Perlu Tahu! Seluk Beluk Fototerapi, Perawatan untuk Bayi Kuning
Ketahui lebih jauh tentang perawatan fototerapi, salah satu cara penanganan bayi kuning
15 Desember 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Fototerapi atau terapi dengan menggunakan sinar ultraviolet, merupakan perawatan paling umum yang digunakan untuk menurunkan kadar bilirubin yang tinggi pada newborn yang mengalami jaundice atau bayi kuning.
Jaundice adalah keadaan di mana bayi lahir terlihat kuning pada kulit dan bagian putih mata (sklera). Kuning pada bayi biasanya dapat muncul sekitar hari ketiga setelah kelahiran dan menghilang pada saat bayi berusia dua minggu.
Bayi yang lahir prematur diketahui lebih rentan mengalami kondisi ini.
Warna kuning pada kulit bayi akan lebih sulit dikenali pada bayi dengan kulit lebih gelap. Namun Mama tetap bisa mengenali kuning pada bayi di beberapa bagian pada tubuhnya, misalnya di bagian putih mata, di dalam mulut, juga di telapak tangan dan kakinya. Bayi juga kerap mengantuk, sering menangis, lemas, urine berwarna kuning gelap, dan tinja yang berwarna pucat (seharusnya berwarna kekuningan).
Baca Juga: 13 Fakta Kuning pada Bayi Baru Lahir
Editors' Pick
Kenapa Bayi Kuning Perlu Fototerapi?
Bayi kuning disebabkan oleh organ hati bayi yang belum mampu menyingkirkan kelebihan bilirubin dengan baik. Bilirubin adalah pigmen kuning yang ada dalam darah dan tinja pada setiap orang.
Bayi kuning ini tidak bisa dianggap remeh, karena jika tidak segera diobati dapat berisiko mengancam jiwa bayi.
Selain karena hal di atas, bayi kuning juga dapat terjadi karena adanya masalah pada fungsi hati bayi, gangguan sel darah, adanya ketidakcocokkan jenis darah antara mama dan bayi, serta adanya infeksi.
Prosedur Fototerapi
Pada perawatan fototerapi, bayi akan dibaringkan dalam boks bayi atau inkubator yang diberi sinar lampu ultraviolet. Sinar ultraviolet ini akan diserap oleh kulit bayi. Selama proses ini, bilirubin di tubuh bayi akan diubah menjadi bentuk lain yang bisa lebih mudah diekskresikan dalam tinja dan air kencing.
Bayi kuning perlu tetap berada di bawah sinar fototerapi selama beberapa hari sampai kadar bilirubinnya menurun hingga batas yang direkomendasikan. Tak perlu khawatir, fototerapi ini tergolong aman dan tidak merusak kulit bayi kok, Ma.
Berikut 2 jenis fototerapi yang perlu Mama ketahui:
- Fototerapi konvensional. Perawatan fototerapi di mana bayi Mama diletakkan di bawah lampu halogen atau lampu neon ultraviolet, agar sinar dapat diserap tubuh melalui kulit. Mata bayi ditutup untuk melindungi lapisan saraf mata dari paparan sinar ultraviolet.
- Fototerapi serat optik. Yakni perawatan fototerapi di mana terdapat kabel serat optik pada selimut yang digunakan bayi untuk menutup tubuhnya. Paparan sinar disalurkan melalui kabel tersebut ke bagian punggung bayi. Perawatan ini umumnya digunakan pada bayi prematur.
Kedua jenis fototerapi tersebut memiliki tujuan yang sama, yakni membuat kulit bayi mendapat paparan sinar sebanyak mungkin. Setiap treatment akan dilakukan selama 3-4 jam sekali dan istirahat selama 30 menit.
Yang perlu diperhatikan pada prosedur fototerapi:
- Bayi tidak mengenakan pakaian kecuali popok, sehingga memungkinkan sebanyak mungkin kulit tubuhnya dapat terkena sinar,
- Mata bayi ditutup dengan untuk melindungi lapisan saraf di bagian belakang mata (retina) dari cahaya terang,
- Mama tetap dapat menyusui sesuai jadwal yang dianjurkan,
- Tingkat bilirubin diukur paling sedikit sekali sehari,
- Prosedur ini akan berlangsung selama beberapa hari.
Risiko yang mungkin dapat terjadi selama beberapa hari treatment:
- Ruam pada kulit,
- Jika mata tidak terlindungi dengan baik, lapisan saraf di bagian belakang mata (retina) bisa rusak,
- Dehidrasi, jika bayi tidak mendapat cairan yang cukup saat menyusui,
- Sulit menjaga suhu tubuh bayi dengan tepat.
Jika bayi Mama dirawat di rumah karena penyakit kuning, penting bagi Mama untuk memahami bagaimana cara menurunkan bilirubin selain fototerapi di rumah sakit. Jangan segan untuk berkonsultasi mengenai perawatan ini pada petugas kesehatan.
Semangat ya, Ma!