Alat kelamin bayi laki-laki termasuk area yang penting untuk dijaga kebersihannya. Tidak hanya soal kebersihan, namun Mama perlu mengamati apabila ada kelainan yang mungkin saja terjadi pada penis si Kecil.
Kondisi kelainan penis pada bayi laki-laki yang disepelekan atau tidak terdeteksi hingga ia beranjak dewasa justru akan memperburuk kehidupannya di masa depan.
Sebagai orangtua, Mama diharapkan bisa mengenali kondisi kelainan penis pada bayi laki-laki agar bisa dikonsultasikan ke dokter apabila ada hal-hal yang dirasa tidak normal. Ketika sudah berkonsultasi diharapkan bisa membantu untuk merawat dan menjaga kesehatan penis si Kecil lebih baik lagi.
1. Fimosis, kondisi bayi dengan kulup penis yang kecil
Freepik/jcomp
Fimosis adalah kelainan penis pada bayi laki-laki. Jika digambarkan ada perlekatan antara bagian kulit kulup dengan kepala penis, sehingga lubang penis menjadi tertutup. Penyempitan pada ujung kulit depan penis ini tentunya akan menyiksa dan mengganggu kesehatan si Kecil.
Kondisi fimosis yang terjadi pada bayi dikarenakan kelainan bawaan sejak lahir. Namun, bisa juga terjadi akibat kebersihan penis yang tidak terjaga dengan baik.
Beberapa tanda dari fimosis yang harus Mama kenali dan tidak boleh diabaikan begitu saja, seperti:
Kulup tidak bisa ditarik ke bagian belakang, sehingga kepala penis tidak terlihat.
Saat si Kecil ingin pipis, kepala penis akan menggelembung karena urine tertahan di kulit.
Penis akan mengalami bengkak dan si Kecil mulai mengalami demam.
Biasanya urine akan tersisa di balik kulit penis.
Tidak ada nafsu makan atau minum susu.
Fimosis akan menjadi gangguan serius karena akan timbul gejala kemerahan, peradangan pada kepala penis, hingga demam akibat masalah saluran kemih.
2. Hipospadia, kondisi bayi dengan kelainan lubang kencing
Freepik/Freepic.diller
Hipospadia adalah kondisi di mana uretra tidak berada pada posisi yang normal. Uretra sendiri berfungsi sebagai sebuah saluran yang menghubungkan kandung kemih dengan ujung penis. Dalam kondisi normal, lubang uretra terletak tepat di ujung penis untuk mengeluarkan urine.
Perlu Mama ketahui, bayi laki-laki yang mengidap hipospadia biasanya memiliki lubang uretra di bagian bawah penis. Kelainan ini bisa menjadi bawaan yang diderita si Kecil sejak lahir.
Beberapa tanda dari hipospadia yang harus Mama kenali dan tidak boleh diabaikan begitu saja, seperti:
Kulup hanya menutupi bagian atas kepala penis saja.
Penis melengkung ke bawah akibat terjadinya pengencangan jaringan.
Percikan abnormal biasanya akan terjadi saat buang air kecil.
Selain di luar letak lubang uretra yang berbeda dari kondisi normal, beberapa tanda atau gejala di atas perlu diperhatikan.
Editors' Pick
3. Hidrokel, kondisi adanya cairan di dalam skrotum
Freepik/freepic.diller
Hidrokel adalah gangguan yang terjadi pada penis karena terdapat cairan di dalam skrotum (buah zakar). Skrotum termasuk salah satu bagian dari organ pada reproduksi laki-laki yang berbentuk seperti kantong kulit. Letaknya menggantung di bagian bawah penis dan memiliki fungsi sebagai pembungkus testis.
Adanya cairan di dalam skrotum ini bisa terjadi pada satu bagian atau justru keduanya.
Perlu Mama ketahui bahwa penyebab hidrokel pada usia bayi dan laki-laki dewasa akan berbeda. Hidrokel yang terjadi pada bayi laki-laki biasanya karena kelainan perkembangan selama berada di dalam kandungan.
Ketika si Kecil masih ada di dalam kandungan, testis janin yang awalnya secara normal berada di perut akan turun ke dalam skrotum. Kondisi ini terjadi melalui celah di antara rongga perut dan skrotum.
Beberapa tanda dari hidrokel pada bayi yang tidak boleh diabaikan, antara lain:
Adanya pembengkakan pada salah satu atau kedua sisi skrotum.
Skrotum akan terasa lunak ketika diraba karena seperti berisi air.
Pembengkakan bisa terjadi sewaktu-waktu, namun akan mengempis.
Kondisi kelainan penis pada bayi laki-laki ini akan terjadi pada saat si Kecil lahir hingga usia 12 bulan. Mama tetap perlu berkonsultasi dengan dokter, sehingga bisa memastikan kondisi kesehatan penis si Kecil.
4. Mikropenis, kondisi penis bayi yang kecil
Freepik/Shangarey
Mikropenis termasuk salah satu kelainan yang sering terjadi di dunia medis, bahkan pada usia bayi. Bayi laki-laki yang didiagnosis mengalami mikropenis, yakni saat panjang penisnya kurang dari 1,9 cm.
Walau setiap bayi memiliki ukuran yang berbeda, namun perlu Mama ketahui bahwa rata-rata penis bayi laki-laki yang baru lahir memiliki panjang 2,5 cm.
Mikropenis ini bisa terjadi ketika bayi memiliki berat badan berlebih, sehingga ukuran penis terlihat lebih pendek atau kecil.
Mengingat ukuran penis seringkali menjadi hal yang dianggap penting bagi laki-laki. Apalagi ukuran dan panjang penis seolah menjadi faktor yang memengaruhi kepuasan selama melakukan aktivitas seksual, maka kondisi kelainan penis pada si Kecil perlu diperhatikan.
Tidak ada salahnya untuk melakukan pemeriksaan medis untuk mengoreksi ukuran penis si Kecil.
5. Hermaphrodit atau interseks, kondisi bayi yang lahir dengan dua alat kelamin
Pixabay/woodypino
Kelainan hermaphrodit atau interseks terjadi sebanyak dua persen manusia yang terlahir ke dunia. Kondisi ini tentu membuat orangtua bingung karena si Kecil lahir dengan dua alat kelamin.
Kondisi interseks membuat alat kelamin si Kecil tidak dapat dikategorikan sebagai laki-laki atau perempuan. Salah satu faktor terbesar terjadinya gangguan kesehatan ini adalah karena pengaruh hormon.
Salah satunya saat berada di dalam kandungan, janin memiliki tingkat hormon tertentu yang tidak biasa atau kemampuan yang abnormal untuk menanggapi perkembangan hormon.
Penanganan kondisi bawaan lahir dengan dua alat kelamin ini dapat diperbaiki dengan melakukan pembedahan. Dari prosedur yang sudah seringkali dilakukan, pembedahan didasari oleh penampilan alat kelamin eksternal. Jadi, tidak didasari kromosom jenis kelamin pada gen dalam tubuh si Kecil.
6. Undesensus testis, kondisi testis terlambat turun
Freepik/Yanalya
Undesensus testis (undescended testis atau UDT) adalah kondisi di mana testis pada bayi laki-laki tidak turun secara sempurna. Dalam kondisi normal, seharusnya penis akan turun ke dalam kantong skrotum (buah zakar).
Perlu Mama ketahui bahwa testis bayi laki-laki secara normal akan turun di usia sekitar 3-8 bulan. Namun, apabila terjadi keterlambatan dan tidak kunjung turun sebaiknya langsung berkonsultasi dengan dokter anak.
Berdasarkan penelitian, kasus UDT ini sering dialami oleh 30 persen bayi laki-laki yang lahir prematur. Sementara itu, juga ada kasus sekitar lima persen pada bayi laki-laki yang lahir cukup bulan.
UDT yang termasuk kelainan penis pada bayi laki-laki ini tidak boleh disepelekan ya, Ma.
7. Hernia, gangguan kesehatan yang terjadi pada bayi laki-laki
Freepik/Yanalya
Hernia menjadi salah satu kondisi yang seringkali terjadi pada bayi. Hampir 90 persen kasus hernia terjadi pada bayi laki-laki, bahkan orangtuanya baru mengetahui saat sedang memandikan si Kecil.
Hernia adalah turunnya sebagian usus yang menjulur dari rongga perut bawah menuju ke arah sekitar alat kelamin si Kecil. Secara umum, kondisi ini terjadi akibat lemahnya selaput atau ligamen di antara perut bawah serta alat kelamin.
Kondisi ini tidak boleh disepelekan karena usus yang turun tersebut bisa mendesak bagian alat kelamin si Kecil, sehingga meningkatkan risiko terjepit.
Untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini, segera konsultasi ke dokter untuk mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan. Operasi sering sekali dijadikan langkah yang dipilih untuk mengembalikan posisi usus yang masuk ke arah skrotum (buah zakar).
Nah, demikianlah informasi mengenai berbagai kelainan penis pada bayi laki-laki yang tidak boleh disepelekan. Semoga informasi dari Popmama.com mengenai kelainan penis ini bisa menjadi pengetahuan baru untuk menjaga kesehatan si Kecil ya, Ma.