Kenali Masalah Tounge-tie, Kelainan yang Membuat Bayi Sulit Menyusu
Tongue-tie merupakan suatu kelainan bawaan pada organ mulut. Apa akibatnya buat bayi mama?
5 September 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ankyloglossia atau kerap disebut tounge-tie, merupakan kelainan pada organ mulut yang menyebabkan terbatasnya pergerakan lidah dan mulut. Umumnya kelainan ini menimpa bayi baru lahir, khususnya pada bayi laki-laki.
Tongue-tie sering "dituduh" sebagai penyebab bayi sulit menyusu.
Mengapa hal ini bisa terjadi?
Penyebab Tongue-tie
Pada kondisi normal, selaput lingual frenulum yang terletak di sisi bawah lidah terhubung dengan bagian dasar mulut. Namun pada tongue-tie, bentuk lingual frenulum lebih pendek dan melekat pada sisi bawah ujung lidah dan dasar mulut, sehingga penderitanya tidak bisa menjulurkan lidah keluar dengan baik.
Hingga saat ini belum diketahui pasti apa yang menjadi penyebab kondisi ini. Namun pada beberapa kasus, tongue-tie bisa berkaitan dengan faktor genetik yang menurun di keluarga.
Editors' Pick
Tanda Anak Mengalami Tongue Tie
Lalu bagaimana mengenali apakah bayi mengalami tongue-tie atau tidak? Berikut tandanya:
- Kesulitan mengeluarkan lidah melewati gigi depan bagian bawah.
- Kesulitan mengangkat lidah hingga menyentuh gigi bagian atas.
- Kesulitan menggerakkan lidah dari sisi satu ke sisi lainnya.
- Kemungkinan lidah bayi berbentuk hati atau seperti terdapat lekukan di ujung lidahnya.
Untuk memastikan apakah bayi menderita tongue-tie atau tidak, dokter akan melakukan pemeriksaan baik pada mama maupun bayi.
Dokter akan menanyakan pada mama apakah merasa kesulitan saat menyusui, memberi makan anak, apakah anak mengalami keterbatasan pergerakan lidah, dan apakah anak mengeluarkan suara yang berbeda saat berbicara?
Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi untuk mengetahui seberapa baik lidah mampu bergerak atau bekerja berdasarkan beberapa acuan penilaian.
Komplikasi Tongue-tie
Dikutip dari Mayoclinic, beberapa komplikasi dapat dialami oleh bayi dengan tongue-tie, seperti:
- Gangguan menyusu. Bayi akan kesulitan mengisap susu yang kemudian akan berdampak kepada berkurangnya asupan nutrisi yang didapatkan. Dan kurangnya asupan nutrisi pada tubuh, akan menghambat perkembangan sang bayi.
- Gangguan menelan atau mengunyah jenis makanan tertentu pada bayi yang lebih besar.
- Gangguan pada perkembangan organ mulut. Kondisi ini berisiko menyebabkan kebersihan mulut yang buruk akibat sulitnya membersihkan kotoran di dalam mulut. Hal ini mengakibatkan kerusakan gigi dan gingivitis. Selain itu, kemungkinan nantinya anak akan sulit menggunakan alat musik tiup.
- Gangguan kemampuan berbicara. Gangguan kemampuan bicara pada anak yang memiliki tongue-tie yaitu beberapa suara yang dihasilkan saat berbicara akan berbeda. Anak akan kesulitan melafalkan huruf-huruf ‘d’, ‘r’, ‘s’, ‘t’, ‘z’, dan ‘th’. Kondisi ini biasa dinamakan dengan cadel.
Selain pada bayi, tongue-tie pada bayi turut berpengaruh pada Mama, yaitu merasa sakit pada puting payudara saat menyusui.
Pengobatan Tongue-tie
Bagaimana penanganan tongue-tie, sampai saat ini masih menjadi perdebatan diantara para ahli. Sebagian ahli merekomendasikan orangtua untuk menunggu si Kecil lebih besar dengan harapan lingual frenulum dapat merenggang dengan sendirinya. Sedangkan sebagian ahli lain berpendapat untuk segera dilakukan tindakan medis, khususnya pada bayi baru lahir, untuk menghindari beragam masalah yang berkelanjutan.
Tindakan medis yang umumnya dilakukan untuk menangani tounge-tie adalah:
- Frenotomy. Pada prosedur fretonomy, dilakukan pembelahan pada lingual frenulum agar sisi bawah lidah tidak terlalu menempel dengan dasar mulut. Tindakan ini dilakukan agar lidah dapat bergerak dengan lebih leluasa. Prosedur ini berlangsung cepat dan umumnya tidak terjadi pendarahan besar. Hal ini karena tidak adanya pembuluh darah atau ujung saraf pada lingual frenulum. Bahkan, biasanya bayi dapat langsung menyusu setelah prosedur dilakukan.
- Frenuloplasty. Prosedur ini dilakukan pada lingual frenulum yang lebih tebal atau pada kasus yang lebih rumit sehingga tidak memungkinkan untuk ditangani dengan prosedur frenotomy. Pada prosedur ini, lingua frenulum dilepaskan, lalu luka ditutup dengan jahitan yang akan menyatu ke dalam bekas luka seiring proses penyembuhan. Bayi mungkin akan memerlukan terapi paskaoperasi untuk melatih pergerakan lidah.
Karena itu, ketika Mama mendapati bayi mengalami gejala di atas, segeralah berkonsultasi dengan dokter anak si Kecil untuk mendapatkan penanganan yang tepat.