dr. Reisa Beberkan Alasan Melakukan Sunat Bayi pada Anak Keduanya
Kira-kira apa alasan dari dokter Reisa ya, Ma?
30 April 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Reisa Broto Asmoro atau akrab disapa dokter Reisa ini memutuskan untuk melakukan sunat bayi untuk anak keduanya yang bernama R. Satriyo Daniswara Brotoasmoro.
Si Kecil yang diberi panggilan Yoda ini sudah melakukan sunat sewaktu bayi atas dasar pertimbangan dari kedua orangtuanya.
Banyaknya orangtua yang melakukan sunat sebagai pembuangan kulup atau kulit yang menutupi ujung penis, umumnya didasari oleh faktor agama, tradisi atau mementingkan kesehatan.
Dalam segi medis, sunat memang dianggap memiliki beragam manfaat positif yang bisa membantu kesehatan anak laki-laki.
Jika Mama yang ingin mengetahui cerita dan keputusan dari dokter Reisa untuk menyunat jagoan kecilnya di usia bayi, kali ini Popmama.com telah merangkumnya.
Semoga cerita dari dokter Reisa ini bisa memberikan inspirasi tersendiri ya, Ma!
Editors' Pick
1. Alasan terbesar dokter Reisa melakukan sunat bayi untuk anak laki-lakinya
Mungkin sudah banyak yang mengetahui bahwa sunat pada bayi laki-laki yang baru lahir memang memungkinkan untuk dilakukan. Hanya saja perlu memerhatikan prosedurnya sebelum mengambil keputusan untuk menyunat si Kecil.
Begitu juga dengan dokter Reisa, sebelum memutuskan untuk menyunat jagoan kecilnya sewaktu bayi tentu ada diskusi bersama pasangan. Ia dan sang Suami saling berdiskusi ketika sudah mengetahui kalau anak keduanya berjenis kelamin laki-laki.
Dokter Reisa memutuskan untuk melakukan sunat bayi karena berbagai pertimbangan, salah satu pertimbangan yang terbesar yaitu sebagai perlindungan kesehatan agar tidak terserang berbagai penyakit pada si Kecil.
“Pertimbangannya ada beragam. Salah satu alasan melakukan sunat saat bayi yaitu menyadari bahwa cukup banyak penyakit. Salah satu yang sering menyerang anak bayi diakibatkan oleh infeksi pada kelamin. Jika sudah terjadi infeksi berulang tentu ini sangat mengkhawatirkan, sehingga harus segera melakukan tindakan seperti sunat karena sudah terlanjur infeksi,” ucap dokter Reisa saat diwawancarai oleh Popmama.com.
Hal itulah yang menjadi salah satu pertimbangan untuk dokter Reisa. Dirinya sangat menghindari penyakit-penyakit yang bisa timbul pada anak laki-laki.
“Ujung-ujungnya toh nanti akan disunat juga, sehingga dulu berpikir kenapa nggak waktu bayi saja. Apalagi saat sunat bayi, anaknya juga tidak akan ingat dan merasakan sakit. Penyembuhan pasca sunat pun lebih cepat karena hanya sehari abis itu sudah bisa normal lagi,” tambahnya.
2. Dokter Reisa menyarankan saat melakukan sunat bayi, anak harus dalam keadaan sehat
Saat Yoda berusia kurang lebih satu bulan, dokter Reisa melakukan sunat bayi pada anak keduanya tersebut.
“Sebenarnya saat baru lahir pun bayi laki-laki bisa disunat. Asalkan mengetahui prosedur sekaligus penanganan dokter yang terbaik,” tutur dokter Reisa.
Saat itu putra kecil dokter Reisa melakukan sunat bayi dengan menggunakan operasi manual. Hal ini dikarenakan usia bayi hanya baru bisa melakukan operasi tersebut, bukan menggunakan laser.
Dokter Reisa menyarankan ketika ingin menyunat anak laki-laki sewaktu bayi, ada baiknya dilakukan ketika si Kecil dalam keadaan sehat karena sangat berpengaruh ketika dirinya sedang sakit.
Baca juga:
3. Beberapa saran dari Dokter Reisa sebelum melakukan sunat pada bayi
Sunat saat bayi memang banyak dilakukan oleh orangtua sebagai bentuk perawatan, khususnya untuk kebersihan dan kesehatan alat kelamin anak. Namun, pasca sunat kesehatan anak laki-laki juga perlu diperhatikan agar tetap bersih.
“Pasca sunat, kebersihan tetap harus menjadi priotitas. Setiap habis buang air harus ganti popok dan usahakan untuk tidak dibiarkan area kemaluan anak dalam keadaan basah. Akan dikasih gel oleh dokter sebagai antibiotik untuk dioleskan,” jelas dokter Reisa.
Mama dua orang anak ini juga menjelaskan kalau Yoda pasca sunat bayi tidak terjadi demam. Dirinya menjelaskan kalau terjadi demam pada anak laki-laki pasca sunat bayi, biasanya akan terjadi bila ada infeksi.
Dokter Reisa menjelaskan kalau putranya tidak menunjukkan gejala seperti demam pasca sunat dan keesokkan harinya, Yoda bisa ceria seperti sebelum saat di sunat.
“Sebelum melakukan sunat bayi, setiap orangtua harus memahami terlebih dahulu risiko dari sunat saat masih bayi. Kemudian, carilah tenaga profesional yang kompeten lalu pastikan juga biayanya cukup. Terakhir harus bisa siap siaga saat dan setelah sunat dilakukan. Ini dikarenakan ketika sedang ASI eksklusif anak akan ingin lebih dekat dengan orangtuanya, apalagi saat harus menahan sakit pasca sunat. Jadi, harus siap-siap nggak tidur dulu selama 24 jam,” begitulah saran dokter Reisa.
Sebagai seorang dokter, ia pun memberikan beberapa tips untuk orangtua yang ingin melakukan sunat bayi apalagi sudah memiliki pengalaman secara langsung. Semoga beberapa tips dan cerita dari dokter Reisa bisa bermanfaat ketika Mama ingin memutuskan melakukan sunat saat bayi ya.
#Millennial Mama of the Month Edisi April 2019 – dr. Reisa Broto Asmoro
Production - Popmama.com
Editor in Chief - Sandra Ratnasari
Fashion & Beauty Editor - Onic Metheany
Asst. Fashion Stylist – Sarrah Ulfah
Reporter – Sarrah Ulfah, FX Dimas Prasetyo
Social Media - Sekar Retno Ayu
Photographer - Michael Andrew
Videographer - Bima Bintoro
Art Designer – Rezty Vernita Sari
Makeup & Hair Do – Linda Kusumadewi
All wadrobeby: Parang Kencana & Hagabel (batik kembar)
All accessories
House of Jealouxy & LaKomple
Baca juga:
- Tidur Sendiri Sejak Bayi, dr. Reisa Buat Kamar Anaknya Seaman Mungkin
- Eksklusif: dr. Reisa Pernah Mengalami Pelecehan Seksual dari Pasiennya
- dr. Reisa Masak Sendiri Usai Anaknya Hampir Meninggal Akibat Diare
- Millennial Mama of the Month Edisi April 2019: dr. Reisa Broto Asmoro