GERD pada Bayi: Tanda, Gelaja, dan Cara Mencegahnya
Umumnya terjadi ketika bayi berusia empat bulan
30 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
GERD atau gastroesophageal reflux disease adalah kondisi yang menyebabkan isi perut mengalir kembali ke kerongkongan, tenggorokan, dan mulut. Biasanya, penderitanya akan mengalami rasa tidak nyaman di bagian perut dan sensasi terbakar di bagian dada.
Walau umum terjadi pada orang dewasa, namun GERD juga bisa terjadi pada bayi, Ma. Dilansir dari Healthline, umumnya GERD terjadi pada bayi saat berusia 4 bulan. Tetapi ini akan berangsur membaik saat ia menginjak usia 12-18 bulan.
Ada beragam penyebab dan juga gejala yang perlu Mama waspadai saat si Kecil mengalami gangguan pencernaan yang satu ini.
Nah, berikut ini beragam informasi mengenai GERD pada Bayi, tanda, gelaja, dan cara mencegahnya yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama.
1. Mengenal GERD pada bayi
Sesaat setelah menyusui bayi, biasanya Mama akan menemukan si Kecil mengalami gumoh. Namun, ini bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Tetapi terkadang gumoh yang tidak biasa dapat menjadi indikasi asam lambung, apalagi jika hal ini disertai dengan beberapa gejala lainnya.
Refluks asam dikenal juga sebagai gastroesophageal reflux (GER). Ini adalah kondisi dimana isi lambung naik ke kerongkongan dan tenggorokan. Jika si Kecil menunjukkan tanda yang lebih parah, maka berarti gangguan ini sudah dalam kondisi yang lebih serius atau biasa disebut dengan gastroesophageal reflux disease (GERD).
Refluks sendiri sebenarnya umum terjadi pada bayi. Bahkan, sekitar setengah dari semua bayi bisa gumoh berkali-kali sehari dalam 3 bulan pertama kehidupan mereka.
Editors' Pick
2. Tanda atau gejala GERD yang wajib diwaspadai
Untuk mengetahui tanda-tandanya, Mama bisa memperhatikan kondisi bayi ketika akan disusui atau setelah disusui. Beberapa gejala yang umum terlihat seperti:
- Bayi melengkungkan punggung karena kesakitan, selama atau tepat setelah disusui
- Menangis lebih dari 3 jam sehari tanpa penyebab medis
- Batuk-batuk
- Tersedak atau cegukan saat menelan
- Merasa sakit karena iritasi, terutama setelah disusui
- Sulit disusui atau bahkan menolak untuk disusui
- Pertambahan berat badan yang buruk atau penurunan berat badan
- Mengi atau kesulitan bernapas
- Muntah yang kuat atau sering
3. Penyebab bayi bisa mengalami GERD
Bayi memang rentan terhadap refluks karena beberapa faktor. Salah satunya karena si Kecil memiliki otot sfingter esofagus yang kurang berkembang saat lahir. Ini adalah otot-otot di setiap ujung kerongkongan yang membuka dan menutup untuk memungkinkan lewatnya cairan dan makanan.
Saat mereka tumbuh, otot-otot ini menjadi lebih matang dan terkoordinasi, menjaga isi perut di tempatnya. Itu sebabnya refluks lebih sering terlihat pada bayi yang berusia lebih muda.
Kemudian, bayi juga menghabiskan banyak waktu terlentang, terutama sebelum mereka belajar berguling. Posisi ini tidak memiliki manfaat gravitasi untuk membantu menjaga makanan di perutnya sehingga membuat ia mudah mengalami refluks.
Selanjutnya, sebelum menginjak usia enam bulan bayi hanya mengonsumsi makanan dalam bentuk cairan. Terlalu banyak cairan juga dapat menyebabkan refluks lho, Ma.
Terakhir, bayi juga lebih berisiko mengalami GERD jika ia dilahirkan dengan hernia hiatus, memiliki gangguan neurologis (cerebral palsy), atau memiliki riwayat refluks pada keluarganya.
4. Cara utama mengelola atau mencegah GERD pada bayi
Ada beberapa cara yang bisa mulai Mama terapkan untuk membantu mengurangi refluks pada si Kecil. Yang pertama, ubah menu makanan Mama. Ini dapat membantu mengurangi paparan anak terhadap makanan tertentu yang mungkin membuat mereka alergi.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan untuk menghilangkan telur dan susu dari menu makanan selama dua hingga empat minggu untuk melihat apakah gejala refluks membaik. Usahakan juga untuk menghilangkan makanan asam, seperti buah jeruk dan tomat.
Beberapa cara lain yang bisa dicoba, seperti:
- Jika si Kecil minum susu formula, cobalah untuk beralihlah ke protein terhidrolisis atau formula berbasis asam amino.
- Jaga bayi tetap tegak selama 30 menit setelah menyusu.
- Sendawakan si Kecil beberapa kali selama menyusui.
- Jika Mama memberi susu botol, pegang botol pada sudut yang memungkinkan puting susu tetap penuh. Ini akan membantu si Bayi menelan lebih sedikit udara. Sebab, menelan udara dapat meningkatkan tekanan usus dan menyebabkan refluks.
- Cobalah puting yang berbeda untuk melihat mana yang memberi si Kecil segel terbaik di sekitar mulutnya.
- Berikan si Kecil porsi makanan yang lebih sedikit, tetapi lebih sering. Misalnya, jika Mama biasa memberi makan sebanyak 4 ons susu formula atau ASI setiap empat jam, cobalah menawarkan 2 ons setiap dua jam.
Nah, itulah tadi beragam informasi mengenai GERD pada Bayi, tanda, gelaja, dan cara mencegahnya. Semoga membantu ya, Ma!
Baca juga: