Perbedaan Sukrosa dan Fruktosa pada Susu Formula
Ketahui perbedaan dan dampak jangka panjangnya untuk kesehatan si Kecil
25 November 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat akan memenuhi kebutuhan dan nutrisi si Kecil dengan susu formula, apakah Mama mengetahui akan adanya kandungan sukrosa dan fruktosa di dalamnya? Faktanya, walaupun tak langsung menimbulkan dampak yang kurang baik, hal ini tetap perlu diwaspadai.
Melansir laman First Steps Nutrition, dijelaskan bahwa penggunaan fruktosa dan sukrosa sebaiknya dibatasi karena dapat menyebabkan penyakit serius dan kematian pada bayi dengan intoleransi fruktosa turunan. Meskipun intoleransi fruktosa turunan jarang terjadi, kondisi ini dapat memengaruhi hingga 1 dari 20.000 bayi (Koletzko et al, 2005).
Lalu, apa itu sukrosa dan fruktosa pada susu formula? Bagaimana dampak lain penyerapannya dalam tubuh si Kecil?
Nah, berikut Popmama.com rangkum informasi tentang perbedaan sukrosa dan fruktosa pada susu formula.
1. Apa itu sukrosa?
Apakah Mama pernah mendengar istilah sukrosa? Melansir laman Healthline sukrosa adalah nama ilmiah untuk gula meja. Gula sendiri secara umum dikategorikan sebagai monosakarida atau disakarida.
Disakarida terdiri dari dua monosakarida yang saling terkait dan dipecah kembali menjadi monosakarida selama proses pencernaan. Sukrosa adalah disakarida yang terdiri dari satu molekul glukosa dan satu molekul fruktosa, atau 50% glukosa dan 50% fruktosa.
Sukrosa adalah karbohidrat alami yang ditemukan dalam banyak buah, sayuran, dan biji-bijian, tetapi juga ditambahkan ke banyak makanan olahan, seperti permen, es krim, sereal sarapan, makanan kaleng, soda, dan minuman manis lainnya.
Gula meja dan sukrosa yang ditemukan dalam makanan olahan biasanya diekstraksi dari tebu atau buah bit. Rasa sukrosa sendiri memang kurang manis dibandingkan fruktosa saja tetapi tetap lebih manis daripada glukosa saja.
Editors' Pick
2. Apa itu fruktosa?
Bagaimana dengan fruktosa? Masih dilansir dari laman yang sama, dijelaskan bahwa fruktosa atau "gula buah" adalah monosakarida seperti glukosa.
Fruktosa secara alami ditemukan dalam buah, madu, agave, dan sebagian besar sayuran akar. Selain itu, fruktosa umumnya ditambahkan ke makanan olahan dalam bentuk sirup jagung fruktosa tinggi.
Fruktosa bersumber dari tebu, bit gula, dan jagung. Sirup jagung fruktosa tinggi terbuat dari tepung jagung dan mengandung lebih banyak fruktosa daripada glukosa, dibandingkan dengan sirup jagung biasa. Dari ketiga gula tersebut, fruktosa memiliki rasa yang paling manis tetapi dampaknya paling kecil terhadap gula darah.
3. Bagaimana penyerapan dan penggunaan sukrosa di dalam tubuh?
Secara umum, jika membicarakan tentang penyerapan dan penggunaan sukrosa maka enzim di mulut akan memecah sukrosa sebagian menjadi glukosa dan fruktosa. Namun, sebagian besar pencernaan gula terjadi di usus halus.
Enzim sukrase, yang dibuat oleh lapisan usus halus, memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Glukosa dan fruktosa kemudian diserap ke dalam aliran darah.
Kehadiran glukosa sendiri dapat meningkatkan jumlah fruktosa yang diserap tubuh dan juga merangsang pelepasan insulin. Penyerapan fruktosa yang berlebihan akan meningkatkan pembentukan simpanan lemak di hati manusia.
Dengan demikian berarti dengan mengonsumsi fruktosa dan glukosa secara bersamaan bisa lebih membahayakan kesehatan seseorang daripada memakannya secara terpisah. Ini juga mungkin menjelaskan mengapa gula tambahan seperti sirup jagung fruktosa tinggi dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan pada orang dewasa.
4. Bagaimana penyerapan dan penggunaan fruktosa di dalam tubuh?
Sama seperti glukosa, fruktosa diserap langsung ke aliran darah dari usus halus. Fruktosa akan meningkatkan kadar gula darah secara lebih bertahap daripada glukosa dan hal ini tampaknya tidak langsung memengaruhi kadar insulin dalam tubuh manusia.
Namun, meskipun fruktosa tidak langsung meningkatkan gula darah, fruktosa mungkin memiliki lebih banyak efek negatif jangka panjang. Pasalnya, hati si Kecil harus mengubah fruktosa menjadi glukosa sebelum tubuhnya dapat menggunakannya sebagai energi.
Mengonsumsi fruktosa dalam jumlah besar dengan diet tinggi kalori dapat meningkatkan kadar trigliserida darah. Selain itu, asupan fruktosa yang berlebihan juga dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik dan penyakit hati berlemak nonalkohol.
5. Dampak jangka panjang pada bayi yang perlu diwaspadai
Tak ada yang salah dengan memberikan susu formula pada bayi. Hanya saja, bayi dengan intoleransi fruktosa bawaan berisiko mengalami gagal hati akut jika diberi susu formula tertentu yang mengandung fruktosa.
Dilansir dari laman Emory Medicine Magazine, para dokter berpendapat produsen susu formula bayi harus menghilangkan fruktosa atau sukrosa. Jalan lainnya adala dengan memberi label produk mereka secara eksplisit agar orangtua dapat menghindari pemanis tersebut jika perlu.
Dalam sebuah makalah terbaru di Molecular Genetics and Metabolism, ahli genetika Emory Hong Li, MD, PhD dan Michael Gambello, MD, PhD bersama dengan ahli hepatologi anak dari Children’s Healthcare of Atlanta Miriam Vos, MD dan rekan-rekannya melaporkan empat kasus Hereditary Fructose Intolerance (HFI) atau intoleransi fruktosa bawaan, yang semuanya didiagnosis pada bayi baru lahir. Semuanya mengalami gagal hati akut yang sembuh ketika bayi beralih ke susu formula tanpa fruktosa.
Masalah terkait HFI tidak muncul jika bayi disusui secara eksklusif. Masalah ini biasanya dikenali saat makanan padat yang mengandung fruktosa, seperti buah, diperkenalkan ke dalam pola makan beberapa bulan setelah lahir.
Namun, beberapa susu formula bayi (sering kali berbahan dasar kedelai) mengandung pemanis seperti sirup jagung fruktosa tinggi atau sukrosa yang terbuat dari fruktosa dan glukosa yang digabung menjadi satu. Terkadang, labelnya bahkan hanya mencantumkan gula dan bukan sukrosa. Inilah yang perlu benar-benar Mama waspadai.
Nah, itulah tadi rangkuman tentang perbedaan sukrosa dan fruktosa pada susu formula. Semoga informasi ini bisa membantu Mama dalam memenuhi kebutuhan nutrisi si Kecil di masa tumbuh kembangnya, ya.
Baca juga: