Cek Segera! Bulu-Bulu Halus pada Kulit Bayi Wajar atau Tidak
Apakah lanugo atau bulu-bulu halus di kulit bayi baru rontok dalam beberapa minggu?
25 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jika Mama memerhatikan bayi baru lahir, Mama akan melihat di hampir seluruh tubuhnya tertutupi bulu-bulu halus. Menggemaskan, ya! Eits! Kalau jumlahnya berlebihan itu bukan menggemaskan ya, Ma. Mama perlu waspada jika ini terjadi.
Istilah medis untuk bulu-bulu halus ini adalah lanugo. Penasaran bagaimana bayi-bayi bisa memiliki rambut ini, apakah lanugo bisa hilang, dan apa tandanya bulu-bulu ini bisa menjadi tanda masalah. Berikut ini penjelasan mengenai lanugo pada kulit bayi seperti dirangkum Popmama.com dari beberapa sumber:
Apa Itu Lanugo?
Istilah lanugo berasal dari kata Latin "lana" yang berarti wol. Hampir semua bayi baru lahir memiliki lanugo. Bulu-bulu halus ini berkembang di dalam rahim dan merupakan rambut pertama yang tumbuh dari folikel rambut bayi. Menurut Spesialis Penyakit Dalam Elaine K. Luo, MD pada laman Verywellfamily, lanugo tumbuh sejak janin berusia lima bulan atau mulai usia janin 15 minggu menurut WebMD.
Lanugo berada di puncak pertumbuhannya di usia janin 28 minggu, dan setelah itu akan perlahan rontok antara jelang persalinan hingga beberapa minggu setelah kelahirannya atau bisa lebih lama jika bayi lahir prematur.
Editors' Pick
Fungsi Lanugo
Sama seperti organ dan bagian tubuh lainnya, keberadaan lanugo pasti memiliki fungsi bagi tubuh bayi. Berikut ini beberapa peran penting laguno menurut para peneliti:
1. Melindungi kulit
Selama kehamilan, bayi dikelilingi oleh cairan di kantung ketuban. Paparan cairan ketuban yang konstan memengaruhi suhu kulit dan tubuh.
- Di dalam rahim ada zat bersubstansi lemak berwarna putih bernama vernix caseosa yang membalut janin di trimester akhir. Vernix ini melindungi kulit atau menghalanginya dari air ketuban, dan lanugo menempel pada vernix untuk membantunya tetap menempel di kulitnya.
- Ketika bayi semakin dekat dengan tanggal kelahirannya (40 minggu), bayi akan memiliki lebih sedikit lanugo. Ini otomatis akan mengurangi kerja vernix dan perlindungannya terhadap cairan ketuban pun berkurang. Itulah mengapa bayi yang lahir lewat waktunya cenderung memiliki kulit yang keriput dan mengelupas, efek dari kulit yang ‘tergenang’ air ketuban.
2. Mengatur suhu bayi
Pertumbuhan lanugo dan lapisan lemak vernix diyakini dapat membantu mengatur suhu, menahan panas, dan menjaga bayi tetap hangat di dalam rahim.
3. Merangsang pertumbuhan dan perkembangan
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pergerakan lanugo pada kulit bayi memainkan peran dalam pelepasan hormon yang mengurangi stres dan merangsang pertumbuhan mereka di dalam rahim.
Ciri-ciri Lanugo
Ciri-ciri lanugo pada bayi bisa berbeda-beda. Ada yang terlihat seperti rambut putih atau hitam, tapi seringkali tidak berpigmen atau tidak berwarna. Helaiannya sangat tipis, halus, dan lembut, serta panjang.
Mama akan sering melihatnya di bagian punggung, bahu, lengan, dahi, pipi, dan di mana saja di tubuh bayi kecuali bagian-bagian yang tidak memiliki folikel rambut seperti bibir, telapak tangan, telapak kaki, sisi jari tangan dan kaki, alat kelamin, dan kuku.
Setelah itu, lanugo akan berguguran dan digantikan dengan vellus, bulu halus pada anak dan orang dewasa.
Vellus mirip dengan lanugo, tetapi lebih tipis dan tidak begitu terlihat. Rambut ini akan menutupi tubuh bayi sepanjang masa kanak-kanak. Rambut lanugo dan vellus tidak sama dengan rambut di kepala atau rambut yang berkembang selama masa pubertas.
Ragam Penampilan Lanugo
Tampilan lanugo pada tiap anak berbeda-beda. Faktor pembedanya bisa tergantung pada lamanya kehamilan atau genetika keluarga. Berikut ini penjelasan lengkapnya:
1. Usia
- Bayi prematur. Seperti sudah dijelaskan di atas, lanugo rontok mendekati hari kelahiran bayi. jadi jika bayi lahir lebih awal (sebelum 37 minggu), ia akan lahir dengan lebih banyak lanugo dan itu yang membuatnya lebih lama rontok.
- Bayi cukup bulan. Bayi cukup bulan lahir di minggu ke 37 hingga 42 minggu. Lanugo yang mereka miliki hanya sekitar 30% saja.
- Bayi lahir lewat bulan(overdue atau post-term). Besar kemungkinan bayi lahir tanpa lanugo.
2. Faktor genetik
- Latar belakang keluarga berkulit terang, sehingga lanugo tidak memiliki warna.
- Latar belakang keluarga berkulit gelap, sehingga lanugo cenderung berwarna lebih gelap.
3. Pengobatan
Tidak perlu melakukan sesuatu yang istimewa untuk merawat lanugo pada bayi prematur atau bayi baru lahir. Ikuti saja beberapa tips berikut ini untuk membantu Mama merawat kulit bayi dari lanugo:
- Sabar. Lanugo akan hilang dengan sendirinya. Mandikan dan rawat kulit bayi seperti biasanya.
- Jangan lakukan aksi apapun untuk menghilangkan lanugo dengan paksa,seperti wax atau mencukur. Produk-produk ini tidak aman untuk bayi dan dapat membahayakan mereka.
- Pijat lembut. Pijat kulit dengan sangat lembut menggunakan minyak khusus kulit bayi seperti baby oil agar tidak sampai mengiritasi kulit atau mata bayi. Hindari perawatan ekstrim untuk mencegah kerusakan kulit bayi.
- Bicaralah dengan dokter jika Mama masih merasa khawatir dengan keberadaan lanugo tersebut.
Pertanyaan Umum Tentang Lanugo
Berikut adalah jawaban untuk pertanyaan umum tentang lanugo pada bayi prematur dan bayi baru lahir:
1. Apakah bayi memakan lanugonya?
Lanugo yang rontok jatuh ke dalam cairan ketuban. Bayi memang meminum cairan itu bersama dengan apa pun yang mengambang di dalamnya. Jadi secara teknis, ya, bayi memakan lanugo mereka, yang kemudian akan dicerna menjadi kotoran pertama mereka (meconium).
2. Apakah lanugo bisa tumbuh kembali?
Tidak, lanugo tidak akan tumbuh kembali. Namun Mama perlu memerhatikan ini: Perkembangan lanugo setelah periode bayi baru lahir dapat menjadi tanda kondisi medis si Bayi. Di antaranya:
- Malnutrisi Ekstrim. Lanugo dapat mengindikasikan gizi buruk —biasanya sampai pada titik kelaparan. Keadaan ini mungkin disebabkan oleh gangguan makan seperti anoreksia atau kondisi lain yang menyebabkan penurunan berat badan yang parah. Lanugo berkembang ketika seseorang tidak memiliki cukup lemak tubuh untuk menjaganya tetap hangat. Lapisan rambut yang lembut dan halus melindungi serta mengisolasi tubuh. Setelah status gizi bayi membaik, lanugo harus hilang.
- Masalah kesehatan. Penelitian telah menunjukkan bahwa, meskipun jarang, lanugo dapat menjadi tanda kondisi kesehatan tertentu, termasuk kanker, gangguan endokrin, atau gangguan metabolisme.
- Hipertrikosis Lanuginosa. Kelainan genetik langka ini menyebabkan pertumbuhan rambut lanugo yang berlebihan. Gangguan langka ini disebut Wolfman atau Werewolf Syndrome. Gangguan ini kadang-kadang disebabkan oleh kondisi kesehatan, gangguan makan, atau efek samping dari obat.
Yang perlu Mama pahami adalah lanugo merupakan bagian alami dari perkembangan janin. Dan jika lanugo bayi bertahan lebih dari beberapa bulan atau jika lanugo tumbuh di usia anak yang lebih tua, remaja, atau dewasa, segera periksakan ke dokter anak.
Nah, itulah beberapa informasi mengenai bulu-bulu halus pada kulit bayi. Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
- Mengenal Lanugo, Rambut Tipis yang Menutupi Tubuh Bayi Baru Lahir
- 5 Cara Merawat Kulit Bayi yang Super Kering
- Kulit Bayi Baru Lahir Mengelupas, Wajarkah?