Mulai 2023, Johnson & Johnson Setop Produksi Bedak Bayi Berbahan Talc
Bedak bayi yang diproduksi Johnson & Johnson diduga mengandung asbes yang dapat menyebabkan kanker
15 Agustus 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kabar mengejutkan datang dari perusahaan produk bayi Johnson & Johnson (J&J). Perusahaan yang sudah dikenal sejak lama dengan produk bedak botol yang aman untuk bayi ini mengatakan akan berhenti memproduksi bedak bayi berbahan talc yang menjadi produk andalan mereka selama ini.
Pasalnya, J&J telah berkali-kali mendapatkan tuntutan karena dugaan adanya kandungan asbes pada bedak bayi yang mereka produksi. Asbes sendiri merupakan zat karsinogen yang dikaitkan dengan mesothelioma atau jenis kanker langka yang mematikan.
Nah, berikut ini rangkuman informasi mengenai Johnson & Johnson setop produksi bedak bayi berbahan talc yang sudah Popmama.com rangkum untuk Mama.
1. Johnson & Johnson umumkan akan berhenti produksi bedak bayi pada 2023
Dilansir dari Reuters, pada tanggal 11 Agustus 2022 perusahaan Johnson & Johnson mengungkapkan akan berhenti memproduksi bedak bayi berbahan talc yang menjadi produk andalan mereka.
Perusahaan yang sudah memproduksi bedak bayi sejak tahun 1894 itu mengatakan akan menghentikan produksi bedak bayi berbahan talc di seluruh dunia pada tahun 2023.
Awalnya pada tahun 2020, perusahaan ini mengumumkan untuk berhenti menjual produk berbasis talc milik mereka di Amerika Serikat dan Kanada karena penurunan permintaan. Hal ini terjadi diduga karena adanya informasi yang salah mengenai keamanan produk.
Editors' Pick
2. Mengganti bahan dasar bedak menjadi cornstrach jadi alasan J&J menghentikan produksinya
Pada pengumuman terbarunya itu, J&J juga mengungkapkan alasan utama perusahaannya menghentikan produksi bedak bayi tersebut. Menurut J&J, mereka memutuskan untuk beralih memproduksi bedak bayi dari bahan dasar talc menjadi cornstrach atau sari pati jagung.
Oleh karenanya, dalam masa transisi ini J&J pun akan menghentikan produksi bedak berbasis talc pada tahun 2023 kelak. Sari pati jagung atau tepung maizena merupakan bahan baku bedak bayi yang diyakini lebih aman.
3. Mendapatkan banyak tuntutan atas dugaan kandungan asbes pada produk bedak bayi
Masih dilansir dari Reuters, J&J telah menghadapi sekitar 38 ribu tuntutan hukum. Tuntutan tersebut diketahui berasal dari konsumen dan penyintas yang mengeklaim produk bedak milik J&J terkontaminasi asbes sehingga menyebabkan kanker.
Namun, J&J membantah klaim tersebut dengan menunjukkan uji ilmiah pada produk bayi mereka selama beberapa dekade dan dinyatakan aman atau bebas asbes. Perusahaan J&J juga mengatakan alasannya bahwa bahan talc yang mereka gunakan telah memenuhi spesifikasi yang ketat.
Sedangkan dilansir dari ABC, J&J digugat dengan tuduhan bahwa produk berbahan talc dapat menyebabkan pengguna berisiko mengembangkan kanker ovarium dan kanker yang menyerang paru-paru serta ogan lainnya.
4. Bantah kandungan asbes, J&J tarik produknya secara sukarela dari pasar di tahun 2019
Mengenai dugaan ini, J&J berpegang teguh bahwa produk bedak talc mereka merupakan produk yang aman dan tidak mengandung asbes. J&J juga mengatakan kalau bahan dasar talc mereka memenuhi spesifikasi yang ketat. Sebab, hal ini telah melalui ribuan pengujian selama 40 tahun terakhir tanpa mendapati adanya asbes.
Walaupun telah membantah tuntutan yang diterimanya, perusahaan J&J tetap melakukan penarikan produk di pasaran secara sukarela pada tahun 2019. Sebanyak 33.000 bedak bayi berbahan talc ditarik dari peredarannya.
Food and Drug Administration (FDA) juga sempat mengingatkan konsumen yang memiliki bedak bayi dari perusahaan tersebut untuk menghentikan pemakaiannya.
5. Penjualan bedak bayi secara global gagal membuat J&J bangkrut
Pada bulan April, proposal pemegang saham yang menyerukan diakhirinya penjualan global bedak bayi gagal. Sebelum pengajuan kebangkrutan, perusahaan telah menanggung biaya sebesar 3,5 miliar dolar AS dalam vonis dan penyelesaian, termasuk 22 perempuan yang diberi ganti rugi lebih dari 2 miliar dolar AS.
Di bulan Oktober, J&J memisahkan anak perusahaan LTL Management sembari menyerahkan klaim bedaknya dan segera membuatnya dalam status bangkrut, juga menghentikan tuntutan hukum yang tertunda.
Mereka yang menuntut mengatakan, perusahaan J&J harus membela diri terhadap tuntutan hukum, sementara terdakwa J&J dan proses anak perusahaan yang bangkrut mengatakan itu adalah cara yang adil untuk memberi kompensasi kepada penggugat.
Nah, itulah tadi rangkuman informasi tentang Johnson & Johnson setop produksi bedak bayi berbahan talc. Semoga masalah ini segera teratasi, ya!
Baca juga: