannya rentan patah tulang.
Editors' Pick
Asupan Vitamin D Tidak Cukup Hanya dari ASI
Freepik/yanalya
Bayi yang hanya diberi ASI berisiko lebih tinggi mengalami kekurangan vitamin D, dibanding bayi yang minum susu formula. ASI memang makanan pokok bayi, tapi tak mengandung cukup vitamin D untuk memenuhi kebutuhan harian si Kecil.
Sebagai solusinya, biasanya dokter akan meresepkan suplemen tetes untuk asupan vitamin D si Kecil. Bahkan bayi yang minum susu formula pun juga masih butuh tetes vitamin D, sampai mereka mulai mendapatkan cukup asupan tersebut dari makanan padat.
Berapa Banyak Kebutuhan Vitamin D untuk Bayi?
Pexels/Engine Akyurt
Bayi yang baru lahir maupun yang sudah beberapa bulan, membutuhkan asupan 400 IU vitamin D dalam sehari. American Academy of Pediatrics (AAP) mengungkapkan bahwa asupan tersebut harus dipenuhi dari tetes vitamin D sampai mereka mulai minum setidaknya empat cangkir susu setiap harinya.
Penting untuk memastikan si Kecil mendapatkan cukup asupan vitamin D. Karena selain dibutuhkan untuk perkembangan tulang, vitamin D juga penting untuk meningkatkan pertumbuhan sel, fungsi neuromuskuler, dan fungsi imun tubuh.
Overdosis Vitamin D pada Bayi
Freepik/sergei_stock1977
Pastikan asupan vitamin D untuk bayi mama juga tidak berlebihan. Kontrol jumlah vitamin D tetes yang dikonsumsi si Kecil, agar mereka tidak overdosis.
Terlau banyak vitamin D pada bayi bisa menyebabkan beberapa efek samping. Bayi bisa mual, muntah, kebingungan, hilang nafsu makan, kehausan yang berlebihan, bahkan nyeri otot dan sendi, juga sembelit dan sering buang air kecil.
Bisakah Bayi dapat Vitamin D dari Sinar Matahari?
Unsplash/Omar Lopez
Beberapa dokter menganjurkan agar bayi tidak terlalu banyak terpapar sinar matahari, terutama karena kulit si Kecil memang masih sangat lembut dan sensitif.
AAP juga mengungkapkan bahwa bayi di bawah enam bulan harus dijauhkan dari sinar matahari langsung. Sedangkan bayi dengan usia lebih dari itu, harus memakai tabir surya, topi, dan pakaian pelindung lainnya jika akan dibawa keluar di bawah sinar matahari.
Setidaknya 30 menit sebelum keluar rumah, Mama bisa mengoleskan tabir surya yang aman untuk bayi di atas enam bulan. Pastikan untuk mengoleskannya ulang setelah beberapa jam.
Sedangkan untuk bayi di bawah enam bulan, tidak diperbolehkan menggunakan tabir surya dari ujung kepala hingga kaki. Mama bisa mengoleskannya di area-area kecil saja, seperti punggung tangan, bagian atas kaki, dan sedikit di wajah.
Kendala bahwa bayi tidak bisa terpapar sinar matahari langsung inilah yang menyebabkannya sulit mendapatkan vitamin D dalam jumlah signifikan dari sinar matahari saja. Itulah mengapa menjadi penting untuk menambahkan suplemen vitamin D bagi bayi.
Nah, setelah mengetahui serba-serbi tentang asupan vitamin D untuk bayi di atas, Mama jadi tahu kan kalau si Kecil butuh suplemen khusus dan tidak boleh terpapar sinar matahari langsung. Namun untuk lebih meyakinkan, Mama bisa konsultasikan dulu pada dokter yang menangani si Kecil ya, Ma.