5 Jenis Pemeriksaan Penting yang Perlu Dilakukan pada Bayi Baru Lahir
Kenali manfaat 5 tes yang dilakukan saat skrining pada bayi baru lahir
1 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tak lama setelah bayi lahir, petugas kesehatan akan melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan bayi baru lahir.
Tujuan utama pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi kemungkinan adanya gangguan sejak awal kelahiran. Jadi, apabila nanti ditemukan gangguan atau kelainan, bayi dapat ditangani sedini mungkin.
Ini segala hal yang harus Mama ketahui tentang skrining bayi baru lahir.
Editors' Pick
Prosedur Skrining
Untuk melakukan skrining, biasanya tumit bayi akan ditusuk untuk mengumpulkan sampel darah. Mama atau Papa akan diminta untuk turut serta menyaksikan prosedur ini.
Menurut studi, menghibur bayi selama proses pengambilan darah, membuat bayi tenang dan tidak akan menangis.
Setelah darah diambil, petugas kesehatan akan menaruh tetesan darah tadi ke kartu kertas filter untuk membuat beberapa “titik darah kering.” Kartu skrining tersebut kemudian akan dikirim ke laboratorium untuk dianalisis.
Jika hasil pemeriksaan negatif, maka kemungkinan besar bayi Mama tidak menderita penyakit. Namun, bila hasil pemeriksaan adalah positif, pihak rumah sakit akan melakukan pemeriksaan selanjutnya dengan sebelumnya memberitahu Mama tentang langkah apa yang harus dilakukan.
Tes skrining bisa dilakukan di rumah sakit tempat bayi dilahirkan atau di laboratorium yang menyediakan skrining bayi baru lahir.
Jenis Pemeriksaan Bayi Baru Lahir
Serangkaian tes akan dilakukan oleh dokter guna mengetahui kesehatan Si Bayi. Beberapa diantaranya adalah:
- Apgar
Tes apgar ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pada satu menit pertama dan lima menit pertama setelah bayi lahir. Tes ini merupakan serangkaian pemeriksaan yang dilakukan untuk menilai kemampuan bayi baru lahir dalam beradaptasi terhadap kehidupan di luar rahim.
Apgar merupakan singkatan dari kelima tes yang dilakukan, yaitu appearance (warna kulit), pulse (frekuensi denyut jantung), grimance (pernapasan), activity (aktif atau tidaknya tonus otot), dan reflex (reaksi terhadap rangsangan).
- Tes pendengaran
Tes ini biasanya akan berlangsung selama 10 menit dan terdiri atas dua jenistes, yaitu Otoacoustic Emissions (OAEs) dan Auditory Brainstem Response (ABR).
- Penyakit kuning
Tes ini dilakukan untuk mengetahui berapa kadar bilirubin pada bayi, melalui tes darah atau menggunakan light meter yang bisa mendeteksi tingkat billirubin melalui kulit.
- Hipotiroid congenital
Skrining ini dapat mendeteksi kemungkinan terjadinya hipotiroid congenital dimana penderitanya mengalami gangguan pertumbuhan atau keterbelakangan mental.
Skrining ini paling baik dilakukan saat bayi berumur 48-72 jam.
Dikutip dari Depkes.go.id, Dr. Budihardja, DTM&H, MPH, mengatakan bahwa kondisi hipotiroid kongenital baru dapat dikenali setelah timbul gejala khas dan sudah terjadi dampak permanen yang baru akan terlihat setelah anak berumur kurang lebih 1 tahun.
- Oximetri pulse
Tes ini dilakukan untuk mengecek kadar oksigen dalam darah bayi. Jika kadar oksigen dalam darah rendah atau fluktuatif, kemungkinan hal tersebut merupakan tanda adanya Critical Congenital Heart Defect (CCHD) atau penyakit jantung bawaan kritis.
Penyakit jantung bawaan biasanya terjadi tanpa gejala, namun jika tidak segera dilakukan pengobatan atau tindakan, bisa menyebabkan kematian pada bayi.
Selain beberapa tes di atas, masih ada banyak skrining kesehatan lainnya yang bisa dilakukan pada bayi baru lahir. Untuk lebih jelasnya, Mama bisa berkonsultasi dengan dokter anak si Kecil.
Karena, skrining ini penting banget, jangan diabaikan ya, Ma!