Pasti Perih! Bayi Bisa Sariawan karena Jamur dan Ini Cara Mencegahnya
Bagaimana bisa bayi mengalami sariawan?
15 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sariawan adalah penyakit yang biasanya terjadi di dalam mulut. Sebagai orang dewasa saja, sariawan terasa begitu menyiksa. Lalu bagaimana jika penyakit ini terjadi pada si Kecil? Ternyata, penyakit yang disebabkan oleh jamur ini juga bisa menjangkiti bayi lho, Ma!
Seseorang yang terinfeksi sariawan biasanya mendapati bintil putih di lidah atau gusi. Rasanya perih dan mengganjal sehingga mengganggu proses makan atau mengunyah. Pada bayi, sariawan tentu membuat aktivitas menyusunya terasa kurang nyaman. Tak hanya bayi, Mama pun akan merasa tak nyaman ketika puting bergesekan dengan bintil sariawan.
Yuk, simak ulasan Popmama.com ini tentang sariawan pada bayi.
Editors' Pick
Sariawan Bayi Disebabkan Jamur Vagina
Sariawan disebabkan oleh keberadaan jamur Candida albicans yang juga terdapat di vagina. Lalu bagaimana mekanismenya hingga bayi kecil mama bisa terjangkit sariawan?
Mama harus tahu bahwa setiap tubuh manusia ditumbuhi jamur Candida albicans dalam kondisi tidak aktif. Jamur Candida albicans tumbuh dalam mulut manusia, dan sekitar kelamin untuk perempuan. Jadi keberadaan jamur ini lebih banyak pada tubuh perempuan, karena ada di dua titik sekaligus. Biasanya bayi mengalami sariawan pertama pada usia di bawah 2 bulan. Potensi sariawan meningkat pada bayi yag dilahirkan melalui proses persalinan normal.
Apa penyebabnya?
Bayi yang dilahirkan secara normal akan melalui jalur vaginal, di mana terdapat banyak jamur Candida albicans. Bayi bisa saja terpapar jamur ini, tergantung kondisi kebersihan vagina Mama sebelum melahirkan. Meski kemungkinannya sangat kecil, tetap berpotensi menambah populasi jamur Candida albicans dalam tubuh bayi.
Lalu, jika Candida albicans berada dalam kondisi nonaktif, bagaimana sariawan terjadi?
Dalam tubuh manusia, Candida albicans memang berada dalam kondisi nonaktif karena keberadaan mikroorganisme baik lainnya. Ketika kondisi kekebalan tubuh memburuk atau terjadi perubahan aktivitas hormonal, situasi ini bisa mengaktifkan Candida albicans. Tak harus bayi yang sakit, ketika kekebalan tubuh Mama sedang memburuk pun bisa berpengaruh pada kualitas ASI.
Sebagai mikroorganisme jahat, Candida albicans menyukai kondisi lembap. Jadi tak hanya dipengaruhi oleh penurunan kekebalan tubuh, kondisi puting Mama yang tidak benar-benar kering dan bersih juga berpotensi mengaktifkan jamur. Sebaiknya, setelah si Kecil menyusu bersihkan bagian puting Mama dan lap hingga kering. Sehingga saat menyusu berikutnya sudah dalam keadaan bersih.
Gejala dan Penanganan Sariawan pada Bayi
Cara paling mudah mengidentifikasi sariawan pada bayi adalah memperhatikan munculnya bintil putih dalam mulut. Tapi hati-hati, kadang bintil putih yang muncul di lidah adalah gumpalan ASI setelah menyusu. Jika gumpalan bertahan lama dan terasa kasar saat menyentuh puting Mama, bisa dipastikan itu sariawan.
Jika bayi Mama terkena sariawan, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan antibiotik yang sesuai. Meski sedikit mengganggu, aktivitas menyusui tetap harus dilakukan agar kebutuhan nutrisi si Kecil tetap terpenuhi. Mungkin akan menimbulkan perasaan kurang nyaman pada Mama, dan bisa saja membuat puting serta area di sekitarnya terluka.
Untuk mengantisipasi agar si Kecil tidak terjangkit sariawan, cara paling mudah adalah meningkatkan kebersihan. Tak hanya kebersihan anak, tapi juga Mama khususnya area payudara. Karena selama ia menyusu kontak banyak terjadi antara mulutnya dengan payudara Mama. Pastikan Mama mencuci bra dengan baik dan benar, menjemurnya di bawah sinar matahari langsung juga baik untuk mematikan bakteri jahat yang terjebak di serat kain.
Semoga si Kecil selalu sehat!
Baca juga:
- Cara Menjaga Kebersihan Vagina Saat Hamil Muda
- Ini Ma, 5 Jenis Infeksi Vagina yang Sering Terjadi Saat Hamil