Bayi Tidur dengan Mulut Terbuka, Apakah Berbahaya?

Pastikan kualitas tidur si Kecil tidak terganggu agar tumbuh kembangnya tetap maksimal

2 Oktober 2024

Bayi Tidur Mulut Terbuka, Apakah Berbahaya
Freepik/javi_indy

Bayi yang baru lahir kerap memiliki kebiasaan tidur yang beragam. Hal ini kemudian menjadi sesuatu yang dirasa unik oleh para orangtua baru, salah satunya seperti kebiasaan tidur dengan mulut terbuka.

Melansir laman Raising Children Network, bayi membutuhkan tidur untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Namun, bagaimana jika ia justru tidur dengan mulut terbuka? Apakah hal ini merupakan hal yang berbahaya untuknya?

Pasalnya, ada banyak hal yang bisa menjadi penyebab bayi tidur dengan mulut terbuka dan menjadi gejala dari gangguan tidur. Apa sajakah hal tersebut?

Nah, berikut Popmama.com rangkumkan tentang bayi tidur dengan mulut terbuka.

1. Bayi tidur dengan mulut terbuka, apakah berbahaya?

1. Bayi tidur mulut terbuka, apakah berbahaya
freepik/Lifestylememory

Ada banyak orang tidak memahami benar bahwa tidur dengan mulut terbuka bukanlah hal yang tepat. Apalagi jika ini terjadi pada bayi yang membutuhkan waktu tidur untuk mendukung tumbuh kembangnya.

Melansir laman Healthline, bayi baru lahir bernapas melalui hidung hampir secara eksklusif kecuali saluran hidungnya tersumbat. Faktanya, bayi usia 3-4 bulan belum mengembangkan refleks untuk bernapas melalui mulut.

Para peneliti dalam jurnal It Takes a Mouth to Eat and a Nose to Breathe: Abnormal Oral Respiration Affects Neonates' Oral Competence and Systemic Adaptation menjelaskan bahwa pernapasan mulut saat tidur dapat berkembang sebagai respons terhadap beberapa jenis penyumbatan di saluran napas bagian atas, seperti hidung atau tenggorokan.

Editors' Pick

2. Masalah yang timbul jika bayi mengalami gangguan tidur

2. Masalah timbul jika bayi mengalami gangguan tidur
Freepik/bearfotos

Tidur dalam keadaan mengalami gangguan tentu saja dapat meningkatkan risiko berbagai gangguan pada bayi. Apalagi saat ini bayi tengah berada dalam periode emas yang mendukung tumbuh kembangnya kelak.

Melansir laman Mayo Clinic, terdapat beberapa masalah yang berpotensi timbul jika bayi mengalami gangguan tidur atau apnea tidur obstruktif pediatrik. Jika tidak segera diatasi, maka si Kecil memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, pradiabetes, dan kondisi jantung dan pembuluh darah lainnya.

Children's Mercy juga menjelaskan bahwa apabila ini sering terjadi, bayi tidak akan bisa tidur nyenyak sehingga memengaruhi aktivitasnya di siang hari. Seiring berjalannya waktu, hal ini dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada jantung, otak, dan bagian tubuh lainnya.

3. Penyebab bayi tidur dengan mulut terbuka

3. Penyebab bayi tidur mulut terbuka
Freepik/pvproductions

Saat si Kecil terlihat tidur dengan mulut terbuka, percayalah bahwa hal ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada beberapa penyebab yang perlu Mama ketahui untuk bisa mengatasinya.

Melansir laman Sleep Foundation, dijelaskan bahwa ada berbagai faktor yang dapat meningkatkan risiko penyumbatan saluran napas pada bayi baru lahir atau bayi yang merupakan ciri khas apnea tidur obstruktif (OSA). Misalnya seperti jalan napas kecil, refluks gastroesofageal, langit-langit mulut sumbing, gangguan neuromuskular, perokok pasif.

Selain itu, pada bayi yang lahir prematur apnea sentral sering kali disebabkan oleh keterbelakangan batang otak atau masalah yang dapat memengaruhi pusat pernapasan otak dan menyebabkan apnea sentral, seperti:

  • Infeksi meningitis dan pertusis
  • Refluks gastroesofageal
  • Trauma kepala
  • Paparan racun
  • Gangguan metabolisme
  • Sindrom Down dan malformasi Arnold-Chiari

4. Ciri-ciri jika bayi mengalami sleep apnea

4. Ciri-ciri jika bayi mengalami sleep apnea
Freepik/freepic.diller

Gejala utama sleep apnea pada bayi dan bayi baru lahir adalah jeda pernapasan yang berlangsung minimal 20 detik saat tidur.

Selain itu, terdapat tanda gangguan tidur lainnya yang bisa orangtua perhatikan, seperti:

  • Mengorok
  • Sesak napas
  • Sering terbangun saat tidur
  • Infeksi pernafasan berulang
  • Pernapasan mulut
  • Berkeringat saat tidur
  • Kesulitan menelan
  • Keterlambatan perkembangan

Walau demikian, beberapa bayi mungkin mengalami episode apnea yang berlangsung kurang dari 20 detik dan banyak gejala apnea tidur juga dapat terlihat pada bayi yang tidak menderita apnea tidur.

5. Yang bisa orangtua lakukan untuk menolong kebiasaan si Kecil

5. bisa orangtua lakukan menolong kebiasaan si Kecil
Freepik/javi_indy

Kembali melansir Children's Mercy, perawatan yang bisa diterima bayi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis sleep apnea (Central Sleep Apnea atau Obstructive Sleep Apnea).

Untuk OSA, beberapa bayi memerlukan pembedahan, namun sebagian besar akan sembuh seiring bertambahnya ukuran bayi dan saluran napas bagian atas yang membesar. Orang lain mungkin perlu diobati dengan oksigen untuk memberikan dukungan pernapasan sampai mereka dapat mengatasinya.

Jika bayi berusia empat bulan atau kurang dan pola tidurnya kurang dapat diprediksi, disarankan agar bayi selalu memakai kanula hidung. Jika bayi sudah lebih besar dan sudah memiliki pola tidur yang baik, maka orangtua dapat melepas kanula hidung saat sudah bangun.

Pilihan pengobatan lainnya termasuk memakai tekanan saluran napas positif berkelanjutan (CPAP) atau dalam kasus yang jarang dan ekstrim, trakeostomi. Perawatan pada akhirnya bergantung pada sifat masalah medisnya, namun semakin cepat masalah didiagnosis, semakin cepat pula dapat diobati.

Nah, itulah tadi rangkuman informasi bayi tidur dengan mulut terbuka. Jangan ragu untuk melakukan konsultasi pada dokter untuk segera menemukan perawatan yang tepat untuk si Kecil, ya, Ma.

Baca juga:

The Latest